8. ikrar

17.3K 1.7K 36
                                    

Sofia POV

Tiap Sabtu dan Minggu pagi adalah jadwal aku latihan Muay thai. Biyan sebagai partner latihanku, tampak kelelahan dan kewalahan akibat menangkis dan terkena tendangan dari luapan emosiku yang disebabkan dari kejadian kemarin.

"Time out, time out" Pinta Biyan.
Aku mengambil handuk dan menyeka keringatku.

"Kamu kenapa sih ka? Dari kemarin kaya banteng ngamuk" Tanya Biyan sambil minum air langsung dari botolnya.

Aku hanya menendang-nendang udara.

"Kaaaa" Panggil Biyan, aku menoleh, lalu menghampiri Biyan duduk sambil merapikan kunciran rambutku.

"Kemarin pas jenguk Keandru, ketemu Karenina, aku ga tau hubungan mereka apa, tapi aku bisa lihat si Karenina kayanya udah akrab sama Kean" Kataku setelah beberapa saat terdiam.

"Karenina? Yang make out sama Toni itu?"

Aku mengangguk.

"Wahhh itu jalangkung apa cewek ya ka, ko bisa ada di mana-mana"

Aku terkekeh mendengar perkataan Biyan.

Lalu kurasakan pundakku ditarik ke arah Biyan dan aku pun sudah berada di pelukan adik manisku.

"Kaka jangan emosi gitu ah, let it go, move on, kan udah ada Andru"

"Ishhhh apaan sih" Aku yang tadinya merasa nyaman di dekapan Biyan pun langsung melepaskan pelukannya.

Biyan tertawa,

"Yang sengsara kan aku ka, liat nih paha sama lenganku merah, kena tendangan kaka" Biyan menunjuk lengan dan pahanya yang memerah.

"Duh kasian adikku, sini sini" Aku menarik Biyan ke pelukanku. Ahhhh kelar meluapkan emosi jadi pengen manja-manjaan.

Kami pun saling berpelukan, kami tidak merasa risih atas tatapan orang yang melihat keakraban kami.

"Maaf ya Bi, kamu jadi sasaran luapan emosiku" Kataku sambil mencium rahangnya.

"No problem pumpkin, asalkan kaka senang aku ikut senang"

Aku mengacak rambut Biyan. Lalu menyeka keringatku lagi.

"Ka, tadi pagi Andru nelpon aku, nanya kenapa ka Sofia ga jawab telponnya"

Aku menggeleng, "Malas jawabnya, nanti aja klo emosiku dah reda, walopun aku sendiri bingung, aku emosi ini ke Karenina atau ke Kean yang diam aja pas aku pamit pulang" Jawabku sambil meremas handukku.

Yep, aku beneran bingung dengan emosiku sendiri, aku mikir-mikir apa PMS, hmmm, nop. Period ku masih lama.

Melihat Karenina yang mengelus lengan Keandru membuatku panas, dan aku pikir Keandru akan mencegahku pulang ketika aku pamit.

Um, wait, wait. Gimana caranya Keandru cegah aku ya? Keandru kan masih terbaring sakit.

Dohhh, see, did childish, again!

Tanpa sadar aku menutup wajahku.

Aku merasakan tangan Biyan menarik tanganku.

"Ka, beneran deh aku serem liat ka Sofia dari kemarin. Moody"

Aku menengadah menatap Biyan, "Cari makan aja yu Bi"

Biyan masih menatapku horror.

Aku bergegas melangkah ke loker meninggalkan Biyan yang masih duduk. Mandi sebentar, mengganti baju dengan kemeja gombrong dan hot pant, mengikat cepol rambutku asal, aku pun keluar dari ruangan loker menuju lobby.

My Cute Little GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang