Kutemukan sehelai fotomu. Masih baru, belum seusang rasa ini yang telah lama hingga berdebu bahkan sampai kaku.
Kupandangi lekat-lekat wajahmu, tapi tak ada lagi gemuruh rusuh dalam dadaku.
Rasa ini tak seperti biasanya ketika aku memandang wajahmu, bahkan dahulu ada getar terasa saat aku medengar suaramu.
Aku mulai percaya bahwa cinta dapat datang dan pergi kapanpun ia mau. Cinta bahkan bisa hilang walaupun kita sangat ingin mempertahankannya.
Seperti ketika dia mencintaiku tetapi aku tak mencintainya hingga tiba saatnya dimana aku mencintainya dan dia sudah melupakanku sepenuhnya.
Benar bahwa cinta tak pernah datang tepat waktu. Bukan cintaku yang terlambat karena cinta tak tahu kapan dia akan datang dan pergi hingga butuh kesetiaan dan ketulusan untuk menunggu dan menggapainya.
