Chapitre 14

45 2 0
                                        


Terimakasih sudah mau baca cerita ini lagi karena sudah lama tidak diupdate, saya akan menyelesaikan cerita ini dan semoga para pembaca ingin terus membacanya sampai akhir.

Sebenarnya cerita ini sudah selesai di file saya, tersisa beberapa part lagi akan mengakhiri cerita Andre and Andrea, hanya saja saya masih bergelut dalam pemikiran saya sendiri apakah ending yang cocok untuk cerita ini soalnya Author sudah memikirkan hal terburuk pada mereka :)

Bagian mana yang kalian suka, apakah cerita ini berakhir bahagia atau sedih?

Silahkan berikan komentar.. Terimakasih banyak..

Andrea mengurung diri cukup lama, menghindari kedua orangtuanya semenjak kejadian saat itu. Wajah itu terlihat kusut dan tidak memiliki semangat untuk sekedar tersenyum lagi. Ayahnya, Ergan Gading menghukum anaknya sendiri untuk tidak pernah keluar dari rumah.

Bahkan di hari-hari kuliahnya, ia tidak bisa lagi pergi ke kampus seperti biasanya dikarenakan Mikael akan membatasi pertemanannya. Pengawasan ketat membuat Andrea jengah pada tindakan Mikael. Pria itu terlalu takut untuk membiarkan Andrea tanpa pengawasannya, akan bertemu kembali dengan Andre.

Andrea merenungkan nasibnya kalau saja Mikael benar-benar menikahinya sebelum lulus kuliah.

Nirina membuka pintu perlahan, melihat Andrea hanya diam saja duduk sambil memandang keluar jendela. Puterinya seperti mayat hidup tanpa berisikan jiwa dimana separuh kehidupannya sedang berada di luar sana.

Raga Andrea tengah menikmati sepi di dalam kesakitannya sendiri. Pelayan yang menyusul Nirina, menaruh sebuah tampan sajian untuk makan siang Andrea.

"Andrea, makanlah."

Andrea tidak ingin mendengarkan ibunya lagi. Ia merindukan kasih sayang seorang ibu yang sebenarnya bukanlah tuntutan mengikuti kata orangtua yang egois ingin berada di lingkar kekayaan dan kemewahan maupun harga diri berdasarkan sebuah nama keluarga.

Ia membenci dirinya terlahir dengan nama Gading.

Tidak ada kata lebih besar daripada kekecewaan ini. Ia iri pada kebahagian yang diberikan oleh pasangan Bernard dengan Liana. Bayangkan, mereka justru memberikan kesederhanaan dari kebahagiaan itu.

Kemana kedua orangtua kandungnya yang memahaminya bukan menyiksanya.

Andrea merindukan aroma tubuh Andre kala memeluknya, mengecup keningnya di dalam dekapan hangat itu.

Dimanakah janjimu yang segera menemuiku, Andre ?

Aku sendiri disini.

Nirina menarik langkah mundur dan menutup pintu kamar Andrea kembali dengan rapat. Ia tidak kuat mengunci pintu kamar anaknya sendiri dari luar.

Tiba-tiba, Ergan menggenggam tangan Nirina dan membantu memutar kunci kamar itu agar terkunci rapat.

"Dia akan menyadari kalau perbuatannya salah dan mengakui keputusan kita sudah benar setelah ia bahagia dengan Mikael."

Nirina melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan Ergan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun pada suaminya.

*******

"Aku melihat indahnya bulan di saat malam hari. Dia tampak cemberut ketika aku mengatakan kalau aku memiliki wanita yang lebih cantik dan indah daripadanya."

Aku mendengar seorang membacakan puisi dari pintu.

Jeihan.

Dia datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Andre & AndreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang