"Gue takut Langit kenapa-kenapa karna lo. Makanya gue kesini." Bumi membantu ku berdiri.
"Langit yang mulai ga sopan sama gue." Kak Tisha menunjuk ke arah ku.
"Lo kira gue ga liat semua kejadiannya? Gue itu bukan pacar lo. Lo ga berhak ngatur-ngatur orang lain yang deket sama gue."
Kak Tisha diam tertunduk.
"Ini salah satu sebab kenapa gue ga mau sama lo. Gue akuin lo cantik." Bumi menatap tajam Kak Tisha.
Kak Tisha tidak menunduk lagi, kini dia menatap mata Bumi."Tapi buat apa kalo cantik lo cuma berupa fisik? Hati lo ga cantik. Apa yang lo mau, harus lo milikin, dan apa yang lo mau, orang lain ga boleh milikin."
"Ga gitu Bumi, tadi gue cuma.." Kak Tisha belum sempat menyelesaikan omongannya tapi Bumi sudah memotong.
"Cuma apa?! Cuma bikin takut Langit supaya dia jauh dari gue?! Iya?!" Suara Bumi meninggi.
"Gue udah muak ngeliat tingkah lo dan temen-temen lo yang setiap hari kerjanya labrak ade kelas. Ngerasa hebat lo jadi senior?"
"Kok lo jadi marah-marah gitu sih?!"
"Marah gue ini ga sebanding sama marah lo ke Langit tadi! Kalo lo cowo udah abis lo sama gue!"
Kak Tisha menunduk terdiam.
"Udah Bumi." Aku memegang tangan Bumi.
"Mulai sekarang Langit cewe gue! Yang cari masalah sama Langit berarti lo berususan sama gue."
Aku tersentak mendengar kata-kata Bumi. 'ini cowo ga beneran jadiin gue cewenya kan?! gila apa dia.' Batin ku. Kak Tisha melihat Bumi dengan kaget.
"Dan untuk lo bertiga. Ucup sama Jaki udah nge record ulah lo tadi. Jadi kalo lo berani macem-macem lagi. Siap-siap aja itu video gue kasih ke kepala sekolah." Bumi langsung menarik tangan ku, meninggalkan Kak Tisha dan 2 temannya itu.
Di parkiran aku bertemu Ucup dan Zaki. "Eh Langit. Lo ga kenapa-kenapa? Gila juga tuh cewe 3." Ucup memegang pundak ku.
"Gapapa kok." Aku tersenyum kecil.
"Udah lo tenang aja, semua kelakuannya Tisha udah ada di sini nih, sebagai bukti ke kepsek kalo dia
macem-macem lagi." Zaki menunjukan hp nya kepada ku."Makasih ya." Kataku pelan.
"Harus nya lo makasih sama Bumi. Bumi mau ngikutin lo pas denger lo bilang ke Razel kalo lo mau ke taman belakang ketemu si Tisha." Mata Zaki terarah ke Bumi.
Aku melirik ke arah Bumi.
"Udah deh ga usah lirik-lirik, makasih nya entar aja, sekarang lo gue anter pulang dulu. Buruan naik." Kata Bumi sambil mengenakan helm nya.
"Duluan ya Cup, Zak." Aku segera menaiki motor Bumi.
"Duluan bro." Bumi menurup kaca helmnya.
"Yoi hati-hati sis." Ucup melambaikan tangannya.
"Geli lo Cup kayak mbak-mbak online shop aja lo." Zaki mendorong pundak Ucup. Aku tertawa Bumi pun juga, Tak lama Bumi segera melajukan motor meninggalkan sekolah.
***
"Makasih ya." Saat sampai di rumah aku turun dari motor Bumi.
"Samasama"
"Ehmm Bumi.."
"Kenapa?"
"Lo ga serius kan tadi?"
"Serius apa?"
"Itu pas tadi lo bilang gue cewe lo."
"Hmmm.. Kalo gue serius gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi.
Fiksi Remaja"Langit dan Bumi ga akan pernah bisa bersatu, Karna Langit sudah terlalu jauh untuk di gapai Bumi." -Bumi Putra Ardian. "Sekarang Langit yang akan berusaha menggapai Bumi, walaupun Langit tau Bumi sudah terlalu jauh untuk di gapai Langit" -Langit Ra...