Maaf ya sedikit, aku lanjutin besok malam lagi, happy reading xoxo
Sofia POV
Jam menunjukkan pukul 10 kurang, aku dan staff yang lain sudah duduk di ruang meeting, aku melihat Keandru masuk ke ruangan meeting tak lama kemudian.
Aku baru menyadari aura wibawanya begitu terpancar dari tubuhnya.Aku menebar pandanganku ke sekeliling ruangan meeting dan sialnya aku mendapati pandangan lapar dan kagum para karyawan wanita yang kebanyakan mungkin usianya di bawah aku.
Hufttt berasa tante-tante girang yang bersaing dengan abg, aku secara tak sadar berdecak dan meruntuk kekonyolanku. Bersaing ya? Aku tidak tau apakah Keandru sudah memiliki kekasih atau belum.
Dan lagi apa dirinya masih ada perasaan suka kepadaku, well, 13 tahun waktu yang cukup lama untuk melupakan seseorang kan? Aku saja dapat dengan mudahnya melupakan Toni.
Aku memfokuskan pandanganku ke arah Keandru yang memulai rapat. Aku mencatat hal-hal yang menurutku penting dan berkaitan dengan kerjaanku.
Sering kali pandangan kami bertemu atau ini hanya perasaanku saja. Aku berusaha menetralkan debaran jantungku yang mendadak berdetak kencang.
Ewww apa yang terjadi pada diriku ini Tuhannnn. Debaran ini berbeda dengan debaran kalau diriku melihat polisi di jalan raya.
Aku membetulkan posisi dudukku yang memang langsung berhadapan dengan Keandru di ujung meja sana. Ingin rasanya aku mentoyor kepalaku karena memikirkan hal yang tidak-tidak.
Be professional Sofia, you should concentrate, bathinku.
Aku berusaha untuk fokus lagi dengan apa yang disampaikan Keandru.Dan aku menyadari hal yang lain setelah beberapa lama meeting berjalan, sifat yang mungkin aku tidak tahu yang dimiliki Keandru, dirinya terlihat tegas dan mungkin sedikit dingin.
Aku tidak melihat ada senyuman sepanjang meeting, tapi tidak mengurangi tatapan lapar para abg-abg di ruangan ini. Hahahaha aku sudah memberi julukan para wanita di ruangan ini, hmmm sepertinya wajar memberi julukan ke para pesaing kan?
"Ok, ada pertanyaan? Mungkin suesse Sofia ingin bertanya?"
Aku mendongakkan kepalaku ketika namaku disebut, aku menyadari seisi ruangan yang secara bersamaan menatapku.
Aku menggeleng pelan, "Tidak ada pertanyaan dari saya Pak"
"Ok, saya rasa meeting selesai" Keandru menutup meeting, satu persatu staff keluar dari ruang meeting.
"Sofia, kamu tolong ke ruangan saya"
Aku yang baru berdiri dan ingin melangkah keluar ruangan terpaku mendengar Keandru memanggilku tanpa embel-embel kakak. Terdengar seperti teman sebaya. Lagi pula apa yang aku harapkan? Atasanku memanggilku kakak di depan rekan kerja. Impossible? Sangat!
"Oh baik Pak" Aku menganggukkan kepalaku dan menunggu Keandru berjalan di depanku. Aku menatap punggung Keandru yang terlihat kokoh dan atletis.
Sulit dipercaya, bocah yang dulu aku cium dan aku tolak sekarang menjadi atasanku. Aku lupa memberitahukan Biyan perihal ini. I will call him later, bathinku.
Kami sudah berada di ruangan Keandru, aku melihat Keandru duduk di kursinya, menarik kertas note dan menuliskan sesuatu, sementara aku berdiri mematung melihat tangan kokohnya yang menulis.
"Duduk Sofia, mungkin akan sedikit lama karena aku harus memberitahukanmu soal apa yang kamu kerjakan sekarang sebagai asistenku" Keandru mendongakkan kepalanya dan kembali menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Little Guy
RomansaGimana rasanya ditembak oleh teman adiknya sendiri? Aku suka kamu ka Sofia, kaka mau kan jadi pacar aku? Keandru mengungkapkan perasaannya di teras belakang rumah orang tua Sofia, ketika Keandru dan adiknya selesai mengerjakan tugas sekolahnya. Mata...