"Luke? bercandamu itu keterlaluan" kataku. Luke mundur beberapa langkah, rasa takut, malu yang beberapa detik tadi ku lalui, kini telah usai, jantungku sudah tidak berpacu cepat seperti tadi.
"Tidak saya tidak bercanda, saya memang cemburu" Kata Luke seterusnya menyilangkan tangan nya, dan mulut yang sedikit dimonyongkan, jengkel.
"Tapi kan-"
"Kamu tidak bisa tidur kan?, Ayo ikut saya" Katanya lalu menarik tanganku pergi ke luar kastil, dan mulai menjauh dari kastil.
Luke dan aku pergi ke hutan, disini gelap tapi Luke tetap saja menarik tanganku, aku ingin dia melepaskan genggamannya, tapi kalau dia melepasnya dan tiba tiba aku ditinggal sendiri disini kan gak lucu.
Tibalah kami di sebuah gua, yang di dalamnya sudah terlihat jelas, disana pasti kegelapan mengikuti.
"Masuklah!" suruh Luke kepadaku, dia gila? kalau aku sih tidak mau menjadi salah satu orang tidak waras yang masuk kedalam situ, pasti didalam nya ada monster menakutkan atau apapun yang tidak bisa dibayangkan.
"Kau tidak salah?" kataku.
"Yasudah aku duluan" baru saja Luke melangkahkan kaki, aku menarik tangan nya bermaksud untuk tidak meninggalkan aku sendiri.
"Jalan nya berdua" kataku. Lalu kita mulai melangkah. Langkah demi langkah kita maju, aku menutup mata setelah memasuki gua itu, lalu tiba tiba Luke pun terhenti, yang membuatku tersentak dibalik punggungnya.
"Bukalah matamu" perintah Luke itu membuatku membuka mataku sedikit sedikit, pertama samar samar aku melihat cahaya, kemudian mataku terbuka sempurna, ini sungguh tampak tidak nyata, Danau yang jernih melampang luas di depan sana, kunang kunang yang mengeluarkan cahaya itu, mengurangi kegelapan yang ada tadi, alangkah indahnya lagi sebuah kristal, tidak sebuah tapi banyak sekali kristal disini, berwarna biru yang memantulkan cahaya dari bulan. Ini indah sekali pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya, Menakjubkan.
"Dimana kita Luke?" tanyaku, setelah aku bertanya tiba tiba kupu-kupu cantik menuju ke arahku, dan aku menaikkan tanganku dan hinggap lah kupu-kupu itu ditanganku. "Hei lihat, cantik sekali"
"Kita ada di Danau Angelasius, banyak orang yang mengatakan ini adalah gua yang menyeramkan tapi mereka tidak tahu apa isi didalamnya, sampai saat ini pun tidak ada yang berani kesini, kecuali saya" katanya.
"Hah? danau seindah ini ga ada yang mau kesini karna takut? sungguh disayangkan" kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
"Bukan nya kamu juga takut?"
"Ya i-i-iya juga sih" kataku malu. "Eh tapi kenapa namanya Danau Angelasius?"
"Itu saya yang namakan, kau tidak perhatikan ya? ditempat ini semuanya berbeda, lihat saja banyak kristal kan disini?" Luke mulai melangkah kedepan menuju pinggiran danau lalu ia duduk, aku hanya mengikutinya. "Dan juga perhatikan cahaya yang terbang itu, itu bukan kunang kunang, itu seperti makhluk bersayap tapi bukan peri"
"Apa?"
*-*
*-*
Author POV
Malam semakin larut, tapi Liora dan Luke masih berada di danau Angelasius ini. Keheningan menyeruak, hingga Luke memulai percakapan.
"Hei bintang jatuh" kata Luke yang semula berbaring dirumput sekarang dia duduk disamping Liora, dan menunjuk ke arah langit. "Apa kau percaya tentang ke ajaiban bintang jatuh?"
Liora menggeleng-gelengkan kepalanya yang bersimbol mengatakan 'tidak'.
Pandangan mereka berdua kini menghadap ke arah samping.
Aku ingin semuanya berubah Batin Liora.
Aku ingin dia menjadi milik ku Batin Luke.
Mereka berdua mengucapkan Wish masing masing, mereka berdua memang terlalu gengsi menyatakan kalau mereka masih percaya ke ajaiban bintang jatuh.
Lalu mereka menatap satu sama lain, beberapa detik kemudian mereka saling tertawa.
"Luke aku mengantuk" Seru Liora, sambil berdiri. Luke mengikutinya.
"Baiklah ayo"
Liora dan Luke kembali ke kastil. Sesampainya didepan kamar Liora.
"Selamat malam" Kata Luke.
"Selamat malam"
Baru saja Liora ingin membuka pintu kamarnya, Luke memanggil Liora.
"Liora, Kau meminta apa?"
Liora terdiam sejenak, dan mulai tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, dan gadis itu masuk ke kamarnya.
*-*
*-*
Liora menatap langit langit kamarnya, menatap desain interior yang terukir indah dilangit langit kamarnya, Liora mengerenyitkan dahinya, Liora mulai aneh, dia rasa dia seperti orang gila sekarang, tersenyum senyum sendiri, memikirkan satu hal dan satu wajah, yaitu Luke, dia mulai resah, jantungnya kini berdebar debar, dia menatap jam dinding yang tertera di dinding kamarnya.
Liora POV.
Tik..Tok..Tik..Tok..
Jam yang berdetak itu membuatku semakin tidak bisa tidur. Saat aku menatap sekali lagi ke arah langit langit kamarku, ajaibnya wajah Luke ada disana. Tidak ini hanya bayangan.
Dag..dig..dug..
"Huft Apa ini ... Rasa?"
----
Back lagi, update dua part yaa, Vomment nya ditunggu, jangan jadi Silent reader yaudah ah gitu aja babai.
Salam Lope lope♡♡.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret✅
Vampire"Aku tidak akan mengampuninya, mereka semua penghianat, semuanya bohong, aku berjanji aku akan memusnahkan alam ini"-Liora Athanasia Cultur "Aku tidak akan mencintainya, karna itu hanya membuat dia ikut serta dalam kutukan ini"-Luke Carlyn Padahal h...