Sepi menghantarkanku pada khayal tak berujung. Memeluk hati sendiri, menggenggam tangan sendiri, menyeka air mata sendiri. Hanya seonggok kalimat -jodoh pasti bertemu-lah yang menguatkan. Secerca harap yang meyakinkan bahwa manusia hidup berpasang-pasangan. Sepatah logika yang berbisik bahwa cinta, sekarang masih terlalu ranum untuk diperbincangkan, apalagi diharapkan, bahkan dipertahankan. Sebuah khayal apa lagi yang kini terlintas dalam benak? Hanya butiran tanya yang menghujam, disini-kini. Jemari tak berpenghuni mana yang akan menggenggam tangan sepi ini kelak? Lapang dada mana yang mampu memeluk rapuh raga dalam dingin malam? Harapan mana yang mampu kugenggam erat agar tidak pergi(lagi)? Pemberani mana yang rela menodai tangannya untuk membunuh sepi jiwa? Tangan ikhlas mana yang dapat menghapus tetes air mata? Jemari lincah mana yang mampu mengurai benang kusut tanya dalam benak?