Ruangan dengan corak logo Barcelona menghiasi tembok kamar Bisma.
Bisma tengah berbaring di ranjang. menatap langit-langit yang ber-gyipsum. bosan ... ia hanya bisa tidur-tidurran.
"Aha!" Bisma menjentikkan jari, seolah sebuah lampu besar muncul diatas kepalanya.
Segera di raihnya ponsel yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berbaring, lalu mengetikkan suatu pesan untuk Maya.
Nanti malam kita jalan, yuk! gue bosen di rumah mulu. lagian besok minggu.
Tak butuh waktu lama layar ponsel Bisma bergetar-getar menandakan ada pesan masuk.
Maya: Jalan kemana dulu? gue harap sih jangan ke angkringan. bosen gue.
Bisma: Yaudah terserah lo mau kemana.
Maya: Raja Ampat.
Bisma: NO! jangan ngarep kesana.
Maya: Yailah, katanya terserah gue. gue maunya ke Raja Ampat.
Bisma: Selain itu, Meyes. McD aja gimana?
Maya: Yaudah. transport?
Bisma: Becak.
Maya: Serius Bisma. McD kan deket. tinggal jalan aja.
Bisma: Yakali ke McD naik becak. ya jalanlah. cuma sepulah langkah. Ntar gue samper.
Maya: Ok.Bisma meng-off kan ponsel, lalu meletakkan kesembarang tempat. karena lapar Bisma beranjak, berjalan gontai menuju dapur.
●●●
Bisma telah duduk di kursi teras rumah Maya. sudah setengah jam berlalu, tapi Maya belum keluar-keluar juga. Bisma mulai gemas menunggunya. berkali-kali keluhan ia lontarkan.
Di dalam kamar Maya tengah mematut di depan cermin. menurunkan bajunya yang sedikit terlipat keatas. sadar akan Bisma yang telah menunggunya lama di teras, Maya buru-buru mengambil tas selempang kecil berisi ponsel, dompet, dan sebagainya.
"Sorry lama," ucap Maya.
"Hufft, untung lo pacar gue, May. kalau bukan udah gue tinggal dari tadi. jujur, abis ngapain aja? dandan lama bener," tanya Bisma. wajahnya terlipat sebal.
"Ya maaf. maklum dong cewek dandan lama karena pengin terlihat sempurna," balas Maya sekenanya.
"Iya iya," ujar Bisma mengalah. "Yuk jalan! gue udah laper."
Suasana McDonalds cukup ramai oleh pengunjung. baik tua maupun muda memadati kursi-kursi yang tersedia di McD. untung saja masih ada beberapa kursi kosong.
Bisma dan Maya menduduki salah satu kursi kosong dengan makanan yang sudah terhidang di meja. beberapa menit yang lalu mereka baru memesannya.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Bisma segera melahap ayam juga nasinya. hampir tersedak karena saking lahapnya makan, di teguknya minuman soda.
Maya hanya membentuk mulut menjadi huruf O. ayam yang berada di piringnya nyaris belum tersentuh, sedangkan Bisma nyaris bersih sekali piringnya.
Bisma menegak minuman soda, lalu bersendawa kecil, "Nggak usah liatin gue kayak begitu sampai-sampai makanan gue abis sedangkan makanan lo masih utuh."
"Abisan sikap makan lo yang bikin gue nganga. mirip banget kayak orang nggak makan seminggu. udah gitu sendawa lagi. nggak malu? ini kan di tempat umum. seharusnya lo contoh kakek-nenek itu. makannya rapi banget. nggak kayak lo," jawab Maya.
"Apa hubungannya gue sama mereka?"
"Ada hubungannyalah."
"Nggak! gue ya gue, mereka ya mereka. gimana sih lo?"
"Lo yang gimana," balas Maya tidak mau kalah.
"Iya iya. udah gih di makan. keburu dingin nanti nggak enak di makan," Bisma mengalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu
Fiksi RemajaCinta tidak selamanya mencintai seseorang yang sempurna, tapi mencintai dengan cara yang sempurna. Cinta tak selalu memandang rupa, tapi memandang hati. Begitulah yang dirasakan Ariela Manopo dan Erick Yunanda