Sesajen

494 12 0
                                    

Ada yang pernah bilang seperti ini kepada saya " Jika tak ingin diganggu ya jangan mengganggu terlebih dahulu " , mungkin ini nasihat yang tepat buat orang yang memang sering iseng seperti saya dan memang benar jiga kita mengganggu orang maka jangan heran jika orang yang kita ganggu akan membalas dan bisa saja gangguan atau keisengan orang lain akan berlebihan karena ada rasa kesal saat melakukannya kepada kita . Tapi bagaimana jika yang merasa terganggu itu bukan orang tetapi mahkluk yang sebelumnya tak pernah kita temui ? .

4 tahun yang lalu saya baru diterima di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan , setelah beberapa bulan bekerja saya memiliki kebiasaan untuk tidur di kantor jika ada pekerjaan yang harus saya selesaikan atau jika harus survey ke beberapa tempat esok harinya , karena jarak kantor dan rumah yang cukup jauh ditambah macet sehingga pilihan tidur di kantor merupakan pilihan terbaik untuk menghemat waktu dan bensin . Apalagi terkadang tidak hanya saya saja yang memilih untuk tidur di kantor atau lembur di kantor , keisengan saya dimulai setelah beberapa bulan bekerja dan sasaran keisengan saya tentunya rata - rata teman kerja saya hingga satpam yang bekerja malam itu . Dimulai dari iseng yang kecil seperti menyembunyikan barang - barang pribadi mereka , menganggu saat tidur atau bahkan mengunci teman yang sedang berada di kamar kecil .

Setahun lebih saya bekerja hingga para rekan kerja saya sudah maklum dengan keisengan yang saya lakukan dan tidak sedikit juga yang membalas keisengan saya . Suatu malam saya kebetulan lembur hingga hampir tengah malam , dan malam itu saya hanya ditemani mang ujang seorang satpam yang memang biasa dapat shift dari sore hingga malam dan jika ada yang lembur maka dengan satu bungkus rokok dan beberapa sachet kopi hitam ia akan rela menemani lembur karyawan disini hingga larut malam . Sekitar jam sepuluh malam saat saya masih bekerja mang ujang datang menghampiri saya menawarkan apakah saya mau sekalian dibuatkan kopi .

"Wah pas banget mang , boleh deh tapi jangan terlalu panas ya . Nanti saya susul ke bawah ngopi sambil ngobrol kita" Ucap saya sambil lalu melanjutkan pekerjaan , tak lama saya melihat mang ujang melewati kantor sambil membawa nampan dan berlalu ke bawah tanpa berkata apapun , tak lama saya tetap membiarkan komputer saya tetap hidup dan berjalan ke bawah menyusul mang ujang . Tapi saat sampai di lantai 2 saya melihat sebuah cangkir kopi panas ada dipojok meja teller , ini salah satu kebiasaan aneh mang Ujang menurut saya karena beberapa teman kantor bilang kalau mang Ujang paling sering diganggu oleh penunggu disini tapi setelah ditelusuri tidak pernah ada karyawan lain yang pernah diganggu atau melihat hal yang aneh selama bekerja disini . Jadi , sebuah ide iseng tiba - tiba muncul saat saya melihat gelas kopi tersebut , yang secara tidak langsung menggelitik saya bahwa apa yang akan terjadi bila mang Ujang tak melihat gelas tersebut berada di tempat yang seharusnya dan rasa penasaran apa yang akan terjadi jika saya mengubah sesuatu , siapa yang akan marah selain mang Ujang ? .

Obrolan kami hanya seputar keisengan saya yang selalu dikeluhkan teman kantor saya yang lain , sesekali mang Ujang tertawa lepas dengan hal - hal iseng yang pernah saya lakukan sambil menyeruput kopinya secara perlahan dan karena rasa penasaran obrolan kami mengarah ke hal - hal yang aneh di kantor ini , terutama soal kopi yang selalu ada di meja teller lantai 2 . " itu mah sebenarnya wejangan dari satpam yang dulu pernah kerja disini , dia bilang kalau ada yang lembur tolong sebelum tengah malam atau saat masih bekerja lembur untuk menaruh kopi di lantai 2 dan sebuah rokok yang sudah dibakar katanya " , ucap mang Ujang pelan , " tapi tadi kok gak ada rokok yang udah dibakar tadi saya lihat mang ? " , balas saya penasaran , " berarti sudah dibawa ama yang nungguin disini a , dulu karena penasaran gimana ilangnya saya intip tapi gak ilang - ilang , nah kalo saya tinggalin ilang sendiri a " , balas mang Ujang lagi . Jujur bulu kuduk saya seperti berdiri tiba - tiba dan rasanya mang Ujang terlihat seperti tidak nyaman menceritakan hal ini kepada saya , dengan masih adanya rasa penasaran saya lanjut bertanya " kalo kopinya mang ? kok gak hilang ? " .

" Kopinya mah gak akan hilang a , kadang pas saya pulang masih penuh , kadang sisa setengah cangkir atau kadang habis a , yang paling penting mah jangan disentuh aja " jawab mang Ujang , " Udah a jangan dibahas lagi , saya bayangin yang serem - serem gak berani , cuma sering denger dari yang kerja sebelumnya aja udah ngeri a " lanjut mang Ujang sambil menghabiskan sisa kopinya lalu membakar rokok sambil membayangkan hal - hal yang lain tampaknya . Sayapun lalu kembali ke lantai 2 untuk mengembalikan cangkir kopi yang saya sembunyikan tadi ketempat sebelumnya , entah kenapa dengan melihat raut muka mang Ujang tadi seperti membuat saya percaya sepenuhnya dengan hal - hal yang sudah ia ceritakan , saat saya tiba ditempat saya menyembunyikan kopi tersebut saya sedikit lega karena cangkir kopi tersebut masih ada disana dan isinya juga masih penuh . Lega sekaligus ragu dengan hal mengada - ada yang baru saja saya pikirkan barusan , hantu ? setan ? sesajen ? haha.. lucu juga .

Tapi perasaan ngeri dan bulu kuduk seperti tiba - tiba berdiri itu muncul lagi saat saya memegang cangkir kopi tersebut , masih panas sama seperti saat saya memindahkan cangkir tersebut tadi sebelum turun . Dengan cepat saya mengembalikan cangkir tersebut ke tempat seharusnya lalu kembali ke lantai 3 , membereskan semuanya dan langsung pulang pikir saya saat itu . Setibanya di meja kerja saya memasukkan beberapa berkas ke dalam tas lalu beberapa berkas lain ke dalam laci meja lalu menyimpan pekerjaan yang belum selesai di komputer saya lalu mematikan komputer tapi saat saya sedang mematikan komputer mata saya seperti melihat sesuatu berada di pintu dekat lorong keluar ruangan kerja saya , ya saya seperti melihat seseorang sedang berdiri tepat di pintu tersebut dan benar saja saya melihat seseorang berdiri , badannya sangat kurus dengan kulit keriput dan dari sini aku dapat melihat jelas kalau kulit keriputnya seperti hanya menutupi tulang - tulangnya yang menonjol dari seluruh tubuhnya dengan badan bungkuknya ia melihat saya dengan tatapan sangat - sangat marah .

" punten.. punten.. maaf.. saya tidak tau apa - apa , punten kek maaf " , ucap saya refleks ketakutan , karena seumur hidup saya tidak pernah melihat hal - hal seperti ini , saya selalu menyepelekan hal - hal seperti ini hingga muncul rasa tidak percaya hingga saya melihat hal seperti ini dengan mata kepala saya sendiri . Kakek ini sama sekali tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berada sekarang , ia hanya terus melihat saya dengan tatapan yang mengerikan . Rambutnya yang putih seperti sama dengan warna pucat yang ada di tubuhnya dan yang lebih mengerikan lagi adalah tangannya lebih panjang seperti panjang tangannya menjulur panjang , lalu tiba - tiba terdengar teriakan tak jauh dari ruangan kami " Allahu akbar " , suara mang Ujang diiringi dengan suara pecahnya cangkir dan nampan yang jatuh ke lantai , dan saat itu juga mahkluk itu berjalan dengan perlahan kearah saya hingga cukup dekat dan tiba - tiba tangannya yang cukup panjang itu meraih tangan kanan saya dan meremasnya cukup kuat lalu dengan susah payah ia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi ia menghilang begitu saja tanpa berhasil mengucapkan sepatah katapun , pergelangan tangan saya terasa sangat sangat dingin setelah diremas cukup kuat oleh makhluk tersebut . Dan tak lama didekat pintu lorong saya melihat wajah mang Ujang yang pucat menatap ke arah saya , ia juga ketakutan pikir saya atau mungkin juga marah .

Esok harinya mang Ujang membawa seseorang untuk bertemu dengan saya , namanya Pak Edi yang dulu pernah menjadi satpam juga disini dan kebetulan warga yang tinggalnya disekitar sini , pak Edi sudah berhenti bekerja disini 7 tahun yang lalu . Mang ujang membawa pak Edi karena bersangkutan dengan kejadian semalam tentunya , ia bercerita jika daerah ini dulu sekali merupakan daerah kampung yang warganya memang masih sangat - sangat percaya dengan hal - hal mistis sehingga memberikan sesajen adalah hal yang lumrah , apalagi di malam - malam tertentu . Saat daerah ini perlahan - lahan menjadi daerah perkantoran kebiasaan memberikan sesajen jauh berkurang dikarenakan waktu aktifitas perkantoran jarang hingga malam hari , seiring berjalannya waktu aktifitas lembur seperti mengganggu mahkluk - mahkluk mistis yang ada disini terutama sang kakek yang dipercaya dulu adalah seseorang yang sedang belajar ilmu sesat tapi saat ia hampir mendekati ajalnya ia tak bisa memindahkan ilmunya karena ia tak mempunyai keluarga dan keturunan hingga cara satu - satunya mengakhiri penderitaannya adalah dengan menguburnya hidup - hidup . Dan jika ada yang melakukan aktifitas di malam hari maka sesajen adalah hal yang harus diletakkan sebagai tanda agar tidak saling mengganggu ujar pak Edi , tapi jika hal tersebut diganggu atau tidak dilakukan maka sang kakek akan terus mengganggu atau terus mendatangi lewat mimpi .

Dan hingga saat ini , saya tak pernah tidur dengan lampu dimatikan dan saya selalu merasa didalam mimpi saya selalu bertemu dengan orang yang sama yaitu kakek tersebut tapi dengan tubuh yang berbeda , terkadang ia ada di tubuh anak kecil dengan muka tua , atau lelaki paruh baya dengan muka tua atau bahkan wujud yang sama seperti yang saya lihat malam itu , tetapi satu yang tak pernah berubah adalah tatapan tajamnya masih sama seperti saya melihatnya waktu itu .



Bedtime StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang