Kerja sama

811 40 3
                                        

"Ohayou, Nabila-san. Mau sarapan?." Matsuda menyodorkan sekotak nasi bento.
"Arigatou gozaimasu," Nabila tersenyum.
L menyambar kotak bento dari tangan Nabila.
"Ryuga-sannn!" Nabila merasa terganggu olehnya.
"Nasi bento-nya buatku ya, aku ingin cicip sedikit" L mencomot sumpit dan mulai memakannya.
"Itu buatmu saja, deh." Nabila tampak bete dan kesal.
"Nabila-san, jangan marah. Aku punya 1 lagi kok" Matsuda nyengir.
"Yang benar?"
"Iya, hehe"
"Terima kasih banyak, Matsuda-san. Lain kali berkunjunglah kerumahku"
"Ah, jangan repot-repot" Matsuda tersipu malu.
"Bagaimana kalau aku traktir ice cream? Itu balas budiku" tawar Nabila tulus.
"Nabila-san, traktir aku juga dong, masa Matsuda saja" Izawa bawel
"Inilah keberuntungan" Matsuda meledek Izawa
"Awas yaaa"
Semua orang langsung tertawa kecuali L.

Light tampak memasuki markas dan mendekati L
"Jadi bagaimana perkembangannya?"
L tanpa basa-basi langsung memborgol tangan kanan Light.
"Kau ngapain?!" Light terkejut
"Mengecewakan ya. Kita membuktikan bahwa Light-kun bukan KIRA,"
Light menunduk melihat salah satu tangannya yang diborgol seperti ini.
"Hanya dengan hal kecil seperti ini."
"Hah?" Light melongo.

"L" panggil Soichiro
L & Light menoleh kearahnya bersamaan.
"Kalau putraku adalah KIRA, aku pasti sudah dibunuhnya sejak lama."

#Flashback

"Sudah kuduga ayah akan mempercayaiku."
"Kalau kau adalah Kira, aku akan pasti mati disini. Sungguh maafkan aku" Soichiro terduduk lemas dan menundukkan kepalanya.
"Aku jadi membenci Kira, karena telah buat ayah menderita."
Soichiro memeluk putranya, Light membalas pelukan ayahnya dan mulai menangis dipelukannya.

"Mulai sekarang aku akan memperhatikannya dengan mataku selama 24 jam penuh." Ujar L
"Jangan bercanda" Light meraih tangan L.
"Kita ingin membuktikan kalau kamu gak bersalah, kan?."
Light mulai meraih kerah baju L
"Jangan permainkan perasaan orang lain!" Light sangat marah.
"Light-kun!" Nabila & Aizawa menyeret & melerai Light
"Dia selalu curigaiku!!!"
Aizawa & Nabila memegangi pundak Light.
"Saat dia curiga, Kira sedang bunuh orang!"
"Kalau gitu setelah kira tertangkap, aku percaya kamu 100%" jawab L santai dan duduk kembali di kursinya.
"Ryuga-san," lirih Nabila.

"Mogi-san, tolong tunjukkan hasil laporanmu"
"Kami dapat pesan dari kenalan L." Mogi-san mulai bicara
"Kenalan?" Soichiro bingung.
"Orang yang otaknya sam sepertiku."
"Oh ya? Siapa?" Nabila berdiri disamping L yang masih duduk
L hanya meliriknya
"Nanti kuberi tahu." Balasnya.

"Menurut kami, para kriminal yang dibunuh Kira, terdapat 3 orang yang tak bersalah dan kematian mereka, menghasilkan efek luar biasa untuk perusahaan Yotsuba." Mogi-san menjelaskan lebih detail.
"Kira terlibat dalam Yotsuba?" Soichiro tampak heran.

"Kalau begitu, berarti tujuan utamanya bukan membunuh orang jahat." kata L
"Kamuflase..." kata Light lirih.
"Aku diberi tahu sebelumnya, Kira yang ini membunuh orang seperti itu untuk berkamuflase. Untuk tetap membunuh para kriminal."

"Apa ada alasan lain?" Tanya Soichiro.

"Awalnya aku mengira Kira adalah seorang mahasiswa. Profilnya sebagai mahasiswa menggunakan kekuatan itu untuk kepentingan dirinya sendiri." Jelas L.

"Aku akan membantu" tawar Light
L memandangi Light. Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain.
"Aku juga ingin menangkap Kira"
"Light..." tegur Soichiro
"Aku ingin merasakan perasaan mencurigai orang sama seperti saat aku dicurigai oleh Ayah & Ryuga."

Soichiro memandangi anaknya ragu.

L masih saja memandanginya.

"Light-kun..." lirih Nabila.

Light menoleh ke arah Nabila.
"Hey, kamu Nabila Yamazaki, kan? Mahasiswa dari jurusan bahasa kan?"
"Ya, benar."
"Bagaimana kabarmu? Kenapa kamu disini juga?"
"Ryuga-san yang minta aku kesini, makanya aku disini." Nabila tersenyum ramah.
"Itu benar." Jawab L santai.
"Tapi aku bingung, darimana Ryuga-san tahu rumahku?" Gadis itu sangat bingung.

"Watari,"
"Aku disuruh mengikutimu sampai rumah-mu. Jadi sekarang aku tahu rumahmu" jelas Watari.
"Ryuga-san nakal!" Nabila marah.
"Juga seenaknya," timpal Watari.

"Tapi kamu masih mahasiswa" ujar Matsuda.
"Dia bukan mahasiswa biasa. Aku jamin dia punya bakat." Balas L.
Light langsung menoleh kearahnya sedangkan L tersenyum padanya lalu berdiri dan mengambil sebuah kunci dari saku celana kemudian membuka borgol ditangan Light.

"Ayo kita tangkap Kira bersama, dan selesaikan semua ini."

"Ya" Light mengangguk

L mengulurkan tangannya kemudian Light menjabat tangannya.

"Aku izin pergi dulu,"
"Mau pergi? Biar kutemani" tawar L
"Tak usah. Lagian kamu kan harus kerja selesaikan kasus Kira, kan?."
"Benar. Tapi aku belum berjalan berdua dengan seseorang, lho"
"Eh?"
L tersenyum usil, mendekatinya lalu meraih kedua tangan gadis itu.

"Ryuga-san..." Nabila memandanginya.
"Jangan pandang se-lama itu"
tegur L lembut
"Gomen," Nabila menundukkan kepalanya.

Aizawa bersiul sambil menatapi mereka.
"Lihat, ada yang serasi disini."

"Eh?" Nabila tampak heran.

"M..maksudku, Aku sedang bicara tentang sepatuku." sanggah Aizawa.

"Bohong tuh, dia bicarain kamu dan L." Matsuda polos.
"Diamlah, Bakka!" Aizawa kesal dengan Matsuda.

"Oh iya, Matsuda-san mau ice cream kan? Biar kubelikan" Nabila teringat dengan janjinya tadi pagi dengan Matsuda.

"Jadi kamu gak belikan aku juga?" Aizawa merengek

"Kalau kalian mau, aku bisa belikan untuk semua" tawar gadis itu dengan senyum cerianya.

"Ok deh, kita setuju" Mogi-san mengangguk

L menggandeng tangan Nabila sambil tersenyum.
"Kalau begitu, ayo."

Nabila mengangguk sambil tersenyum kemudian mereka berdua keluar.

"Mereka manis sekali" kata Watari sambil menangis terharu.


To be continued...

Death Note: Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang