Degup Rindu

642 27 6
                                    


Tukarkan hatiku sejenak dengan setetes embun pagi ini, Tuhan
Sekira, cadar yang bebal tak lagi luput terbakar ketika rindu mengintip malu pada sebenar sandaran.

Yang perlahan mengalirkan darah pada pangkal di mana jantung terhentak.

Lantas, atom dalam tubuh berkerumun menuju hidung dan menyapa kedua jendela mata dengan sebuah genang yang membiru. Lebam menumpuk rindu.

Ah ... Sang Esa pun lebih dulu menyadari, jika jiwa menjerit dari jeratan duniawi. Tetapi terlalu payah untuk melepas perniknya.

Alangkah hina ....

Sekejap saja, biarkan aku menikmati anggur di setiap takbir dan tahmid ini di ruang tanpa warna.

Bersimpuh memohon ampun

Hijrah Sang Hati [BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang