12. plans

19.9K 1.5K 11
                                    

Sofia POV

Aku termenung di kubikelku sambil mengetuk-ngetukkan pulpenku.

Deringan aiphone mengagetkanku.

"Iya halo"

"Sofia ke ruangan ku" Keandru memintaku ke ruangannya.

"Baik Pak" Jawabku lalu meletakkan gagang aiphone ke tempatnya.

"Pstttt.... Mba Sofia, masa sama pacar manggilnya bapak sih" Kepala Desi tiba-tiba nongol di kubikelku.

Aku terkejut mendengar perkataan Desi.

"Ihhh ga usah kaget gitu kali mba, kita udah pada tau ko klo mba Sofia sama Pak Andru pacaran hihihihii" Desi terkikik.

"Kita merestui hubungan kalian mba, lain hal klo Pak Andru jadian sama si Medusa" Lanjutnya lagi, aku tersenyum.

"Udah sana cepetan temuin pacarnya mba, kasian jangan nunggu lama-lama" Desi mengusirku.

"Haha dasar" Jawabku lalu berjalan ke ruangan Keandru.

Aku mengetuk pintu ruangan Keandru lalu membuka pintunya.

"Iya Pak?" Tanyaku begitu berdiri di depan mejanya. Keandru mendongak sambil tersenyum.

•••

Keandru POV

Aku mendengar suara ketukan pintu dan muncullah wajah kekasihku.

Aku mendongak dan tersenyum ke arahnya. Aku jadi teringat pembicaraan ku dengan Mama semalam.

Flashback on

"Schatz, kamu serius dengan Sofia?"

Kami sedang menyantap makan malam di ruang makan. Aku yang mendengar pertanyaan Mama hampir tersendak kalau aku tidak langsung minum.

Aku menatap Mama dan Papa bergantian, mereka menunggu jawabanku.

"Ehm" Aku membersihkan tenggorokanku.

"Yang Mama Papa lihat bagaimana? Aku serius ga?" Aku malah balik bertanya.

Mama mengelus tanganku, "Schatz, kenapa waktu kemarin Mama minta kamu membawa Sofia ke rumah ini, karena Mama ingin mengenal dirinya, Mama suka Sofia, dia gadis yang baik, dan menurut Mama cocok buat kamu yang pendiam" Mama lalu menoleh ke arah Papa sambil tersenyum.

"Dan kita sudah mengenal Biyan dari kecil, jadi Mama pikir kalau kalian serius kenapa tidak melangkah ke jenjang yang lebih serius" Lanjut Mama.

Aku mengerutkan keningku, "Jenjang yang lebih serius?"

"Usia kamu sudah matang untuk berkeluarga Ndru, dan Mama ingin sekali menimang cucu" Kali ini Papa yang bersuara.

Aku menelan ludahku. Bukannya aku tidak serius dengan Sofia, tapi untuk menikah sekarang, aku tidak memikirkannya dalam waktu dekat ini.

Aku menyuap makananku dan meminum air di gelas, pikiranku melayang. Apakah Sofia akan setuju? Aku jadi takut dan membayangkan penolakan darinya.

"Schatz" Panggil Mama sambil mengelus tanganku lagi.

Aku menoleh. "Aku akan bertanya ke Sofia besok Ma" Kataku.

Kulihat Mama tersenyum.

Flashback off

Aku menelan ludahku, untuk menanyakan sesuatu hal yang penting seperti ini lidahku terasa kelu.

"Pak" Panggil Sofia lembut.

"Kamu sudah makan?" Tanyaku. Sofia tampak bingung. Lalu melirik jam tangannya.

"Kalau makan siang belum Pak, belum saatnya, kalau sarapan udah" Jawabnya, dirinya masih berdiri di depan mejaku.

My Cute Little GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang