3

1.7K 74 2
                                    

"Gue ga habis pikir banget deh kemarin. Ternyata selama ini Bumi itu anak sahabatnya Bunda gue Al!" Aku bercerita pada Alya saat sampai di sekolah. Mata Alya terarah ke belakang ku. "Al natap apaan sih?" Tanya ku penuh penasaran. "Tuh belakang lo." Saat aku menoleh...

"BUMI!!!!!" Bumi menggendong kucing dan dia arahkan ke pada ku. Ya, aku phobia dengan kucing. Aneh memang, takut dengan kucing. Tapi aku memang takut. Bumi tahu aku takut dengan kucing karna bunda bercerita kemarin. "Kamu tau ga sih? Langit itu phobia kucing. Dia takut banget sama kucing. Kamu sodorin kucing juga dia bisa nangis" Begitu kata Bunda kemarin.

"BUMI BAWA KELUAR GA KUCING NYA!!! AAAA BUMI GUE TAKUT! BUMI GUE TONJOK LO YA!"

"Ini kucingnya mau kenalan sama lo. Salaman dulu dong."

"BUMI!! BAWA KELUAR KUCINGNYA SEKARANG!!!!" seisi kelas menertawakan aku yang berdiri di atas meja dan Bumi yang memegang kucing di bawah meja. Bumi naik ke atas kursi dan menempelkan kucing  ke tangan ku. "AAA BUMIIII AWASSSS!!!" Aku menghentakkan kaki ku dan tanpa sadar aku terpeleset hingga jatuh di atas meja.

***

Aku terbangun dan sudah ada di UKS, aku tidak bisa mengingat kejadian tadi, terakhir yang ku ingat adalah Bumi menyenderkan kucing ke tangan ku.
"Kamu udah bangun? Masih pusing?" Bu Ayu—Guru yang bertugas di UKS memberikan ku segelas air putih. Aku mengangguk "Makasih Bu." Bu Ayu hanya mengangguk. "Kamu harus bilang makasih sama Bumi." Katanya sambil menaruh gelas minum ku.

"Loh makasih buat apa bu? Harus nya saya marah sama dia, dia nakut-nakutin saya sama kucing sampe saya jatoh."

"Dia itu gendong kamu kesini. Kelas kamu kan di lantai 3, sedangkan UKS di lantai 1, emang kamu kira ga cape gendong orang dari lantai 3 sampe lantai satu?"

Aku terdiam mendengar perkataan Bu Ayu.

***

"Langit! Lo udah gapapa???" Alya langsung menghampiri ku saat aku kembali ke kelas. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Alya "Al, gue mau nanya sesuatu deh." Aku duduk berhadapan dengan Alya. "Apaan?" tanya Alya dengan wajah penasaran. "Tadi emang Bumi yang gendong gue ke UKS?" Alya terdiam sebentar, lalu dia mengangguk. "Iya, tadi sebenernya Faiz mau manggil anak PMR siapin tandu buat angkat lo ke UKS."

"Terus? kok jadi Bumi gendong gue?"

"Iya pas Faiz mau lari ke ruang PMR Bumi bilang 'Gausah. Biar gue yang gendong ke bawah. Kelamaan kalo lo manggil anak PMR' terus Naufal pertamanya ga ngebolehin katanya jauh kelas kita di lantai 3 UKS di lantai 1 jadi Naufal suruh anak-anak cowo bantuin Bumi, eh dia malah bilang gini 'Gue bisa sendiri. Ini salah gue jadi gue harus tanggung jawab.' gitu ceritanya."

Aku terdiam. Aku memang harus berterimakasih pada Bumi, walaupun dia memang menyebalkan.

***

"Bumi." Aku menghampiri Bumi dengan wajah tertunduk. "Waduh waduh ada apa nih cewe bar-bar datengin Bumi." Zaki menatap ku dengan alis terangkat satu. "Bukan urusan lo Bew. Diem aja deh." Aku menatap Zaki sebentar dan kembali mengalihkan mata ku ke arah Bumi. "Gue mau ngomong." Aku berkata terbata-bata karna gugup, entah apa yang membuat ku gugup seperti ini. "Ngomong aja neng, sini duduk dulu depan abang biar enak ngomongnya." Ucup menepuk-nepuk bangku di depannya.

"Eh cup gue ngomong sama Bumi bukan sama lo!" Tanpa sadar Bumi menarik tangan ku ke luar pintu kelas.

"Mau ngomong apa? Maaf Zaki sama Ucup berisik." Katanya menatap ku. Aku terdiam. 'Aduh! Kok gue bisa gugup banget gini sih ah!' Batin ku.
"Emmm itu..." Kata ku gugup.

"Itu apa?"

"Emmm itu.."

"Maafin gue ya Langit. Gue ga tau kalo lo bakal pingsan kayak tadi."

Langit Dan Bumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang