Jemput

66 10 0
                                    

Ini terlalu kejam.
Tapi inilah kenyataannya.

Bukan kak Rezka yang menjadi tunanganku, tapi Naufal.

"Mbak, nanti kamu dijemput Naufal." Sarapan pagi yang cerah, aku tersedak.

"Bukannya dia sekolah Ma?" Tanyaku bodoh.

"It's sunday baby." Oh. Dasar bodoh.

Aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku yang tidak pernah libur itu, sampai-sampai aku lupa ini hari minggu.

"Mau nggak?"

"Uh? Hm..." Jawabku ambigu.

"Itu berarti iya. Udah cepetan makan ntar telat."

Ya, Mama benar. Aku memang setuju Naufal menjemputku, setidaknya aku akan mengenalkan Naufal dengan Kamil.

***

"Kamil, semalam gue dilamar." Aku membuka pembicaraan ketika kami sedang dalam ruang loker.

Kamil yang sedang berdandan menoleh lalu menganga.

"Dilamar sama siapa?!" Teriaknya heboh.

Untung diruangan ini hanya ada aku dan dia.

"Naufal Wiramata Armandani." Saat menyebut namanya, kulitku kembali merasakan sensasi ketika bersalaman denganya semalam. Oh, jantungku.

"Gila! Panjang banget namanya, sedepak!*" Komentarnya.

"Enggak panjang kok. Buktinya gue udah hapal."

"Yaiyalah lu hapal, lu kan calon bininya."

Kalau kami langgeng sampai pelaminan, kalau tidak?

"Hari ini lo tugas dibagian apa Tha?" Tanyanya lagi.

"Housekeeper." Jawabku.

"Berarti Kenzi udah pulang dong?"

"Yoi. Tadi gue dikasi tahu sama pak bos."

"Oh gitu."

"Kata Mama gue, Naufal mau jemput gue hari ini."

"Seru tuh. Kenalin ke gue ya Tha?"

"Iya, ntar gue kenalin."

"Eh Tha, kita double date yuk?" Ajaknya ketika kami bangkit dari duduk.

Demi bisa mengenal lebih jauh sosok Naufal, aku mengangguk, "tapi tergantung Naufal juga ya."

Dia mengangguk paham.

Breaking news: tadikan Kamilia ada nyebut kata 'sedepak' nah itu artinya se-depa. Kalian tau depa kan ya? Coba kalian rentangin kedua tangan kalian, nah itu namanya sedepa. Tbh kata 'sedepak' itu inspired by my mum hihi xixi

***

"Nau, hari ini kamu jemput Lankey ya?" Di minggu pagi yang cerah, aku yang sedang bersepeda dengan Ayah dan aku tiba-tiba meng-rem sepedaku ketika Ayah mengatakan kalimat barusan.

"Dia kerja Yah? Inikan hari minggu?" Tanyaku bodoh. Sungguh, aku tak ingin menyebut namanya karena itu akan berpengaruh langsung terhadap kinerja jantungku.

"Dia kerja di Mercure Hotel. Kamu tau kan kalau karyawan hotel itu nggak ada libur?" Jawab Ayah yang ikut-ikutan berhenti.

"Pulannya jam berapa?"

"4 sore."

Lalu kami berdua kembali melajukan sepeda untuk mengelilingi taman.

Itu sudah menjadi tradisi dikeluarga kami, minggu pagi adalah quality time. Hal yang paling sering dilakukan untuk mengisinya adalah berolahraga. Biasanya kami berempat, namun Rezka dan Bunda sedang pergi untuk mengunjungi Tiffany, gadis, ralat calon ibu dari anaknya bersama Rezka. Aku benci jika mengingat hal itu.

Dan kalian tahu? Aku baru saja menemukan jawaban dari kata 'kerja dihotel' itu. Ternyata, Lankey adalah karyawan not like a bitch.

Sepertinya aku harus banyak berbicara dengan Lankey. Karena, jujur, aku tertarik padanya.

Lupakan rencana 'membuat dia tidak tahan padaku selama fase pertunangan agar kami bisa sepakat untuk tidak menikah.'

Aku juga harus membicarakan tentang pekerjaannya itu. Kau tahu? Jujur, aku masih bertanya-tanya apakah yang menyebabkan Rezka malah meniduri wanita ketika dia mabuk, padahal dia bilang dia ingin menemui Lankey.

Astaga.
Rezka menyukai Lankey.
Aku baru ingat itu.

Tapi sepertinya Rezka sudah move on dari Lankey. Dia sudah meniduri perempuan, itu sudah menjadi alasan logis untuk menjawab pertanyaan itu kan?

Aku akan membuat sebuah kejutan untuknya. Sekedar basa-basi kalau dia menolak ajakanku untuk sekedar nge-date.

Kau tahu? Dalam suatu hubungan, komunikasi adalah hal yang paling penting.

***

"Kamu Naufal kan?" Astaga. Ini Naufal? Kenapa dia terlihat lebih tampan dari yang semalam?

Hm, it's look like you already adore him, Lankey.

Dengan setelan kasualnya dia mendongakkan kepalanya, "yes, Lankey." Astaga. Senyumnya. Oh jantung, bisakah kau diajak bekerjasama?

You know what? Dia tidak keluar dari mobilnya. Sekarang kelihatannya aku berbicara dengannya sebagai orang yang ditemuinya ditengah jalan, dan bertanya alamat. Tapi siapa sangka kalau kami sudah bertunangan?

Aku sengaja menunggunya -yang Mama bilang akan menjemputku- di luar lobi hotel.
Karena aku takut kalau dia tidak menemukanku ketika dia sampai disini, dia akan meninggalkanku.

Aduh, bagaimana ini? Kamil sedang di dalam loby. Namun aku sudah janji akan mengenalkannya pada Kamil. Hanya ada 2 pilihan;
Pertama, mengajak Naufal untuk masuk ke loby.
Kedua, mengajak Kamil untuk keluar loby.

A/N: Sengaja digantung biar baper hihihi
😂😂😂

Moon & BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang