Pesawat pembawa pasukan sudah terbang. Item didalamnya sebagai Sersan Pertama. Dia adalah penerjun pertama dari pesawat. Item menyandang junglerifle-nya yang peninggalan Perang Dunia II. Senapan itu nyaris tak pernah datangkan masalah bagi Item.
Dan Letnan Satu Untung tidak lagi memimpin peleton, dia memimpin sebuah kompi. Mereka akan diterjunkan ke Padang. Mereka akan menghadapi pemberontak yang tidak puas dengan pemerintah.
Setelah terbang selama lebih dari dua jam. Pasukan Letnan Untung kemudian terjun. Jumlah mereka tak lebih dari 100 orang. Mereka merebut lapangan udara Tabing. Selanjutnya, mereka akan memasuki kota Padang, yang tak jauh dari kota Padang. Setelah lapangan terbang dikuasai, pesawat pemerintah yang mengakut tentara mulai masuk. Dengan susah payah, akhirnya Kota Padang dimasuki juga.
Perlawanan pemberontak begitu kuat karena mereka banyak menggunakan peralatan tempur canggih dari Amerika. Banyak yang curiga jika Amerika Serikat bersama CIA-nya membantu mereka. Persekongkolan rahasia untuk menjatuhkan Sukarno yang kata mereka komunis. Item tak pernah tahu apa itu komunis. Bagi Item, Sukarno adalah orang hebat. Meski Item dulu pernah ikut tangkap Sukarno juga.
Item memasuki kota dengan mengacungkan junglerifle-nya ke arah kota Padang. Item melihat banyak tentara pemberontak lari ke pegunungan. Tinggallah pasukan pelajar di dalam kota. Mereka bersenjata lengkap. Senapan mereka juga mirip junglerifle Item. Alat komunikasi mereka juga lebih canggih. Namun, mereka tampak tak siap bertempur. Mereka Cuma anak sekolah. Dengan mudah mereka kemudian dijadikan tawanan.
Meski direbut, tetap saja Padang tetap akan mendapat serangan dari pemberontak. Padang adalah kota pelabuhan penting bagi mereka. Banyak logisitik pemberontak di Teluk Bayur. Pasukan Untung dapat perintah. Mereka harus bergerak ke Solok. Mereka berangkat bersama tentara lokal yang masih setia kepada pemerintah.
Pemandangan Sumatra Barat begitu elok bagi Item. Tidak kalah dengan daerah sekitar Bandung. Kompi Untung dikerahkan untuk memburu para pemberontak. Ini bukan hal mudah. Para pemberontak menguasai hutan.
Sebelum sampai Solok, komandan peleton tertembak. Letnan Dua itu roboh. Beruntung dia tidak mati. Atas perintah Letnan Untung, si Letnan Dua dibawa ke Padang oleh petugas medis kompi. Untung lalu beri perintah ke Item.
"Sersan, peleton ini kamu pimpin!"
"Siap Letnan," jawab Item sebagai serdadu.
Perintah komandan adalah sabda.
"Saya percaya kamu Sersan. Periksa berapa yang tersisa!"
Item melihat kebelakang dan berhitung. "Dua puluh lima Letnan. Sepuluh yang lain terpisah waktu menyapu tadi."
"Coba sekarang, kamu bergerak ke Singkarak! Cari tahu ada apa disana. Dobrak! Terus disana sampai saya datang."
"Siap Letnan."
Pasukan Item pun bergerak menyusuri danau. Sepanjang jalan tak ditemukannya perlawanan. Dia hanya temukan kampung-kampung yang tidak bisa dipercaya. Bisa jadi mereka pendukung pemberontak. Tapi Peleton Item pilih tak ambil pusing. Jika ada yang melawan tinggal tembak saja.
Mereka akhirnya tak menemui apapun. Juga soal pesawat Catalina yang biasa mendarat diatas danau Singkarak. Melalui sebuah radio, Item melapor.
"Letnan, tidak ada apa-apa."
"Tunggu kami Sersan."
"Siap Letnan."
Pasukan Item pun bertahan di sebuah villa tua di Singkarak. Mereka hanya berdiam dan bersiaga. Tak lupa nikmati indahnya Singkarak yang dingin. Item merasakan dingin dalam hatinya. Dia mengingat Mei dan berkhayal dia bersama Mei sekarang. Di tepi danau Singkarak. Hanya berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGREK HITAM - PETRIK MATANASI
Tarihi KurguLika-liku kehidupan seorang putra Dayak yang mengalami menjadi prajurit di tiga zaman berbeda dan berdinas untuk pihak yang berbeda. Nasib membawanya menjadi serdadu Australia yang melawan fasisme Jepang di Balikpapan, menjadi serdadu KNIL yang meng...