5

1.6K 81 4
                                    

"Lo ngapain disini?" Aku tersenyum melihat Razel.

"Tadi abis beli sepatu buat Basket." Razel membalas senyuman ku dan menatap ke arah Bumi.

"Oiya kenalin ini Bumi, Bumi kenalin ini Razel."

Razel mengulurkan tangan nya "Razel Hanzalah 11 ipa 2"

Bumi membalas uluran tangan Razel. "Bumi Putra Ardian 11 ipa 3."

Razel melirik jam tangannya. "Kalian mau kemana? Gue mau makan dulu, mau ikut atau gimana?"

Bumi melihat hp nya. "Ga bisa."

Aku mengangkat 1 alis ku. "Lah kenapa?"

Bumi menunjukan Hp nya pada ku "Liat tuh nyokap lo sms gue. Lagian ini udah jam 6 Langit." Aku mengerucut kan bibir ku. "Ayo pulang" Bumi menarik tangan ku. Sabar dong, Razel gue sama Bumi duluan ya sorry ga ikut makan sama lo." Aku tersenyum kecil. "Duluan bro." Bumi menarik tangan ku. Razel hanya mengangguk mengiyakan perkataan Bumi.

Sampai di halaman rumah aku turun dari motor Bumi. "Makasih ya hari ini." Bumi membuka kaca helm nya.

"Hah?" Aku bingung dengan perkataan Bumi. 'Seorang Bumi bilang makasih ke gue? Kesambet apaan nih orang.' Bumi mengangkat sebelah alis nya.

"Apa hah heh hah heh."

"Makasih buat apa?"

"Bilang tante Lisa gue duluan ya udah malem."

"Iya, hati-hati. Makasih buat apa Bumi lo belom jawab."

"Gue duluan."

Aku semakin penasaran karna Bumi terus menerus mengalihkan pembicaraan. Sudah lah aku pusing. Aku masuk ke kamar ku dan jatuh tertidur.

***

Bumi P.O.V

"Halo Cup, Lo dimana? Gue otw kesana ya, Bilang Jaki jangan pulang dulu." Gue menutup telfon gue dan melajukan motor yang gue kendarai.

Gue sampai di rumah Ucup dan segera
memasuki kamar Ucup. "Tumben lo jam segini baru dateng." Zaki membuka pembicaraan sambil memainkan xbox.

"Abis dari mall tadi." Jawab gue yang langsung berbaring di tempat tidur Ucup.

"Hah sama siapa? Tumben banget lo." Tanya Ucup.

"Langit. Tadinya sama nyokap gue dan nyokapnya Langit tapi emak-emak pada ke butik, jadinya gue nemenin Langit main." Kamar Ucup jadi hening, cuma ada suara musik xbox yang dimainkan Zaki.

"Lo udah ngomong?" Tanya Zaki, dia mem-pause game yang dia mainkan dan berbalik ke arah gue. Aku hanya menggeleng bertanda 'Belum'.

"Goblok." Ucup melempar ku dengan bantal.

"Mau sampe kapan?" Tanya Ucup.

"Sampe dapet waktu yang pas buat semuanya." Zaki dan Ucup saling lirik.

"Lo ga akan dapet waktu yang pas kalo lo ga nyari." Sahut Zaki.

"Jangan kelamaan. Waktu juga bisa bikin lo sakit hati." Cerocos Ucup.

"Maksud lo?" Tanya gue sambil mengangkat sebelah alis gue.

"Dasar oon. Maksud gue jangan kelamaan nunggu waktu, keburu ada orang lain masuk ke hati nya dia. Ujung-ujungnya lo juga yang sakit hati." Gue terdiam mendengar kata-kata ucup.

Langit Dan Bumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang