2

2.1K 81 2
                                    

Benar saja apa yang Alya bilang. Hari ini aku menjadi trending topic di sekolah ku. Semua mata menatap ku, ada yang tidak perduli, ada yang menatap ku dengan begitu sinis.

"Al gimana nihh... semua orang ngeliatin guee gituuu bangettt" Kata ku saat sudah duduk di samping Alya.

"Ya mau gimana kan gue udah blg. lo harus terima resikonya."

"Aduh Al gue gasuka banget di liatin kayak gitu"

"Eh tuh bumi dateng"
Alya menunjuk ke arah pintu.

Bumi menghampiri tempat duduk ku dan Alya. Aku menatapnya dengan tatapan benci. Dia duduk berlutut di depan meja ku. Dan tiba-tiba...

pukk
"Selamat bersenang-senang di bulan ini" Bumi menepuk kepala ku. Apa maksut ucapannya tersebut? Aku hanya menatap nya heran. Seisi kelas memperhatikan ku. Ah lagi-lagi aku jadi pusat perhatian. Aku benci ini.

***

Saat istirahat aku menemani Alya makan di kantin. Aku hanya tertunduk saat duduk di kantin. Aku risih dengan semua orang yang menatap ku. Terlebih lagi aku makin membenci Bumi. Jika saja dia minta maaf saat menabrak ku pasti aku tak akan menjadi pusat perhatian orang-orang. Apa yang aku rasakan saat ini betul-betul sebuah bencana. Bagaimana tidak? Aku seorang murid baru yang baru saja bersekolah di sini selama 2 hari tapi sudah menjadi sorot perhatian siswa-siswi sekolah ku hanya karna melawan Bumi. Aku benci semua ini. Aku benci Bumi.

***

Saat bel masuk, kelas ku mendapat pemberitahuan bahwa Bu Ida guru biologi tidak masuk, beliau memberikan kelas ku tugas merangkum materi biologi bab 5 aku mengeluarkan buku tulis biologi ku untuk merangkum. Aku terkejut melihat halaman pertama biologi ku penuh dengan corat coret tak jelas. Walaupun itu dari pensil tetap saja! corat coret itu sangat banyak membuat seluruh catatan ku tertutup oleh goresan-goresan pensil tersebut.

"Sar tadi ada yang ngambil buku tulis biologi gue ga?" tanya ku pada Sari—Teman sekelas ku yang duduk di meja samping ku dan Alya. "Tadi si Bumi ngambil buku lo, katanya lo yang suruh dia buat nyalinin pr biologi yang kemarin di kasih Bu Ida." Jelas Sari.

"Ya ampun Sar pr itu udah gue kerjain di rumah gue juga ga nyuruh dia buat nyalinin pr gue, dia malah nyoret-nyoret buku gue Sar." Aku menghempas kan buku tulis ku ke meja. "Sorry bgt gue gatau makanya gue diem aja tadi pas liat dia ngambil buku lo, maaf ya Langit." Tak mungkin aku marah pada Sari karna dia memang tak bersalah. Aku harusnya marah pada Bumi, manusia yang menyebalkannya tingkat dewa itu.

"Heh Zaki. mana temen lo?!" Aku menghampiri Zaki yang dari tadi bercanda dengan Faiz—Teman kelas ku yang mendapat julukan biang kerok oleh guru.

"Temen gue? siapa? lo nyariin Bumi?"

"Iya emang siapa lagi?!"

"Cie nyariin, suka ya lo?? Asik hot news nih dari benci jadi cinta kiw."

"Lo tuh ya! Mulut lo mau gue selotip aja rasanya!"

"Aduh mau dong di selotip."

"Sini gue selotip biar makin dower tuh bibir lo. Dasar jebew!" aku meninggalkan Zaki.

"HEH LO BILANG GUE APA TADI?! ENAK AJA LO BILANG GUE JEBEW! DASAR LO CEWE BAR-BAR!!" Zaki berteriak membuat seisi kelas tertawa.

"BODO AMAT BAR-BAR YANG PENTING GA JEBEW KAYAK LO!!" Aku membalas teriakan Zaki dengan teriakan juga. Biar saja, biar seisi kelas sadar bahwa dia itu jebew.

Kalian harus tau bibir nya itu sangat besar dan sexy melebihi bibir wanita. Bahkan bibirnya berwarna sangat merah, aku kira dia mengenakan pewarna bibir ternyata tidak, memang itu warna alami bibirnya. Bibir nya itu seperti bibir Angelina Jolie, besaran Angelina Jolie sih, tapi mirip lah besarnya.

Saat aku sibuk menghapus coretan di buku ku itu, Bumi datang dan menduduki bangkunya di samping Zaki. Aku segera menghampirinya.

"Heh!" Aku menatap Bumi sinis.

"Apa hah heh hah heh?"

"Lo kan yang coret-coret buku gue?! Halaman pertama lagi. Ini tuh ada catatan gue Bumi Putra Ardian! Lo ga bisa lihat apa?"

"Siapa juga yang coret-coret buku lo Langit Ravelinetha. Jangan asal nuduh
dong gimana sih!"

"Alah gausah bohong! Tadi Sari bilang lo yang minjem buku gue. Bahkan lo bilang kalo gue nyuruh lo buat nyalinin pr biologi gue. Pr biologi gue aja udah selesai ngapain minta lo nyalinin pr gue!"

"Yaaahh ketauan deh, udah ngaku
aja kalo lo emang nyoret-nyoret bukunya Langit." Kata Faiz membuat Zaki tertawa.

"Diem lo jebew ga usah ketawa! Lo juga Bumi! Kalo bohong pake otak dikit!" Aku pergi meninggalkan mereka.

"Dasar lo cewe bar-bar. Nama gue tuh Zaki bukan Jebew! Inget baik-baik!" Apa perlu gue tulis di jidat gue nama gue Zaki Farhan Adiputra!" Aku mengabaikan kata-kata Zaki. Aku kembali duduk di bangku ku, aku bisa melihat Bumi dengan penuh benci menatap ku. Biar saja! Siapa suruh corat-coret buku ku!

***

Sampai di rumah Bunda menyuruh ku untuk segera mandi dan berganti baju, katanya ingin mengajak ku bertemu sahabatnya sejak SMA. "Cepat sana kamu ganti baju. Yang rapih ya, kalo bisa make up dikit." Tumben Bunda menyuruh ku untuk make up. "Aduh kenapa harus make up sih Bun?" tanya ku heran. "Maksud Bunda make up nya bukan yang heboh, pake bedak, mascara, lip tint aja." Aku hanya mengangguk dan segera melakukan apa yang Bunda katakan.

Aku mengenakan skinny jeans favorite ku, sweater putih bertuliskan 'sorry you're not my type.' dan sepatu Converse berwarna putih. Aku menggerai rambut ku yang panjangnya melebihi bahu ku, aku memakai bedak, mascara dan lip tint berwarna pink.

Aku segera menaiki mobil, Bunda segera menancapkan gas mobil menuju salah satu Mall yang ada di Jakarta Selatan.

Kami memasuki suatu cafe yang lumayan ramai pengunjung nya. Bunda melambai-lambai kan tangan nya ke arah sesekrang. Aku mengikuti Bunda yang berjalan menuju ke salah satu meja di cafe tersebut.

"Lina!! Ya ampun udah lama ga ketemu ya." Bunda dan wanita itu berpelukan, lalu aku mengulurkan tangan ku untuk salim pada teman bunda yang aku percaya namanya adalah Tante Lina. Tante Lina membalas uluran tangan ku, segera aku cium tangan tante Lina. "Ya ampun ini Langit? Udah besar banget ya!" Aku hanya tersenyum dan duduk di samping Bunda. "Anak mu mana? Katanya kamu ajak anak mu kesini." Bunda membuka buku menu yang ada di depannya. "Dia lagi di toilet paling sebentar lagi kesini." Jelas tante Lina, Bunda hanya mengangguk.

"Ma, maaf ya lama." Suara tersebut.. Aku seperti mengenal suara itu, aku menoleh ke arah samping ku.. "BUMI?!" Aku menatapnya dengan tatapan terkejut, begitu pula dengannya "LANGIT?!"

HALO!!😁😁
semoga kalian suka part 2 ini ya!! jangan lupa vote dan comment!! Thankyou so much😋😋❤️

ig : aqilahfiryalcrh

-Aqilah Firyal .C.R-

Langit Dan Bumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang