Huruf demi huruf ku eja hingga benar benar sempurna,
Kemudian aku sadar bahwa cintaku padamu tak seindah kata-kata yang kutemukan di akhir sajak sang pujangga yang sedang dimabuk cinta.
Semua keluhku, semua kesahku, semua penantian sia sia ini, juga tak sepahit sajak sang pujangga yang remuk hatinya.
Kesendirianku, juga tak sehampa sajak sang pujangga kesepian.Kemudian aku sadar, bahwa rasa yang sebenarnya tak akan dapat benar-benar dijelaskan dengan kata-kata.