Sofia POV
Keesokan harinya
Aku berjalan dari parkiran menuju pintu lobby kantor, aku merasakan pandangan orang-orang kantor yang berpapasan denganku dan ketika aku melihat ke arah mereka, mereka tersenyum.
Aku membalas senyuman mereka. Ketika aku masuk ke lobby dan berjalan ke arah lift aku berpapasan dengan 2 perempuan yang pernah ngomongin aku di toilet.
"Hey mba, apa kabar?" Sapa cewek yang berkaca mata sambil tersenyum ramah.
"Baik" Jawabku. Ini hari apa ya? Orang-orang kenapa mendadak ramah gini, bathinku.
"Mba hebat deh, aku salut sama mba Sofia bisa naklukin musuh saya"
"Musuh kita kelesss" Kata cewek rambut sebahu menimpali.
Aku tertengun lalu mengingat kejadian kemarin.
"Mba emang jago karate ya mba? Pernah bikin orang babak belur? Wah kayanya seru tuh mba klo sampe liat mba bikin Medusa itu babak belur" Kata si kacamata.
Wah tambah ngawur nih kalau aku jawab. Aku hanya tersenyum menimpali mereka.
Ting...
Pintu lift terbuka, aku lalu masuk ke dalam lift setelah tersenyum lagi ke arah mereka.
Mereka membalas dengan lambaian tangan mereka.
Aku menghembuskan nafasku dari mulut. Menunggu lift sampai ke lantai ruanganku.
Ting...
Aku pun melangkah keluar lift dan berjalan ke kubikelku.
Aku melihat Desi dan Rahmah sedang berbicara tanpa menyadari kedatanganku.
"Hi Rahmah hi Desi" Sapaku sambil meletakkan tasku di laci meja.
Rahmah menoleh, "Mbaaaa, aduh aku ga sempat hebohin kejadian kemarin karena seharian sibuk urusin kerjaannya Pak Ronald"
Aku meringis, sumpah, padahal kejadian itu kalau aku ingat-ingat biasa aja, karena aku belum ngeluarin jurus totokin syaraf Karenina biar bisu selamanya.
"Gila Rahmah, elu sih pas si Medusa masuk ruangannya Pak Andru langsung pergi. Coba lu di sini dulu, pasti lu puas liat muka tuh Medusa yang pucat" Desi berkata layaknya penggossip ibu-ibu arisan.
"Tapi gw liat mukanya Medusa merah padam pas keluar lift Des, sambil mencak-mencak gitu. Sopirnya aja sampe kena damprat, gw pikir siapa yang bikin dia kesel tuh hihihihii" Rahmah terkikik.
"Hebat loh mba Sofia, baru kali ini ada yang berani lawan bu Karen" Lanjutnya sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Sekali lagi aku hanya tersenyum, aku bisa jawab apa? Speechless.
Mereka sibuk membicarakan kehebatanku membuat Karenina kesal dan mati kutu, untungnya mereka tidak membicarakan persoalan Toni dan kenapa aku bisa kenal dengan Karenina.
Yah sudahlah. Aku seharusnya bersyukur.
"Gw rasa si Medusa untuk beberapa lama ga akan ke sini lagi ya Des. Bagus deh, ga pusing gw nyari cara buat ngusir dia. Pak Ronald aja sampe kewalahan tiap kali dia datang karena ada aja ulahnya"
"Lain kali klo dia datang, lo gertak aja, mau babak belur lo di hajar mba Sofia? Gw telpon mba Sofia turun nih, pulang ga lo, hahahaha" Desi dan Rahmah tertawa.
Aku ikutan terkekeh mendengar pembicaraan mereka.
Tiba-tiba aiphoneku berdering.
"Iya, halo" Jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Little Guy
RomanceGimana rasanya ditembak oleh teman adiknya sendiri? Aku suka kamu ka Sofia, kaka mau kan jadi pacar aku? Keandru mengungkapkan perasaannya di teras belakang rumah orang tua Sofia, ketika Keandru dan adiknya selesai mengerjakan tugas sekolahnya. Mata...