Chapter 17 : kematian

1.5K 82 0
                                    

"Kita tidak bisa membiarkan nya, dengan merahasiakan 'nya saat hampir semua orang tahu, dia akan bahaya, kita akan kehilangan dia juga akhirnya nanti" Raja vampire itu bicara kepada seorang penasehat 'nya diruang pribadi nya.

"Namun kalau kita menobatkan nya menjadi seorang putri sekarang, berarti kita juga harus menyuruh nya untuk memburu pedang itu untuk kita?" tanya sang penasehat tersebut.

"Tentu saja, waktu nya sudah dekat, kita tinggal menunggu hari dimana kita akan berjaya, hari dimana aku mempunyai pedang Golden dan silver war"

*-*

Aku sedang menyusuri koridor istana, setelah mendengar aku dipanggil untuk menghadap Raja, Ratu dan semua yang sudah tahu.

Aku memakai gaun panjang saat ini.

Aku akan dinobatkan menjadi putri dari kerajaan Vampire. Menjadi salah satu anggota keluarga bangsawan. Aku pasrah saja, setelah tahu, aku lah pemilik pedang, yang sama sekali aku tidak tahu. Dan aku juga tidak tahu apa yang nanti terjadi, dengan ku.

Aku belum sama sekali bertemu dengan ibu dan ayah kandung ku. Memang aku sudah melihat nya. Namun untuk memeluk ibu dan ayah yang selama ini aku tidak pernah bertemu. Aku sangat menunggu waktu itu.

Dengan orang tua angkat ku?. Mereka bahkan tidak perduli lagi dengan ku. Setelah aku yang tidak dengan sengaja membunuh kakak ku sendiri. Aku mengaku salah. Bahkan ayah yang dulu masih menerima ku, kini tidak perduli lagi, karna kejadian kemarin. Entah ada apa dengan ibu dan ayah angkat ku. Mereka pergi ke alam manusia. Dan mungkin tidak pernah kembali untuk bertemu dengan ku.

Oh tenang saja, setelah di alam manusia, para penghuni alam Volture ini kehilangan sebagian kekuatan mereka. Para pemakan daging pun, tidak bisa lagi memakan manusia lain nya. Itu hanya bisa dilakukan di alam Volture. Itu juga, Vampire atau Werewolf tidak memakan daging manusia. Sebagian vegetarian, sebagian memakan daging hewan.

Aku sudah tahu begitu banyak hal di alam Volture ini. Semua berkat Fio, dia memberitahu, sangat lah terperinci. Kalau aku ceritakan alam ini, mungkin akan sangat panjang lagi. Volture memang menyimpan begitu banyak keanehan namun mengesankan.

Aku sudah sampai diruang penobatan. Lebih tepat nya hanya berdiri di depan pintu besar berwarna merah, serta kilauan emas yang di ukir di pintu nya.

Aku gugup, bahkan takut. Aku takut, terjadi sesuatu dengan ku, dengan orang tua ku bahkan dengan semua orang. Karna kehadiran, sosok hitam yang kemarin sempat datang di pesta.
Kata Fio, hanya karna dia, permusuhan diantara raja Vampire dan Werewolf tercipta lagi. Tadinya, sudah ada sedikit rasa perdamaian diantara kedua nya. Bahkan asrama yang dulu aku tempati, ternyata adalah simbol dari perdamaian diantara kedua nya.

Baiklah aku siap, aku mulai memasuki pintu yang sudah dibuka oleh prajurit istana. Tentu saja, aku di istana Vampire sekarang. Disini tidak ada Grace, kak Michael maupun Luke.

Ah, dengan Luke. Kemarin adalah penyelesaian rumit. Aku dan Luke sekarang menjaga jarak, begitu juga kak Michael, Luke, dan kak Angel. Mungkin kita sekarang pura pura tidak kenal. Agar tidak ada yang tersakiti satu sama lain. Sebenarnya aku tidak bisa menjauh dari Luke. Aku mencintai, dan menyayangi nya. Ya, aku menyimpulkan begitu. Aku sangat mencintai Luke.

Aku berjalan, bak seorang putri yang anggun. Aku memang seorang putri yang seharus nya begitu. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa memakau gaun yang ketat, serta rumit. Sekarang saja aku mau pakai, karna ini adalah penobatan ku.

Aku melihat sekeliling orang yang berada di kanan-kiri ku. Lalu setelah nya, aku melihat ke arah, ayah, ibu dan kak Angel. Mereka sudah menunggu di singgasana nya.

Aku sampai, di depan ayah ku. Ayah ku, mengambil mahkota kecil yang telah disiapkan. Lalu aku menunduk sedikit, ayah ku memakai kan mahkota nya. Lalu, ayah ku mengambil pedang yang telah disiapkan juga. Dan memberikan nya kepada ku.

Aku membalikan badan, melihat ke arah para dewan besar, dan bagsa vampire. Aku tidak merasa senang, namun juga tidak merasa sedih. Aku hanya takut. Takut akan apa kejadian yang akan datang. Takut akan semua hal atau bahkan semua orang yang ku kenal.

¤¤

Sang ratu itu tengah duduk didekat suami 'nya. Sang raja sekarang terdiam. Setelah mendengar perkataan dari istri nya tersebut, sang raja mempertimbangkan. Namun raja merasa sangat marah. Disaat tujuan nya sudah dekat malah ada pengganggu besar ditengah nya.

"Tidak bisa! kau harus setuju, memang dari dulu aku sangat menunggu hal ini, 2 hari lagi adalah hari dimana Liora akan mencari tujuan ku" senyum ketus tergambar di wajah sang raja.

"Tapi-"

Sang raja terlanjur marah, ia mengambil pedang yang ia pegang. Dia menusukan pedang nya tepat di perut istri nya itu.

Zup. Bunyi terdengar setelah pedang ditancapkan. Lalu pedang di cabut kembali. Raja langsung menyembunyikan pedang nya itu dengan cara menghilangkan nya. Agar tidak ada bukti bahwa ia sendiri yang membunuh istri nya itu.

Sang raja, benar benar tidak merasa bersalah. Ia bahkan sangat senang.

Setelah nya, sang ratu terbaring di ranjang istana itu. Sebutir air mata  menetes setelah ratu benar benar ingin tiada. Lalu cahaya emas muncul dari bagian yang ditusuk. Dan mulai merambat ke seluruh tubuh sang ratu. Sang ratu seketika menyinari ruang kamar raja, dengan sinar emas nya itu. Lalu cahaya nya terhenti begitu juga nafas sang ratu.

¤¤

Liora sedang berjalan jalan dikoridor istana dengan Angel. Masih ingat dengan kisah cinta itu?. Namun kisah itu tak memberhentikan kasih sayang yang terjalin diantara mereka. Liora sangat lah tidak membenci Angel begitu juga sebalik nya.

Liora hampir berada di depan kamar ibu dan ayah nya. Memang itu tujuan nya. Namun saat sebelum sampai di pintu nya. Sinar emas terlihat sinar nya menembus sampai keluar. Lalu, seorang laki laki bertubuh kekar keluar dari kamar sang raja tersebut. Sang raja terlihat panik, dia menengok ke arah mereka berdua. Jalan mereka terhenti, namun langkah dari sang raja terdengar, "Ibumu telah tiada"

Perkataan itu seolah mematikan semua organ tubuh Liora. Butuh beberapa saat untuk mengatur pernafasan nya. Seketika ia merasa seolah tubuh nya, seperti terserang aliran listrik.

Liora tak mampu berkata kata.

Liora, merasa sangat kesal, sedih dan sebagian perasaan yang lain nya. Benar saja apa yang ia takut kan. Ibu nya, yang bahkan tidak sempat memeluk apalagi bisa mengobrol dengan nya. Dia sudah tiada. Meninggalkan Liora menjadi lagi lagi sendiri.

***

Hai kalian semua aku kangen...

Aku mau bilang aku mau berhenti bikin part yang panjang panjang. Aku pengen nya, bikin part pendek tapi sering update... Hal serupa juga berlaku untuk cerita ku yang lain nya.

Hope you enjoy..
SLL...

A Secret✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang