SATU GULDEN DARI SERSAN BULE

813 28 0
                                    

 Seorang sersan KNIL datang dari Jawa. Dia Belanda totok. Wajahnya cerdas. Tak setitik kepongahan di wajahnya. Dia juga singgah ke rumah cinta. 

Item yang baru saja selesaikan semua tugasnya. Membereskan dapur, membersihkan kamar dan peraduan para penghuni rumah cinta dan lainnya. Semua beres. Selalu beres. Semua puas dengan Item. Tak ada yang tak selesai dengannya di rumah cinta. 

Item memperhatikan kertas lebar yang dibawa si sersan KNIL. 

"Benda apa itu tuan?" 

Si sersan tersenyum melihat bocah itu bertanya. Sersan itu lalu tunjukkan keramahannya. Tak seperti kulit pucat yang lain, sersan ini tak pernah mau pusing dengan warna kulitnya. 

"Kowe orang mau liat? Sini!" 

Item mendekat. Dan terlihat oleh matanya sebuah peta dunia. Item segera tertarik.

 "Peta dunia tuan?" 

"Ya. Lihat saja!" 

"Boleh tuan?" 

"Yah."

 Bocah itu seperti temukan mainannya. Dia terperangah. Rasa ingin tahunya besar.

 "Kalo kamu orang bisa kasih tunjuk, nanti saya kasih hadiah," tantang Sersan bule itu. Dia yakin bocah itu pasti tak bisa tunjukan dimana letak Holland (Belanda). Item hanya tersenyum terima tantangan itu. 

"Coba kasih tunjuk dimana Holland?" 

Item segera mencari. Dia memperhatikan seksama semua tulisan yang ada di peta. Lalu ditemukannya tulisan Holland. 

"Ini tuan. Disebelah Jerman."

Item tersenyum bangga dan asyik dengan tantangan sersan bule itu. Sersan bule itu terkejut sekaligus senang. Dia berhadapan dengan anak yang bisa baca. Tidak buta huruf seperti jutaan bumiputra di Hindia Belanda itu. Sersan bule itu lalu berikan tantangan kedua. 

 "Mana Batavia?" 

Mata Item lalu tertuju ke pulau Jawa. Item tahu Batavia di Jawa. Tak butuh waktu lama, titik yang menunjukan Batavia pun ditemukan item. 

"Ini tuan. Tidak jauh dari Bandung ternyata." 

"Bocah. Kamu orang rupanya pintar. Kowe orang pernah sekolah ya?" 

"Cuma sampai kelas dua tuan." 

"Dimana?" 

"Sekolah Desa, Tuan. Yang saya ingat ada guru yang namanya Romija. Dia kasih ajar kami membaca." 

"Kalo kowe masuk KNIL, kowe bisa jadi kopral. Kowe pintar."

 "Apa betul tuan." 

Terompet siang berbunyi. Apel siang akan dimulai. Sersan bula merogoh kertas dari kantongnya. Atas rasa kagumnya, uang satu gulden itu diberikan pada Item. 

"Ini. Buat kowe bocah pinter." 

Item tersenyum lihat uang sebesar itu. Ini adalah uang terbesar yang pernah dipegang Item. Sersan bule itu lalu menghilang. Sersan bule itu sudah terlalu lama di Malang. Jadi dia bisa omong Jawa. Item tak berniat belanja apapun dengan uang itu. Item lebih suka menyimpannya sebagai jimat.


ANGGREK HITAM - PETRIK MATANASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang