Chapitre 6

299 12 0
                                    

 "Kenapa buru-buru?"tanya Jeihan saat Andrea tengah membereskan catatannya terburu-buru

"Aku mau ketemu dengan Andre. Dia pasti udah nunggu lama aku."

"Where gonna you go?"

Andrea menoleh sebentar pada Jeihan setelah bergegas pergi,"pantai."

"Oh my God."Jeihan seolah tak percaya dengan itu,"kalian ngedate dan dia betul-betul tahu kemana tempat yang romantis. Andai Glenn sama seperti dia."

"Kalau dia tidak mengajakmu. Kenapa tidak kamu memberi ide untuk pergi ke pantai bersamanya."

"Oke."Jeihan pun setuju,"I'm gonna do that."

Ternyata benar, Andre sudah menunggu di parkiran dan langsung menyapaku dengan senyum sambil membukakan pintu untukku agar segera masuk ke dalam.

"Siapa yang baru saja ada di mobil ini?"tanya Andrea setelah Andre duduk di kemudinya sempat melihat ada sebuah pakaian wanita di belakang mobil.

"Oh itu."Andre seolah berpikir sambil menyetir mobil dengan cepat keluar kampus hingga menembus jalanan, membuat wanita itu menatapnya curiga.

"Apakah kamu sedang berhubungan dengan wanita lain?"

Andre justru tertawa mendengar pertanyaan kekasihnya.

"Aku tidak mungkin berpacaran dengan wanita tua, Andrea."timpal Andre sambil menyetir dengan satu tangan sementara tangannya yang lain berusaha mengambil pakaian itu tapi agak kesulitan. Dia menunjukkan pakaian dan topi coklat yang memiliki sisi lebar mengelilingi kepala bulat di tengahnya,"ini adalah milik nenekku."

"Maafkan aku."sesal Andrea bersamaan dengan senyum tak menduganya.

"Tidak apa-apa."balas Andre enteng,"aku bisa mengerti."

"Mengerti apa?"

"Kalau kamu sedang cemburu."

"Aku rasa enggak."elak Andrea yang melihat Andre justru tersenyum tawa,"sama sekali enggak ada yang perlu dikhawatirkan bahkan dicemburukan."

"Oke."Andre mengangguk-angguk seolah paham tapi masih tersenyum.

Andrea pun tak bisa mengelak lagi untuk tidak tertawa mengingat tingkahnya tadi. Dengan menggigit bibir, Andrea menahan tawa itu agar tidak ditertawai oleh Andre lagi

"Mengaku sajalah."bujuk Andre yang tersenyum menyengir meliriku menahan ketawa,"jangan tahan tawamu itu."

"Alright."angkat kedua tangan Andrea mengalah lalu menjelaskan,"aku memang tadi berlebihan tapi aku sekarang mengerti kalau kamu tidak ingin mendua walau aku tahu mungkin saja bagimu bercinta dengan wanita lain tapi tidak bagi seorang wanita tua."

"Kita hampir sampai."

Andrea pun langsung mengeluarkan kepalanya ke luar jendela dan melihat pinggir pantai sepanjang perjalanan mobil mereka. Dan Andrea pun melihat kembali Andre sambil memikirkan sesuatu.

"Aku rasa aku bisa lebih cepat menyetir mobil daripada kamu."

Andre pun jengkel mendengar ejekan gadisnya lalu bersiap-siap dengan gear bersamaan dengan tekanan kaki ke pedal gasnya,"ready?"

"Wait."Andrea cepat-cepat menekan tombol pembuka atap mobil dan buru-buru mengeluarkan setengah badanku.

Andrea merentang kedua tangan, merasakan angin menyerbu tubuhnya,"baiklah. Lakukan sekarang."ia bersiap-siap merasakan sensasi angin yang serasa terbang.

"Aku masih meragukan kamu dalam menyetir."

Andrea sedikit tersentak akibat Andre yang terpancing dengan sindirannya lalu Andrea tersenyum tawa penuh kelepasan merasakan kebebasan angin bersamanya yang menari-nari di sekitar leherku sehingga menyingkap rambutku ke belakang. Kedua telapak tanganku merasakan pas bagaimana sejuk angin ini dan aku merasa lebih... bebas.

Andre & AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang