Taktik Gila

299 16 0
                                        

"Nabila-san, mau kuantarkan pulang?" Tawar Matsuda dengan senyum ramahnya.

"Tak usah, aku bisa sendiri."

"Malam-malam begini? Bahaya lho kalau perempuan sendirian di jalan sepi."

L menoleh ke arah Nabila dengan tatapan sinis.

"Matsuda-san, biarkan saja dia pulang sendirian. Aku tidak tanggung jawab lho, kalau Nabila-chan di culik lagi."

"Huh, L-kun ini!" Nabila menggertakan giginya dan tanpa pikir panjang membuang cincin pemberian L ke lantai.

"L, dia marah..." Matsuda melirik L.

"Biarkan saja..."

Matsuda berjalan menghampirinya lalu menarik kerah baju L dan meninju wajah L. Soichiro terkejut segera berhenti menulis laporan dan segera melerai mereka.

"Apa apaan kalian! Ribut saat penyelidikan!" Soichiro berteriak dengan lantang.

L memegangi hidungnya yang berdarah. Matsuda mulai marah.

"L-san! Pacar macam apa kau ini! Tega membiarkan pacarnya pulang sendiri!!"

"Tidakkah kau lihat aku sedang apa!" L tak kalah marah dengan Matsuda.

"Sudah, sudah! Kalian sudah besar bukan anak kecil yang berebut permen!!!" Mogi yang frustasi, suaranya tak kalah lantang dengan Soichiro.

Matsuda menelan ludah, jari telunjuknya sibuk menuding wajah L. L memandang Matsuda dengan tatapan sinis & benci.

Beyond hanya tersenyum simpul kemudian tertawa.

"Cinta itu lucu ya, bisa membuat orang gelap mata, Khu khu khu" Beyond memungut cincin yang tadi dibuang Nabila.

Beyond segera bangkit dari duduknya. Ia mengambil toples selai yang baru.

"Kalian berisik sekali. Dasar, orang-orang merepotkan, fuh." Beyond menyambar tas nya kemudian meraih pintu lalu keluar ruangan.

"Aku ke toilet dulu,"

Beyond membuka pintu toilet kemudian memasukinya. Ia membuka jaket putihnya, baju tahanannya. Ia membersihkan mulutnya yang penuh dengan selai strawberry dengan air dari wastafel. Ia bercemin sesaat di cermin toilet, ia meraih sebuah bedak dari tasnya kemudian mulai memakai bedak itu tebal-tebal. Ia segera memakai setelan kemeja L yang sama persis dengan apa yang L pakai.

"Sempurna... hmmft" Beyond tersenyum simpul sambil menyisir rambutnya yang berantakan.



Nabila berada di ruangan lobby hotel sambil sibuk memainkan handphonenya. Beyond yang sedang menyamar menjadi L. Lawliet tersenyum simpul lalu mendekatinya.

"Kau menungguku, Nabila?" Beyond memulai pembicaraan.

"Jangan dekati aku, pergilah L-kun" Nabila bergeser menjauh.

"Aku punya niat baik untuk mengantarmu, lho. Ayo, kita lekas ke rumahmu pasti orangtuamu cemas." bujuk Beyond halus.

"L-kun... aku rasa hubungan kita sampai disini saja,"

"Huh???" Beyond mulai heran.

"Kita putus saja, lagipula aku ini menganggu kan?" Nabila mulai menangis. Orang orang yang berada di lobby hotel memperhatikan mereka berdua.

"Nabila-chan, berhentilah menangis..."

"Lupakan saja aku, cari gadis yang lain saja" Nabila masih menangis, kali ini ia menangis sambil menundukkan kepala.

Death Note: Love LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang