RUMAH CINTA

1.8K 51 4
                                    

 TAK seorang pun tahu jika pemuda ini turunan ksatria Dayak. Tak seorang pun yang tinggal di Balikpapan tahu, darimana pemuda lugu ini berasal. Orang-orang memanggilnya Item. Meski kulitnya tidak hitam. Dia seperti orang Dayak lainnya, berkulit putih dan berwajah tenang.

Dengan wajahnya yang bodoh dan tampak penurut itu, pemuda ini dijadikan pesuruh di rumah cinta tentara Jepang, di belakang tangsi serdadu Jepag yan dulunya tagsi serdadu KNIL. Tentara Jepang yakin pemuda ini tidak akan buat ulah. Karena wajahnya bloon. 

Remaja ini bukan orang baru di rumah cinta itu. Sedari zaman ratu, dia sudah disana. Banyak pelacur mengenalnya. Item adalah adik bagi semua pelacur. Semua pelacur sayang pada Item yang masih remaja itu. Pada dasarnya, para pelacur adalah bersaudara. Dunia laki-laki yang menjajah selangkangan wanita-wanita itulah yang membuat mereka harus bersatu. Meski tetap saja mereka dijajah lelaki entah sampai kapan. Mereka tetap menderita, tapi merasa tidak sendiri dalam penderitaan tentu sebuah kebaikan. 

Inilah rumah cinta. Yah, di rumah besar ini, para lelaki bisa beli cinta dengan uang mereka. Mereka boleh-boleh saja puas dan lemas disini, tapi tidak ada yang gratis disini. Para pejajah selangkangan harus bayar disini! Tak ada yang boleh gratis dari para penjajah selangkangan. Sebisa mungkin mereka harus rogoh kocek dalam-dalam untuk dapatkan cinta dari rumah ini.

  Karena ini rumah cinta, maka semua penghuni diberikan nama-nama bunga. Mulai dari Mawar, Melati, Trompet, Dahlia dan lainnya. Mawar adalah penghuni lama. Dia seperti kakak bagi yang lainnya. Mereka tidak punya cara lain bertahan hidup. Selangkangan mereka yang menggiurkan laki-lakilah yang membuat mereka bisa bertahan. Hidup begitu keras bagi mereka. 

Mak Ijah, adalah tetua disini. Ratusan lelaki sudah rasakan selangkangannya. Kini dia tak jual barang itu lagi. Dialah yang sekarang ayomi semua penghuni rumah cinta. Mah Ijah mungkin mucikari terbaik di jagat ini. Mak Ijah juga seperti ibu bagi Item. Tak heran jika Item begitu patuh dan sayang pada Mak Ijah. 

Desember 1941, dua bulan sebelum serdadu-serdadu kate itu datang, Item sudah di rumah cinta ini. Pelan-pelan bocah ingusan ini mulai disayangi para penghuni rumah cinta itu. 

Suatu kali, masuk sersan Indo yang pongah ke rumah cinta. Dia melirik Mawar. Mawar berikan senyumannya. Item lalu melintas memberikan sesuatu pada Mawar. Sersan itu menghampiri Mawar dan berlaku kasar pada Item. 

"Minggir kau bocah tengik."

  Item lalu menyingkir dan berjalan ke kamar. Mawar menafikan si Sersan Indo. Sersan Indo itu ngiler melihat bokong Mawar yang geal-geol. Mata si sersan hanya menatap ke Mawar. 

Langkah Mawar yang cepat, berhasil mendekati Item. Item ditarik ke kamar. Si Sersan hanya melotot dan terus memperhatikan Mawar. Si Sersan bahkan menuju depan pintu. Namun Mawar segera tutup pintu dan si sersan hanya bisa gedor-gedor pintu. 

Sementara itu, Mawar melucuti semua pakaian Item dan menciumi sebagian tubuh Item. Item tak bisa apa-apa kecuali diam. Mawar lalu membuka pakaiannya yang tipis. Item segera melihat jelas Mawar begitu polos. Mawar menarik Item ke tempat tidur. 

"Item, sentuh aku!" 

Mawar lalu memberi rangsangan pada Item. Dan Item segera bergairah. Item pun lalu diatas tubuh Mawar. Perlahan pasti Item telah mendekapnya dan bergerak halus. Mawar pun senang dan mendesah. Cukup nyaring. Desahan itu terdengar si Sersan pongah itu. Hampir setengah jam, persetubuhan itu selesai. Item berbaring puas di tempat tidur. Sementara itu, Mawar keluar dengan kondisi telanjang bulat dan menghampiri si Sersan. 

"Kau dengar tadi? Aku nikmat! Pergilah jangan cari aku lagi!"

 Sersan itu pergi dengan kesal dari depan pintu. Mawar tak menyesal kehilangan pelanggannya itu. Dia puas karena berhasil menolak laki-laki kasar yang menyakiti Item. Sementara si Sersan hanya bisa bercinta dengan pelacur lainnya. Setidaknya sebagai pelampiasan rasa kesalnya. 

Hari-hari di rumah cinta berjalan seperti biasa. Item menjalankan tugasnya seperti biasa. Membersihkan kamar, menyiram tanaman, mencuci alat dapur, membersihkan lantai dan lainnya. Penghuni rumah cinta tak pernah pusing dengan makanan mereka terbiasa masak sendiri.

 Rumah cinta biasanya ramai diluar jam-jam apel. Pengunjungnya adalah serdadu-serdadu KNIL haus belaian. Mereka biasanya agak royal sehabis bayaran. Setelahnya mereka miskin lagi. Mereka biasa bercinta dalam keadaan mabuk. Begitulah serdadu yang jauh dari perang. Selalu ingin terlihat gagah dimana pun. Termasuk di tempat tidur. 

Serdadu KNIL biasa masuk rumah cita Mak Ijah dengan membawa botol. Sambil mabuk mereka akan colek penghuni rumah cinta yang berpapasan dengan mereka. Habis nyolek terbitlah senyum si serdadu mabuk. Dunia seolah milik mereka ketika mabuk. Mereka tak lagi peduli pada perintah komandannya. Klewang serdadu mabuk, bisa mengancam siapa saja kalau keluar dari sarungnya. Termasuk kena kulit komandan mereka. 

Serdadu-serdadu KNIL, mulai dari Spandrig, fusilier, kopral bahkan sersan adalah pelanggan-pelanggan setia rumah cinta Mak Ijah. Serdadu KNIL di Balikpapan adalah serdadu jarang tempur. Ranjang adalah medan pertempuran yang tersisa. Bertempur melawan penghuni rumah cinta Mak Ijah yang tak terkalahkan adalah sebuah pertempuran hebat bagi mereka. Pertempuran tanpa akhir yang bikin mereka lemas dan puas juga disisi lain.

 Rumah cinta Mak Ijah adalah dambaan mereka dihari gajian. Termasuk di Hari Ulang Tahun Ratu tiap 31 Agustus. Habis apel di lapangan dekat Schoolweg, serdadu-serdadu haus belaian itu akan bikin apel lagi di rumah cinta. Mereka tidak apel dengan komandan mereka. Mereka apel dalam kamar bersama penghuni rumah cinta, penghuni yang akan berikan cinta asal ada beberapa kepeng duit. 

Mak Ijah, selalu senang jika rumah selalu ada tamu. Artinya akan ada uang yang mengalir. Mak Ijah biasa ada di ruang tengah. Ketika tamu pulang, Mak Ijah akan tersenyum pada mereka dan ucapan sesuatu. 

"Terimakasih Meneer. Besok ngamar lagi." 

Tentu saja pada semua tamu yang puas dan lemas. Semua tamu tentu pulang dengan senyum. Meski dalam kondisi lemas tapi puas. Pakai dipaggil meneer pula. Macam Tuan Belanda saja. Semua tamu akan dipanggil Meneer oleh Mak Ijah. Meski si tamu bukan orang Belanda berkedudukan yang memang pantas dipanggil Meneer. Serdadu bawahan pun, bagi Mak Ijah juga Meneer.

 Tentu saja nyaris tak pernah datang Meneer betulan datang ke rumah cinta. Karena Meneer biasanya sudah punya Nyai yang ngurusi Dapur, Sumur sama Kasur para tuan Belanda yang dipanggil meneer itu. Kecuali kalau itu meneer lagi kesengsem sama salah satu penghuni ini rumah cinta. Mak Ijah tentu senang kalo ada Meneer-meneer dari BPM, Gemeenteraad atau KNIL datang main kemari. Ini tempat tidak terkutuk bagi mereka. Tempat ini hanya terkutuk bagi wanita bersuami saja. Ini tempat bisa bikin lupa laki pada bininya. Alias bisa bikin merana wanita bersuami jika si suami sering main kemari lalu lupa kasih uang belanja pada si istri.

ANGGREK HITAM - PETRIK MATANASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang