Fair Ending

455 17 2
                                    

Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar apartemen yang gelap sunyi.

Beyond mencengkram guling, menutupi wajahnya dengan sebuah bantal sambil menggerutu.

"Aku benci matahari!"

Lalu Beyond terbangun dengan menutupi wajahnya dengan satu telapak tangan.

Beyond langsung saja melompat turun dari tempat tidurnya. Dilihatnya boneka Wara Ningyo yang tertancap dimana-mana.

"Lawliet, apa kau melihatku?" Beyond bergegas ke kamar mandi dengan sebuah handuk di pundak.

"Lawliet, apa kau dengar aku?" Beyond menatap cermin.

"Aku akan habisi Kira, hari ini HAHAHA"

Beyond tertawa lepas kemudian bergeming.

Nabila sedang merenung ditaman dengan sebuah minuman ditangannya.

"L-kun..."

Nabila menundukkan kepalanya.

"Aku merindukanmu...sangat. apa tak bisa menghidupkan orang mati yang tercatat di buku itu? kenapa? kenapa??!" Nabila menangis terisak-isak.

Nabila mengangkat kepalanya. L terlihat berdiri di depannya dengan tersenyum.

"Nabila-chan, ikut aku."

"Eh? L-kun?!"

Langsung saja L berlari dari hadapannya. Nabila langsung berdiri dari kursi taman dan mengejarnya.

Tunggu, tunggu!!! L-kun!!!

Sebuah sepeda motor sedang melintas dengan berkecepatan tinggi.

CITTT

BRAAAAK

"Suster, pasien bernama Nabila Yamazaki ada dikamar berapa?"

"Kamar nomor 703 lantai 3"

"Arigatou,"

Pintu nomor 703 terbuka.

"Siapa?" Nabila bertanya dengan lirih.

"Ini aku. Jangan berlagak lupa ingatan." Beyond duduk disamping Nabila sambil mengenggam erat tangan gadis itu.

"Beyond-kun..."

"Kenapa bisa seperti ini? Sudah kubilang kan? Selalu hati-hati tapi kamu lalai"

Nabila memasang raut wajah sedih.

"Gomenasai, bicaraku kasar ya? Takkan terulang lagi." Beyond menundukkan kepala.

"I just wanted to protect you, baby."

"It's okay, my fault"

"Jujur, dimana kamu sebelum tertabrak motor tadi?"

"Taman. Tadi aku melihat L-kun..."

"L?"

"Iya. Tapi dia lari, makanya aku kejar dia dan..."

"Nabila, itu bukan L tapi halusinasi-mu" Beyond mengelus rambutnya lembut.

"Aku ini merepotkan, kan? Untuk apa aku disini? Aku mau mati"

"Berhentilah bicara seperti itu, kematian bukan jalan keluar! Sadarlah!"

"Aku sangat merindukan Ryuga-kun,"

"Ryuga??? Siapa?" Beyond menaikkan sebelah alisnya.

"Nama palsu L-kun..."

Beyond menatap gadis itu dengan tatapan kasihan.

"Umm kau mau buah? Kubawakan buah untukmu"

"Tidak ada ice cream?"

Death Note: Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang