Chapitre 12

606 11 0
                                    

Halo semuanya, sepertinya cerita ini sudah lama enggak di update. Aku bakal balik sering-sering lagi update cerita ini.

Aku juga mau kalian baca cerita aku yang lain, yaitu Lauren.

Yakin banget kalian bakal suka sama gadis ini, udah rame, ajaib lagi. Terus kisahnya lengkap habis deh dari yang lucu sampai nge haruin. Ayo check aja ke akun aku.


Kalau gitu, kita langsung baca aja yuk cerita Andre & Andrea ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau gitu, kita langsung baca aja yuk cerita Andre & Andrea ini. 


Andrea terbangun dari tidurnya, berusaha menyesuaikan cahaya terang menembus tirai jendela menerpa wajahnya dan mendapati Andre sudah tidak ada disitu lagi. Kemana dia.

Kedua kakinya lalu turun dan menyentuh karpet lantai, menelusuri rumah dan mencari Andre hingga dapur karena ia bisa mencium aroma langsung dari masakannya yang membuat ia segera mengikuti sumber wangi itu.

"Pagi." Andrea langsung mendekap tubuh Andre dari belakang, tersenyum tengah mencium bau tubuhnya yang memabukkan Andrea untuk tetap menyenderkan kepalanya di punggung bidang pria itu.

Andre tersenyum, melihat Andrea melewati bahunya ditengah ia menyiapkan sarapan pagi untuk wanita itu.

"Sarapan siap."

Tubuh Andre memutar sehingga Andrea terpaksa melepaskannya, bibirnya mengerucut karena dia mengabaikan wanita itu sedang asyik memeluknya.

"Makanlah."suruhnya setelah kami duduk bersampingan di hadapan meja.

Andre menyadari ketertutupan mulutnya Andrea sehingga dia menyodorkan sebuah roti panggang dan mengisyaratkan kekasihnya membuka mulut agar bisa disuapi.

Senyum Andrea mengembang secara mendadak dan membuka mulutnya, menyambut roti panggang itu tapi Andre justru mempermainkannya seperti anak kecil, kembali menarik roti itu lalu memakannya sendiri.

Wajah Andrea menoleh ke arah lain, merajuk karena sejak tadi dicandain oleh Andre.

"Minum dulu, Andrea baru makan." Andre merangkul bahu Andrea lalu menyodorkan coklat panas itu pelan-pelan ke bibirnya, "hembus dulu, jangan langsung minum. Masih panas."

Andrea tersenyum lagi, melihat Andre begitu lembut dan ia menyesap perlahan coklat hangatnya, "mau roti." pinta Andrea dan langsung diangguki oleh Andre.

"Ini, sayang." hati Andrea begitu menghangat di pagi hari ini karena Andre sungguh tahu bagaimana memperlakukannya.

Wajahnya bersemu merah tengah makan roti itu, tersenyum saat Andre hanya memandanginya saja makan sejak tadi. Rasanya ingin saja Andrea memperpanjang waktu pagi itu, saling berbagi perhatian satu sama lain dan bisa bermanja-manja sepuasnya dengan Andre.

Andre & AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang