KEMBALI JADI SERDADU

580 19 0
                                    

Menjadi serdadu tak lagi menarik bagi Item. Jadi serdadu Republik jelas tidak seru. Komandannya hanya bekas serdadu-serdadu bikinan Nippon. Didikan penjahat perang apa hebatnya, pikir Item. Kalau mau terus jadi serdadu, lebih baik Item ikut masuk KL saja. Dimana Item bisa pergi ke Holland. Tengah tahun ini, KNIL bubar. Kehebatan serdadu-serdadu itu tinggallah cerita saja. Item hanya bisa diam-diam menyimpan junglerifle-nya.

Item segera berpikir tentang bagaimana mengisi perut sekarang. Item sadar, uang gajinya selama bertahun-tahun di dalam ransel yang masih pada akhirnya akan habis juga. Item lalu membeli sebuah rumah mungil diatas bukit sekitar Pelabuhan. Di rumah itu pula Item menimbun jungleriflle-nya. Item juga berpikir untuk mencari pekerjaan. Seorang bekas pejabat BPM didatanginya. Beruntung dia diterima walau hanya sebagai Bewaker (penjaga).

Dia tak bisa membawa serta Anggrek Bulan. Tak ada yang bisa mengurus. Lebih baik Anggrek bersama paman dan bibi Item saja. Dimana Bulan takkan kesepian, lagi pula ilalang dan pepohonan begitu baik bagi anak kecil. Hijau adalah warna dominan paling baik bagi bocah kecil.

Item memulai kerjanya. Tidak begitu sulit. Hampir mirip serdadu saja sebenarnya. Bedanya, Item hanya bertugas menjaga, bukan seperti pasukan penyerang. Tugas Item adalah menjaga kilang-kilang minyak yang baru diperbaiki. Item bisa lebih santai dan menikmati tugasnya itu.

Setiap hari Item hanya pergi kerja, sepulang kerja pergi hanya berdiam di rumah dan sesekali makan di warung dekat dermaga. Banyak orang berkumpul di warung, mulai dari pekerja, penumpang dan para jagoan yang disebut preman. Item dengan cepat bergaul dengan mereka. Mereka tak pernah peduli dengan masa lalu Item, sebagai serdadu Belanda. Mereka juga tahu dan hormat pada Item, karena pernah bunuh orang-orang Nippon ketika tak seorang Balikpapan mau melawan serdadu Nippon yang kejam.

Perlahan Item pun menjadi bagian dari kelompok preman di pelabuhan. Kepala preman adalah Daeng Makassari. Meski Item pendiam, para preman itu dengan cepat memahami Item. Setiap ada konflik antar Preman, Item juga ikut jadi juru damai yang adil. Item pun makin dihormati juga karenanya.

Suatu kali, seorang bekas Sersan Baret Merah Belanda muncul. Ketika itu Item sedang asyik di sebuah warung. Item terkejut dan hanya bisa tersenyum. Item menghampiri si Sersan.

"Kopral, saya omong sama kamu orang."

"Baik Sersan."

"Kopral kembalilah. Ikutlah kami ke Jawa lagi?"

"Untuk apa Sersan? KNIL sudah bubar. Aku tak mau dipimpin perwira bikinan Nippon. Kita serdadu heibat. Mereka tak bisa disamakan dengan kita."

"Ya Kopral betul. Jadi ikutlah. Kitorang beda. Kitorang bukan bikinan Nippon. Kitorang pasukan terjun. Kapten Azis sudah jadi tahanan sekarang. Jadi ikutlah. Kitorang butuh teman."

Item terdiam. Diabaru saja bebas dari dunia serdadu. Item harus berpikir cepat,seperti seorangserdadu.

"Kopral itu terlahir buat jadi serdadu. Itu jelas terlihat. Kitorang pernah sama-sama terjun. Kita lahir buat terjun dan menyerang kopral." 

Item berpikir sejenak. Item lalu berbalik dan mendatangi kawan-kawannya yang di warung. 

"Aku pamit dulu. Besok-besok ketemu lagi." 

Item lalu mengeluarkan uang dan membayar makanan dan minuman buat semua yang ada di warung. Setelah itu, Item menghampiri si sersan. 

"Aku harus ambil senjataku dulu sersan. Tunggulah disini."

 Si sersan ternyum senang. Dia berhasil membawa kembali bekas bawahannya itu. Item berlari. Tak kurang dari 30 menit, Item kembali. Item mengenakan seragam khaki hijau dan menyandang junglerife-nya. Sersan menyambutnya dengan senyum. Item lalu memberi hormat. Sersan itu dengan bangga membalas hormat si Item. 

"Kopral ayo berangkat!" 

"Siap Sersan." 

Sebuah jeep militer hampiri mereka. Jeep itu barusaja isi bensin. Mereka lalu dibawa ke bandara pinggir kota. Landasan udara yang dikelilingi alang-alang tinggi. Tinggi alang-alang itu sepinggang. Mungkin kenapa orang-orang menyebut daerah itu Sepinggan di kemudian hari. 

Jeep lalu berhenti di sebuah pesawat Dakota. Pesawat dari Makassar itu akan menuju Semarang. Pesawat tampaknya sudah siap berangkat. Sersan dan kopral itu turun dari jeep. 

"Pesawat hanya untuk pasukan terjun kopral."

"Ya kitorang memang andalan Jenderal Spoor Sersan. Jadi kitorang boleh naik ini pesawat."

 "Betul Kopral." 

"Mana yang lain Sersan?" 

"Semua sudah di Jawa. Kitorang akan bersama lagi seperti dulu." 

Mereka masuk pesawat lalu pesawat mengudara. Menyusuri sisi barat selat Makassar. Lalu menyusuri hutan Borneo yang hijau. Dimana sungai-sungai borneo yang kuning dan meliuk membelah hutan-hutan hijau itu. Dalam pesawat, Item tertidur. Penerbangan ini bukan penerjunan. Item terlelap hingga pesawat mendarat ke bumi. Dan perjalanan Item sebagai serdadu pun dimulai lagi.

ANGGREK HITAM - PETRIK MATANASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang