Bagian.12 Shadow

413 32 12
                                    

Udara malam hadir begitu saja membuat hembusan sepenuhnya di kulit mulus shania, dia lalu mengeratkan selimut yang telah tersisih ada di tepi tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara malam hadir begitu saja membuat hembusan sepenuhnya di kulit mulus shania, dia lalu mengeratkan selimut yang telah tersisih ada di tepi tempat tidurnya. Matanya masih saja belum terpejam..namun hanya sembab disana.

Shania menggetarkan tubuhnya...menangis begitu menjadi jadi, sedih khawatir yang begitu dalam. Membuat hatinya begitu menyesal kembali, dia berfikir ini adalah salahnya..ketika orang yang dia cintai akan mengalami hal ini.

Beby masih belum ada kabar, entah dia ada dimana bahkan kepolisian masih nihil mendapat petunjuk hilangnya seoarang beby.

Malam perih memang selalu berhasil menyayat hati shania, mengingat bayangan dirinya tersenyum bahagia dengan beby di meja makan. Dan melihat posisi payung ditempatnya kering, berbeda saat pertama pertemuannya setelah perpisahan mereka.

Hatinya sakit, dia merasa dirinya gagal.

Beby selalu menjaganya..selalu membuat harinya bahagia. Beby yang juga selalu membuat dia tersenyum.

Wajah di bayangan shania ini masih sama ketika beby tersenyum manis menggendong tubuh shania. Ketika anak anak lain menjahilinya dengan menjatuhkan tubuh shania kecil yang memang cukup pendiam dan begitu dingin tak banyak omong.

Dia tersenyum pula setelah shania mendapatkan tubuh shania, beby cukup kuat dan bertenaga.

Senyum beby merekah kembali, melihat shania kaget. Shania dan dirinya masih berada di ingatan, ketika beby kecil terjatuh penuh luka dengan sepeda kayuh yang sudah jatuh di parit kecil buangan air ketika hujan mengguyur ..Ini terjadi ketika di pertigaan gang sempit beby hampir saja menabrak tubuh shania.

Dengan kagetnya juga beby mengarahkan sepedanya kearah lain agar tidak menabrak sahabatnya sendiri.  Beby kecil hanya terpincang kearah shania, lalu memberikan tangannya kearah shania yang sudah berjongkok karena kaget.

Beby mengajak shania berdiri, lalu memberi sapu tangannya. Tanpa memperdulikan lukanya sendiri, dia mengkhawatirkan shania.

Namun setelah menginjak masa SMA beby dan shania mereka tidak berubah, shania dengan dingin cuek..dan beby ceria dan suara brisiknya.

Lalu shania memejamkan matanya mencoba memikirkan apa yang ia rasakan, dia membiarkan angin hadir dari jendela kamarnya. Membuat dirinya kedinginan.

Cklekk...

Pria muda dengan jaket hitam sepatu snekers, rambut tertata rapi untuk ukurannya. Dia mendekat kearah shania, menutup pintu itu lalu menunduk melihat kondisi shania.

Dia menarik nafas panjang melihat jendela terbuka lebar, lalu menutupnya sambil melihat gelap dan beberapa cahaya gedung dari kamar yang terletak di lantai 25 ini.

Shania berada di apartemen bersama keluarga barunya, meski belum ada pernikahan untuk mamanya.

Shania lalu merubah posisinya menjadi duduk perlahan mengahapus air matanya.

Bird (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang