Indonesia harus berperang lagi dengan Belanda. Kali ini di Papua. Presiden bahkan mencanangkan Trikora. Semua kekuatan diarahkan untuk memukul semua tentara Belanda di Papua. Sebagai pasukan para, Item terlibat lagi. Apalagi Batalyon 454/Banteng Raider yang kini dipimpin oleh Untung yang sudah berpangkat Mayor.
Item sudah berpangkat Sersan Mayor. Item dijadikan bintara Intelejen oleh Untung. Untung tahu, banyak perwira tidak suka Item jadi komandan. Item tentu akan lebih didengar daripada mereka. Mereka tidak mau dikalahkan serdadu jebolan Sekolah rakyat. Sementara perwira lain keluaran Akademi Militer atau sekolah perwira. Tapi soal pengalaman mereka belum apa-apa disbanding Item sebagai pasukan para.
Menempatkan Item sebagai bintara intelejen tentu solusi bagus. Meski bukan komandan, Item lebih disukai banyak serdadu di Batalyon. Item seperti sebuah legenda bagi mereka. Seperti halnya Mayor Untung. Sersan Mayor Item juga jagoan mereka.
Seperti biasa, mereka memakai pesawat pertama. Pesawat pertama hanya milik para. Pasukan raider pun diterjunkan juga ke Papua. Mereka akan bertemu pasukan Belanda disana. Sebelum dikirim pasukan besar, Item dapat perintah dari Untung untuk terjun lebih awal sebelum yang lain. Untuk misi ini, Item akan terjun bersama beberapa sukarelawan. Item boleh membawa lima serdadu lain. Namun Item hanya memilih tiga saja. Seorang petugas radio; seorang penembak runduk dan penembak senapan mesin.
Di malam hari Item diterjunkan ke sebuah daerah di Papua. Item tak melihat apapun. Sebelum terjun, Item berpesan pada pengikutnya.
"Kemarin banyak kawan kita mati. Karena mereka tersangkut di pohon dan memotong tali. Mereka lalu terjatuh dan mati. Ingat pohon disana tinggi-tinggi."
"Jadi kita tunggu terang Sersan?"
"Benar Kopral."
Semua menurut. Toh jika ada serdadu Belanda menembaki mereka, mereka hanya perlu membalas tembakan saja.
Mereka terjun malam dengan mulus. Tak satu pesawat Belanda pun mengganggu mereka. Mereka tersangkut di pohon tinggi. Namun, mereka mapu bersabar dan saling menolong satu sama lain. Setelah bisa bergerak mereka hanya susuri hutan dan mencari serdadu musuh. Namun tak satu pun serdadu musuh mereka temukan.
Mereka tidak frustasi. Item pernah merasakan hal seperti itu ketika mengejar gerombolan MMC Suradi Bledeg di kaki Merbabu. Yang Item temui hanya indahnya Gunung Merapi jika dilihat dari kaki Merbabu di Selo. Selama berminggu-minggu mereka tak temukan apapun. Mereka tak rasakan kelaparan. Karena sebelum terjun mereka sudah diberitahu tanamanan yang bisa dimakan di daratan Papua. Item dan lainnya merasa Papua kaya. Rakyatnya, jika alamnya masih terjaga semua orang Papua tak akan kelaparan.
Akhirnya, sebuah perintah datang juga dari Mayor Untung.
"Kembalilah kalian ke pangkalan. Ada kapal di dekat Sorong."
"Siap Mayor."
"Perang mau selesai."
Mereka pun berjalan kaki lagi. Berhari-hari mereka akhirnya sampai ke Sorong yang telah dikuasai. Perjanjian New York akhirnya menyatakan Papua masuk Indonesia dan serdadu Belanda angkat kaki lagi. Item dan raider lain tak tembakan satu peluru pun dalam perang di Papua itu. Mereka lebih sering memakai parang untuk menerabas hutan dan membunuh hewan buruan.
Item dan pasukan raider lainnya dinyataka sebagai Pahlawan Trikora. Mayor Untung selaku komandan Banteng Raider dapat bintang dan disalami Presiden di Makassar. Semua anggota dapat bintang. Selain Mayor Untung, Kapten Benny Murdani dari RPKAD juga dapat bintang. Mereka komandan hebat.
![](https://img.wattpad.com/cover/83749730-288-k72761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGREK HITAM - PETRIK MATANASI
Narrativa StoricaLika-liku kehidupan seorang putra Dayak yang mengalami menjadi prajurit di tiga zaman berbeda dan berdinas untuk pihak yang berbeda. Nasib membawanya menjadi serdadu Australia yang melawan fasisme Jepang di Balikpapan, menjadi serdadu KNIL yang meng...