Sudah 3 hari semenjak Bumi mengantar Luna pulang. Aku masih bertanya-tanya siapa itu Luna. Dan hari ini aku membulatkan niat ku untuk bertanya pada Bumi siapa itu Luna.
"Bumi." Aku menghampiri Bumi yang sedang duduk sendiri.
"Cewe yang sama kamu terus itu siapa sih? Aku baru pertama kali liat dia."
"Luna." Kata Bumi dengan nada datar.
"Dia siapa?"
"Temen dari kecil."
"Ohh gitu." Aku takut melihat Bumi yang sangat berubah belakangan ini.
"Ke kantin yuk." Ajak ku, mungkin dengan ini akan mengurangkan sifat dingin Bumi pada ku.
Aku dan Bumi berjalan menuju kantin. Di kantin aku dan Bumi dudui du samping Alya dan Zaki.
"Ucup mana?" Tanya ku sambil duduk di samping Alya.
"Dia pergi sama mama nya jadi 3 hari ga masuk." Kata Alya yang sekarang sekelas dengan Ucup.
"Gimana udah nanya?" Alya berbisik pada ku.
"Udah tapi gitu deh Al." Bisik ku lagi.
"Ngapain sih bisik-bisikan." perkataan Zaki menghentikan aku dan Alya.
"Boleh gabung ga?" Tanya seorang perempuan sambil membawa semangkuk bakso di tangannya.
"Boleh." Jawab Bumi sambil tersnyum. Aku mengerutkan kening ku melihat tingkah Bumi.
Aku dan Alya saling tatap. Bumi sangat dingin pada ku tapi sama sekali tidaj dingin pada Luna. Ya perempuan yang bergabung di meja kami adalah Luna, yang sekarang duduk di samping Bumi.
"Pulang sekolah makan Mie ayam yuk di tempat Pak Uco." Kata Zaki antusias.
"Boleh tuhh!" kata ku dan Alya bersamaan.
"Ajak Luna juga ya." Kata Bumi.
Aku hanya diam melihat tingkah nya yang begitu membungungkan. Zaki hanya mengangguk bingung mejawab perkataan Bumi.
***
Pulang sekolah aku, Bumi, Alya, Zaki dan Luna segera menuju tempat Mie ayam Pak Uco. Aku dan Luna menaiki Mobik Bumi sedangkan Alya menaiki motor bersana Zaki.
Aku duduk di belakang, Luna duduk di kursi depan di samping Bumi.
"Hahaha iyaa lo inget ga sih pas Alvin ngomopol di sekolah gara-gara takut di marahin?" Kata Bumi dengan tawa yang begitu nyaring.
"Iya inget inget!! Itu kocak banget! dia sampe nangis lagi hahaha." Kata Luna dengan tawa yang tak kalah nyaring nya dari Bumi.
Melihat mereka bercanda tawa aku menjadi cemburu, apa lagi menginngat tingkah Bumi yang begitu dingin pada ku tapi tidaj pada Luna. Aku mengeluarkan earphone dari dalam saku seragam ku dan mencolokkan earphone ku ke hp ku dan menyetel lagu favorite ku dengan volume yang penuh hingga aku tak lagi mendengar suara mereka.
Sampai di tenpat mie ayam Pak Uco, aku turun mendahului Luna dan Bumi. Berada dalam satu mobil bersana mereka hanya membuat ku kesal. Aku segera duduk di samping Alya.
Alya dan Zaki menatap ku bingung.
"Lo kenape cing?" Tanya Zaki. Aku hanya menggelengkan kepala ku.
Bumi duduk di hadapan ku dan Luna di samping nya, mereka masih bercerita dan tertawa terbahak-bahak.
Kami memesan makanan yang kami mau. Aku duduk dian mendengarkan lagu dengan voluke yang begitu keras. Saat ini Bumi sedang sibuk dengan Luna, dan Alya juga sedang sibuk dengan Zaki.
Aku memperhatikan Bumi di hadapan ku. Membuat aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Dan Luna, dua memegang tangan Bumi sambil tertawa.
"Jijik. Sok manis." Kata ku pelan.
Tak lama pesanan kamu datang.
"Ini mba mie yamin nya." Kata pelayang tersebut meletakan 1 mangkuk mie yamin di hadapan ku.
"Makasih ya pak." Jawab ku sambil tersenyum kecil.
"Mba ga sama pacar nya?" Tanya pelayan tersebut sambil meletakkan beberapa minuman di atas meja.
"Ehh.." Aku bingung harus menjawab apa.
"Maaf pak dia pacar saya." Perkataan Bumi membuat aku mematung sebentar.
'Oh masih nganggep gue pacar toh..' Kata ku dalam hati.
"Ohh maaf mas saya kira pacar nya yang itu, Abis mas nya dari tadi sibuk sama mba yang itu. Jadi saya kira mba ini ga sama pacar nya kesini." Kata pelayan tersebut sambil menunjuk Luna dan aku bergantian.
Aku melahap mie yamin ku. Setelah selesai kami bergegas pulang.
"Aku ga bisa nganterin kamu. Aku mau pergi." Kata Bumi saat aku akan memasuki mobil nya.
"Lah terus Langit sama Luna gimana?" Tanya Zaki dengan wajah bingung.
"Luna ikut gue, tapi gue gabisa nganterin Langit dulu nanti telat." Jawab Bumi sambil menyuruh Luna masuk ke dalam mobil.
"Loh Kok gitu sih apa salah nya lo nganterin pacar lo dulu?" Tanya Alya dengan kening yang mengerut.
"Gue kan udah bilang kalo nganter dia dulu gue bisa telat."
"Terus langit mau pulang sama si—"
"Yaudah gapapa gue bisa pulang sendiri." Kata ku memotong perkataan Zaki. Aku tidak mau lagi mendengar mereka berdebat hanya karna bingung aku akan pulang dengan siapa.
"Duluan ya." Kata ku cepat-cepat meninggalkan mereka karna saat ini aku menahan air mata ku yang akan keluar. Tidak lucu jika air mata ku jatuh di hadapan Bumi.
Mereka hanya memperhatikan aku berjalan meninggalkan mereka.
Aku memasang earphone pada hp ku dan menyetel lagu agar aku tidak begitu kesepian.
Aku duduk menunggu taksi yang lewat di kursi dekat taman. Tanpa sadar air mata ku menetes. Air mata ku terus menerus berjatuhan dan sekarang pipi ku sudah sangat basah karna air mata.
Aku mengambil tissue di dalam tas ku dan mengelap air mata ku. Aku memesan ojek online, tempat yang ku tuju bukan rumah ku tapi cafe yang sering aku kunjungi.
***
Aku memasuki cafe tersebut, dan memilih untuk duduk di pojok cafe. Seorang pelayan menghampiri ku dan memberikan buku menu.
"Mau strawberry Cheesecake nya 1 ya mba, sama Ice cappuccino nya 1." Kata ku sambil menyerahkan buku menu pada pelayan tersebut.
"Di tunggu sebentar ya mba." Pelayan itu tersenyuum dan berjalan meninggalkan ku.
Aku mengambil novel dari dalam tas ku dan membacanya, se tidaknya ini bisa membuat ku lupa sebentar dengan Bumi.
Sebelum membaca novel ku, aku memperhatikan semua pengunjung yang ada di cafe itu, Ada yang datang untuk belajar, untuk bekerja, ada yang datang bersama keluarga, ada yang bersama pacarnya dan bersama teman.
Salah satu meja di sudut cafe yang di duduki oleh 2 orang berseragam SMA itu mengunci mata ku.
Aku seperti tau mereka. Tapi wajah mereka tertutupi, aku tidak bisa melihat dengan jelas.
'Sial!' Umpat ku dalam Hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi.
Teen Fiction"Langit dan Bumi ga akan pernah bisa bersatu, Karna Langit sudah terlalu jauh untuk di gapai Bumi." -Bumi Putra Ardian. "Sekarang Langit yang akan berusaha menggapai Bumi, walaupun Langit tau Bumi sudah terlalu jauh untuk di gapai Langit" -Langit Ra...