Makan Malam

8.9K 412 11
                                        

Alex segera memacu mobilnya ke arah gedung pencakar langit yang menjadi kantornya. Sedari tadi pikirannya berkecamuk mendengar pertanyaan dari mamanya. Terbayang olehnya cinta pertamanya yang dulu yang hendak ia jadikan istri malah ditolak habis-habisan oleh mamanya dikarena wanita tersebut merupakan anak dari seorang pembantu yang dulu bekerja dirumah mamanya.

Alex segera meminggirkan mobilnya. Ia memukul setir mobil dan mengusap wajahnya kasar. Bayangan wajah wanita yang kini dikabarkan telah bersuami itu menguasai otak Alex saat ini.

"Astagfirullah, aku ini kenapa sih, ikhlasin aja Alex, ikhlasin" ucap Alex pada dirinya sendiri. Setelah merasa tenang, ia kembali memacu mobilnya di jalanan Jakarta yang panas.

**

Sarah segera merebahkan tubuhnya keatas ranjang di dalam kamarnya. Rasa lelah menggerogoti dirinya saat ini. Kepalanya terasa pusing. Ia memijit kepalanya sendiri berharap pusing dikepalanya menghilang. Lama memijit, namun kepalanya masih saja terasa pusing.

'Kok beberapa hari ini gampang lelah banget ya' pikir Sarah. Ia kemudian memilih untuk tidur sejenak, berharap dengan demikian pusing dikepalanya bisa hilang.

**

"Gila, capek banget". Ucap Nathan mengipas-ngipas badannya dengan buku kepunyaan Temy teman sebangkunya sekaligus sahabatnya.

"Yaelah, jangan pake buku gue dong, ntar yang ada buku gue lecek gara-gara lo". Ucap Temy sambil merebut buku kepunyaannya. Nathan terkekeh melihat Temy.

"Lagian ya, siapa juga yang suruh lo telat, trus baju lo tu, kancingin yang benar, noh lihat semua cewe disini pada mimisan semua gara-gara lihat lo kayak gini". Ucap Temy seraya menoleh kearah para siswi teman sekelasnya yang sedang menatap kagum kepada Nathan.

Nathan memperhatikan seragamnya yang kancingnya terlepas memperlihatkan kaus singlet di dalamnys. Memang saat ini, ia merasakan panas karena berjemur selama empat jam pelajaran, ia kemudian kembali memasang kancing baju seragamnya dengan benar. Dan memilih menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya diatas meja.

"Permisi kak Nathan, ini tadi aku beli susu dingin untuk kakak, diterima ya?" ucap seorang Siswi menghampiri meja Nathan dan meletakkan sekotak susu coklat dingin diatas mejanya. Nathan mendongakkan kepalanya.

"Wah, makasih ya". Ucap Nathan tersenyum.

"Iya kak, sama-sama". Ucap Siswi tersebut. Ia lalu berjalan malu-malu keluar dari kelas Nathan.

"Nih buat lo aja". Ucap Nathan memberikan susu coklat dingin tersebut kepada Yatno teman sekelasnya yang duduk di depan Nathan.

"Lah, makasih banget nih, kok gak dikasih sama Temy?"

"Lo tahu sendiri kan, dia sukannya susu strawberi?" ucap Nathan sambil terkekeh.

"Sialan lo". Ucap Temy menjitak kepala Nathan. Ketiganya kemudian tertawa bersama.

"Nat, lo kok gak mau makan atau nerima barang yang cewe-cewe kasih?"

"Yah, gak tau, males aja, gue kan masih mampu beli, kenapa dikasih, mendingan gue bagi lagi sama orang, haha". Ucap Nathan dengan seringainya.

"Woy, bu Tina datang" ucap salah seorang siswa berlarian masuk ke dalam kelas, membuat semua siswa yang ada dikelas kocar kacir menuju tempat duduknya.

Bu Tina kemudian memasuki kelas tersebut.

"Baiklah, buka buku cetak Matematika kalian halaman 124" ucap Bu Tina.

**

Perlahan mata sarah mulai terbuka, ia menggeliat sedikit dan segera duduk. Pusing dikepalanya tak lagi ia rasakan. Setelah menunaikan shalat Asar ia kemudian merapikan barang-barang yang ia bawa dari London kedalam lemari yang telah dipersiapkan nenek untuk dirinya.

Sarah, Si Cewek ArabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang