Matahari terbit dari sorot matamu, membungkam semua ketidakmengertianku. Menyejukkanku diantara semua sesalku. Mata sayu-mu mendayu, menjelma lautan pepohonan. Sejuk teduhnya sama.
Pelabuhan di mata sayu-mu, susutkan gundahku yang menggaduh. Tempat singgah pengharapan yang kutaruh. Lalu kau bertanya, "pengharapan yang mana akan kau pakai?"
"Tetaplah tanganmu menengadah ketika aku jatuh" jawabku.