Kebiasaan

6.9K 322 7
                                    

Alex melirik Sarah sebentar dan kembali fokus ke arah depan. Ia mengemudikan mobilnya pelan menuju tempat yang telah ia pesan sebelumnya. Sekali lagi ia melirik Sarah masih dengan tatapan datar melihat jalanan yang berada dikaca depan. Alex berdeham untuk mengembalikan suasana yang hening dari tadi karena tidak ada dari kedua orang itu yang memulai untuk berbicara, bunyi tape dimobil yang biasa dihidupkan jika Sarah didalam pun tidak menjalankan tugasnya seperti biasa.

"Kamu kenapa sih sama Nathan? Kayaknya gak suka gitu?" Alex memulai pembicaraannya, membuat Sarah yang tadi diam menoleh kepadanya.

"Nggak ada apa-apa" ucap Sarah dan kembali kearah depan. Alex sempat terkekeh sebentar dan ia menatap kaca spion disamping mobilnya, memperhatikan pergerakan motor Nathan yang tengah berjalan dibelakang mobilnya.

"Ya, om kira, kamu bakal seneng banget ketemu sama temen kecil kamu dulu" ucap Alex. Sarah hanya menghela nafasnya pelan, ia membenarkan perkataan Alex, karena dilubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat senang bertemu dengan Than-Than kecilnya dulu, namun membayangkan bahwa itu Nathan seketika perlakuan Nathan tempo hari langsung membayang dikepalanya, membuat ia menggeleng pelan untuk mengusir pikiran jahat itu.

"Loh, Sarah kamu kenapa? Sakit?" tanya Alex kemudian menatap khawatir kearah Sarah.

"Nggak ada apa-apa" ucap Sarah lagi. Membuat Alex terkekeh geli. Apakah semua perempuan itu harus menutup apa yang ia rasakan?

"Yahh.. Om bosen nih, masa kamu bilang, gak apa-apa mulu, jawaban yang lain kek, om kan pengen denger cerita kamu juga, masa kamu bilang gak apa-apa terus"

"Pokoknya, Sarah gak mau denger nama Nathan lagi" teriak Sarah membuat Alex meledakkan tawanya karena melihat tingkah keponakannya yang sangat lucu.

"Hahha, iya.. Iya, tapi asal kamu tau ya, si Nathan bakal makan siang sama kita lo nanti" ucap Alex mengingatkan Sarah, membuat Sarah mau tidak mau hanya pasrah menyadari akan hal tersebut.

**

Pandangan Alex kini sudah terfokus kearah panggung sejak ia tadi baru masuk kedalam sebuah restoran bergaya eropa klasik. Ia menatap nanar kearah seorang wanita yang memainkan biolanya dengan sangat bagus. Alex menghela nafasnya berat lalu berganti memandang telapak tangannya yang terbuka.

"Om, masih suka anime gak?" tanya Nathan bersemangat sesaat setelah makanan mereka datang. Alex langsung menatap Nathan dengan penuh semangat.

"Ahh, kalau anime, jangan ditanya Nat, kalau mau, kamu bisa kerumah, kita tukeran film gimana?" ucap Alex bersemangat tak kalah dari Nathan.

"Cih.. Dasar otaku" bisik Sarah. Alex hanya terkekeh melihat keponakannya itu.

"Nah, kalau koleksi om yang bisa ngalahin cuma si Sarah. Kamu mesti lihat kamarnya gimana deh Nat, haha" ucap Alex terkekeh setelah mendapati tatapan tajam dari Sarah.

"Wih, beneran nih om? Nathan boleh main kerumah?"

"Boleh lah, nenek juga mungkin seneng banget kalau Nathan kerumah, iya gak Sa?"

Sarah hanya mengendikkan bahunya dan kembali menyuapi makanannya.

"Eh iya, om ketoilet bentar ya" ucap Alex setelah menyelesaikan makannya. Ia sengaja meninggalkan Sarah dan Nathan berdua, agar mereka bisa menyelesaikan masalahnya.

Sarah menatap memohon Alex yang sudah berdiri dari duduknya. Dalam batinnya ia berdoa semoga saja Alex cepat kembali.

Suasana hening terjadi diantara Nathan dan Sarah. Sejak tadi makanan yang mereka makan sudah hampir habis dipiring tersebut. Rasa canggung mulai melingkupi mereka berdua yang berada dimeja makan. Sampai akhirnya Nathan terkekeh pelan menatap piringnya.

Sarah, Si Cewek ArabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang