11

1.2K 59 0
                                    

Pagi ini Hujan menerpa Jakarta cukup deras. Aku dari tadi memperhatikan anak-anak osis yang sibuk mondar-mandir di bawah tenda yang sedang mempersiapkan panggung untuk acara griven nanti.

2 Hari lagi acara berlangsung, aku merasa sedikit gugup.

Sweater Putih aku kenakan agar menghangatkan tubuh ku dari udara yang dingin ini. Aku perhatikan setiap anak yang ada di bawah dari koridor lantai 2 dimana kelas ku berada.

Ada yang berjalan mengenakan payung, ada yang naik motor dengan jas hujan, ada juga yang menaiki mobil dan turun dengan payung.

Tetapi pandangan ku fokus pada seorang anak laki-laki yang mengendarai motor vespa hitam, dan hanya menggunakan sweater hitam yang menutupi baju nya. Celana abu-abu nya sedikit basah karna hujan, begitu juga sepatu dan tas nya.

Dia turun dari motor dan mencopot helm nya. Aku terus memperhatikan dia, hingga dia naik ke lantai 2 dan sekarang berada tepat di hadapan ku dengan senyum lebar nya.

Siapa lagi kalau bukan Bumi Putra Ardian.

"Celana kamu basah." Kata ku memperhatikan celananya.

"Iya aku juga tau langit." Bumi berjalan memasuki kelas.

Aku mengambil tisu di dalam tas ku dan memberikannya untuk Bumi.

"Lap celananya. Biar ga begitu basah."
Bumi mengambil tisu di tangan ku.

"Makasih sayang." Jawab nya.

"Sayang sayang pala lu peyang! Jangan bikin geli deh ini masih pagi." Kata ku meninggikan suara ku.

Bumi hanya tertawa kecil melihat ku.
"Kenapa ga pake jas hujan?" Tanya ku.

"Tadi pas hujan aku udah di jalan, yaudah gas terus mumpung pake sweater dari pada balik lagi ke rumah takut telat." Jelasnya.

"Eh sweater kita samaan!" Bumi memegang sweater polos putih ku.

"Beda! Kamu warna nya item aku putih." Jawab ku.

"Sama! Sama-sama polos ga ada gambarnya."

"Ga jelas!" Aku menjitak kepala Bumi. Bumi hanya tertawa kecil melihat ku.

Kriiiingg!!

Bel masuk sudah berbunyi aku segera duduk di tempat ku. Hari ini kelas ku sepi hanya ada 20 murid yang ada di kelas, seharusnya ada 35 tapi karna banyak murid di kelas ku menjabat sebagai anggota osis mereka di izin kan untuk tidak mengikuti pelajaran karna harus mempersiapkan segala hal untuk acara ulang tahun SMA Griven.

Hari ini aku duduk sendiri karna Alya termasuk anggota osis.

"Aku duduk disini ya?" Tanya Buni menunjuk tempat dudui Alya.

"Iya." Jawab ku tanpa melihat Bumi, mata ku sibuk melihat ke papan tulis mencatat catatan yang di berikan Bu Ana.

"Yah, mulai dah. Lupa temen!" Zaki memukul pundak Bumi yang hanya tertawa kecil.

"Cup sini cup duduk samping gua." Kata Zaki.

"Lu giliran kaga ada Alya aja inget sama gua! Bagus ya butuh gua kalo kesepian doang." Kata Ucup sambil berjalan ke tempat duduk di samping Zaki.

Aku hanya tertawa mendengar percakapan mereka.

***

Aku duduk di kantin bersama Bumi, Zaki, Ucup dan Alya.

"Dari tadi pagi gue ga liat Misha deh." Kata ku sambil memakan roti.

"Tadi Sari bilang dia Izin." Kata Zaki.

Langit Dan Bumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang