Pertemuan kembali

1.5K 70 1
                                    

Watari tersenyum didepan pintu depan rumah.
"Argggh!" Nabila terkejut dibuatnya
"Ohayou gozaimasu, Nabila-san" sapa Watari sambil mrmbungkuk
"Anda siapa? Mau apa?"
"Saya Watari, mari ikut saya"
"Kenapa?"
"Saya disuruh untuk menjemputmu, ada yang mau bertemu dengan kamu"
"Eh?! Tapi..tapi aku"
"Hoi! Siapa itu!! Jangan bawa putriku!!!" Ayah Nabila keluar dari dalam rumah
"Yamazaki-san, watashi wa Watari desu"
"Mau apa kamu, hah!"
"Ayah, udah ayah" Nabila memegangi pundak ayahnya erat berjaga-jaga kalau ayahnya niat menghajar Watari.
"Saya disuruh menjemput Nabila-san. Mohon pengertiannya" Watari membungkuk
"Baik, kalau sampai putriku kenapa-kenapa, aku melapor polisi"
Watari mengangguk pelan
"Nabila, jaga dirimu ya"
"Hai"
"Kalau begitu permisi, tuan" Watari bergegas pergi diikuti oleh Nabila.

"Tuan Watari," panggil gadis itu didalam mobil limo putih
"Ya?"
"Siapa yang mau bertemu denganku?"
"Kau akan tahu nanti, nona" senyumnya
Nabila menatapnya khawatir.

Watari membuka pintu mobil
"Silakan, sudah sampai" ujarnya super ramah
"Hotel?"
"Ya, Oriental East Hotel"
Nabila menatapnya curiga dan mencari cara untuk kabur
"Maaf Tuan Watari, tali sepatumu lepas" Nabila berbohong
Watari menunduk, memeriksa sepatunya, Nabila langsung kabur dan berlari
Saat ia berhasil kabur, gadis itu dicegat oleh Matsuda
"Hello"
"Kyaaa" Nabila panik, berjalan mundur tubuhnya menubruk mobil merah yang sedang terparkir di halaman parkir hotel
"Anda tak boleh kemana-mana ya," suara Matsuda besar dan nyaring
"Eh?"
"Sumimasen!" Matsuda pinta maaf karena suaranya
Nabila semakin ketakutan dan memohon agar dibiarkan pergi
Watari berjalan mendekati Nabila
"Tak apa nona, kami takkan macam-macam" ujarnya.

Watari membimbing Nabila & Matsuda masuk ke ruangan gelap
"Turun tangganya hati-hati. Disini gelap" nasihat Watari
"I..iya"
"Letakkan hp-mu disini" perintah Watari
"Handphoneku dirumah"
"Oh" balas Watari
Matsuda menaruh hp nya disitu
Watari menyemprot Nabila dan Matsuda
"Maaf, L itu sangat sensitif"
"L? Aku baru tahu ada yang hanya bernama satu huruf"
Nabila berusaha untuk tidak tertawa karena nama orang itu konyol
"Ya, begitulah" jawab Watari sambil membuka pintu
Matsuda dan Nabila memasuki ruangan serba putih dan terdapat monitor dimana-mana.
"Selamat datang" sapa Ryuga Hideki alias L
"Mau apa kamu mengundangku kesini? Tu..tuan"
"Tuan? Apa aku setua itu ya? Kamu jahat sekali" L menampakkan dirinya dihadapan Nabila.
"Ka..kamu!" Nabila terlonjak
"Iya, di ruang ganti itu" L tersenyum
"Ryuga-san, ma..maaf" Nabila membungkuk
"Tak usah minta maaf"
"Ada apa Ryuga-san, aku gak bisa lama-lama disini" Nabila menatapnya
"Aku mengundangmu untuk makan bersamaku"
"Eh Ryuga-san, aku..." jawabnya malu
"Sekaligus aku mau berdiskusi tentang Kira"
"Kira?"
"Ya" L tersenyum.

Dihadapan mereka berdua diatas telah tersaji makanan-makanan khas barat.
"Ryuga-san"
"Ya?"
"Dimana orang yang tadi?"
"Maksudmu Matsuda kan? Dia ada diruangan lain"
"Apa dia kelaparan?" Nabila menatapnya
"Matsuda-san, apa kau lapar?" L mulai berkomunikasi dengannya melalu handsfree-nya
"Sedikit, tapi aku bisa tahan" balasnya
lalu L mematikan handsfree-nya
"Watari," panggilnya sambil memegang secarik kertas memo
"Dimengerti" sahutnya sambil bergegas pergi keluar.

Soichiro Yagami dan jajaran tampak memasuki markas L
"Hari ini ada 3 orang meninggal diduga serangan jantung"
L memutar kursinya
"Kira masih berulah ya?"
"Ketiga orang itu narapidana kasus perampokan" jelas Soichiro
L menatap layar monitornya dengan seksama sambil berpikir
"Akan kupancing Kira"
Aizawa memperhatikan Nabila yang sedang duduk di sofa putih pojok ruangan
"Siapa itu?"
"Nabila-san" jawab Matsuda
"Pacarmu?" Tanya Aizawa usil
"Bukan" Matsuda geleng-geleng
"Dia kenalanku, kenapa?" L menatap mereka berdua
"Ah, tidak apa-apa" sahut mereka berdua bersamaan.

"Semua kegaduhan ini disebabkan oleh kira itu ya," Nabila mulai angkat bicara
"Menurutku, dia melakukan itu karena terobsesi dengan dunia ideal tanpa kriminal" jelasnya
"Ya, aku nencurigainya dia adalah seorang mahasiswa" L tersenyum sambil meneguk pouch kecil berisi jus jeruk.

Soichiro beserta jajarannya bergegas pergi
"Kami akan pulang"
"Baiklah aku akan hubungi kalian kalau ada yang menarik" senyumnya.
Matsuda berpamitan kepada Nabila
"Saya pergi dulu ya, Nabila-san"
"Iya Matsuda-san, jaga diri anda baik-baik"
"Wahhh, dia perhatian sekaliii" girang Matsuda
"Oi, Matsuda! Cepatlah!" Aizawa tidak sabaran
Matsuda bergegas keluar bersama jajaran-nya.

"Nabila-san"
"Ya?"
"Mau kuantar pulang?"
"Ah gak apa-apa, gak usah" Nabila merasa tak enak hati
"Ayolah, lagipula belum pernah aku mengantar seseorang sebelumnya"
"Eh?" Nabila terkejut
L tersenyum sambil memegang pundaknya.

"Mello, menurutmu dia siapa?" Near bertanya sambil memandang monitor komputer yang terhubung ke cctv ruang L
"Pacarnya mungkin" jawab Mello
"Dia sekarang jadi populer ya" Near bangga
"L akan melupakanmu dan terus mengingat gadis itu lho" Mello sinis
"Benar juga kamu,"
"Kalau begitu, bunuh bunuh bunuh" saran Mello, alter ego Near yang berbentuk boneka seram
"Jangan bunuh orang sembarangan, kita fokus ke kira saja" Near menolak
Mello melirik ke arah Near.

To be continued...

Death Note: Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang