"Nih gitar sama tas lo. Maaf gue tadi ga sengaja, lo ga kenapa-kenapa kan?" Dia memberikan gitar dan tas ku yang tadi terjatuh.
"Gapapa kok, makasih ya." Aku tersenyum. "Razel Hanzalah" Cowo tersebut mengulurkan tangannya pada ku. "Langit Ravelinetha." Aku membalas uluran tangannya.
"Sini gue bantuin, mau ke gerbang kan?"
"Ga usah gapapa, iyaa mau ke gerbang."
"Yaudah hati-hati ya, maaf sekali lagi tadi gue ga sengaja."
"Gapapa kok."
"Yaudah kalo gitu gue duluan ya."
Aku mengangguk. Aku memperhatikan Razel yang berlari mengambil bola basket yang tadi mengenai kepala ku. 'Razel 27' Aku perhatikan nomor punggung baju nya itu. 'angka nya sama kayak tanggal ultah gue' Batin ku.
***
"Pagi anak anak." Bu Nindi memasuki kelas ku.
"Untuk pelajaran bahasa asing kali ini kelas XI ipa 3 akan di gabung dengan kelas XI ipa 2. Ayo semuanya ke ruang Bahasa Asing sekarang." Bu Nindi meninggalkan kelas kami. Aku dan Alya segera menuju ke ruang Bahasa Asing.
Di ruang bahasa asing aku dan Alya duduk di depan Zaki dan Bumi, dan di samping ku ada Ucup dan Faiz. Kelas XI ipa 2 memasuki ruang bahasa asing, aku bisa melihat ada Razel di kerumunan tersebut.
Razel melambaikan tangannya, aku menoleh kebelakang memastikan kepada siapa ia melambai, tapi tak ada anak lain yang melihat Razek selain aku, Alya, Bumi dan Zaki. Akhirnya aku membalas Lambaian tangan Razel, dan dia tersenyum.
"Eh! Lo kenal Razel Hanzalah?" Alya bertanya dengan wajah penuh penasaran.
"Kenal, Kenapa?" Jawab ku.
"Gila kapan lo kenalan?! Dia termasuk cowo terganteng di sekolah ini loh, tuh Bumi sama Zaki juga termasuk cowo terganteng di sekolah ini."
"Kemarin pas pulang sekolah dia lempar bola basket terus ga sengaja kena gue. Hah?! Masa sih?!"
"Gila udah akrab aja lo sama dia."
"Ga juga ah."
"Aduh cewe-cewe ngobrolin cowo ganteng, ada apa tuh tadi nyebut-nyebut nama gue sama Bumi. Gue tau kok gue ganteng tapi ga usah di omongin gitu dong, jadi enak." Cerocos Zaki yang ternyata dia dari tadi menguping percakapan ku dengan Alya.
"Pede bgt lo!" Alya mengalihkan mukanya dari Zaki.
"Langit." Bumi memanggil ku.
"Apaan?" aku menjawab dengan malas.
"Nyokap gue bilang hari ini lo disuruh pulang sama gue. Tante Lisa juga sms gue minta tolong katanya lo pulang sama gue." Bumi mengutak ngatik hp nya.
"Lo bohong ya?!" Aku mengangkat satu alis ku bertanda curiga.
"Apaan bohong sih, nih liat sms dari Bunda lo." Bumi menunjukan sms dari Bunda, tak lama hp ku bergetar, itu telfon masuk dari Bunda.
"Halo... Iya Bun, Bumi udah bilang.. Hah? Terus kemana? Ohh yaudah oke.. Bye Bun assalamualaikum." Aku menatap Bumi."Kata Bunda pulang nya kita di suruh ke Mall yang waktu itu Bunda sama Tante Lina ketemuan." Bumi mengangguk. "Oke."
***
Saat pulang sekolah Bumi menyuruh ku untuk menunggu di dekat parikran karna dia di panggil Pak Heri ke BK. Aku menunggu di parkiran sendiri.
"Langit." Razel berjalan menghampiri ku. Aku hanya tersenyum.
"Ga pulang?" tanya nya.
"Entar." Kata ku. Razel mengangguk. "Lo sukamain gitar ya?" Tanya nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi.
Teen Fiction"Langit dan Bumi ga akan pernah bisa bersatu, Karna Langit sudah terlalu jauh untuk di gapai Bumi." -Bumi Putra Ardian. "Sekarang Langit yang akan berusaha menggapai Bumi, walaupun Langit tau Bumi sudah terlalu jauh untuk di gapai Langit" -Langit Ra...