Upacara

98 18 1
                                    

Aku hanya kagum. Ya, karena aku perempuan normal.

Upacara hari ini diwarnai dengan ramainya siswa yang pingsan. Entah apa penyebabnya. Mungkin mereka tidak sarapan tadi?

Untung saja Mama selalu menyuruhku untuk sarapan. Jadi pagi ini aku sehat-sehat saja.

Ini baru minggu kedua aku masuk ke sekolah ini, namun amanat dari sang kepala sekolah panjangnya sudah melebihi kereta api.

Disana, kak Rezka berdiri dengan tegap di barisannya dikelas 12.

Ah, kak Rezka-ku. Faktor yang menyebabkan aku masih setia berdiri disini bukan hanya karena sarapan yang kumakan tadi, tapi juga karena kak Rezka.

Perlu kalian ketahui bahwa aku berdiri disini tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh pembina upacara. Hanya kak Rezka yang kuperhatikan daritadi.

Jadi aku tidak pernah berharap suatu hari nanti dia menjadi pacarku.
Aku berharap bahwa dia akan menjadi suamiku nanti.

Khayalanku terlalu tinggi memang.

Ah, gara-gara keasyikan memikirkan tentang kak Rezka tanpa kusadari ternyata amanat dari pembina upacara sudah selesai.

Lihat. Seberapa positifnya pengaruh kak Rezka untukku.

Moon & BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang