2

3.2K 136 1
                                    

"Eh, Riel, lo abis dari mana aja sih? nih, mie ayam. kita udah pesenin dari tadi. udah nggak anget lagi kayaknya," Maya menyodorkan mangkuk mie ayam ketika Ariel duduk di depannya.

Ariel memanyunkan bibir.

"Kok cemberut?" tanya Rayna.

"Gara-gara lo berdua. kenapa disaat gue disuruh Bu Bulan ngembaliin buku Kimia ke perpus kalian malah nggak ada? tau nggak sih tadi gue kesandung tangga terus nabrak COWOK! udah gitu anak baru lagi. malu-maluin banget," Ariel menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Yailah, itu nggak malu-maluin amat lagi, Riel," ujar Rayna.

"Nggak malu-maluin? gila! gue tadi jatoh diatas cowok baru itu. untungnya nggak ada siapa-siapa di situ."

"Ya, daripada lo jatoh diatasnya Pak tukang kebun hayo. sereman mana? btw, siapa nama cowok itu? Erick kah?"

Ariel langsung menjawab pertanyaan kedua Rayna. dia rasa pertanyaan pertama Rayna tak terlalu penting. dia hanya menjawab pertanyaan pertama Rayna dalam hati masih mending gue jatoh diatas Erick. daripada Pak tukang kebun si kumis tebel. udah gitu megang cukuran rumput tiap hari lagi. di sambung jawaban kedua, "Iya. kok lo tau sih, Ray?"

Rayna menyungingkan senyum, "Sape dulu. gue gitu loh. selalu tau apa aja."

"Sombong, sombong. kumat nih," balas Maya.

Rayna menjulurkan lidah. tiba-tiba Justin dan Bisma, cowok X-2 mendatangi meja ketiga cewek yang sedang asyik mengobrol. Ariel menangkap sesosok di antara Justin dan Bisma. Erick! cowok yang tadi di tabraknya sekaligus membantunya mengembalikan buku Kimia tengah tersenyum menatap Ariel.

"Hei!" sapa Justin hangat.

"Loh, sejak kapan lo di sini?" Rayna mengerutkan kening.

"Duh, pacar gue. jawab dulu kek sapaan gue," balas Justin.

"Harus ya?"

"Kok sensi amat? kenapa nih pacar gue? lagi bete sama gue?" tanya Justin, mencoel bahu Rayna.

"Abisan kemarin lo nggak dateng latihan klub taekwondo. padahal kan lo udah janji bakal ngajarin gue gerakan baru," balas Rayna. "Nggak ada kabar lagi kalau lo nggak dateng klub. kalau lo kabarin kan gue nggak akan nunggu-nunggu lo sambil bentar-bentar ngelirik gerbang. gue bete sama lo."

"Cup, cup, cup. jangan bete gitu dong ke pacar sendiri."

"Emang gue bayi di cup-cuppin," Rayna tambah memanyunkan bibir.

"Sorry deh. kemarin gue ke rumah sakit. anak Om gue lagi di rawat. nggak enak kalau gue nggak jenguk. terus pulsa gue abis, Papa gue lupa bawa hp. nggak bisa inbox lo deh. masa iya gue minjem hp Om. gitu ceritanya. maafin ya. sebagai gantinya pulang sekolah gue ajak lo ke restoran Jepang. kebetulan baru buka dan ada diskon besar-besaran hari ini. bakal luluh nggak ni hatinya kalau gue traktir makanan kesukaannya," Justin menaik turunkan alisnya.menatap pacarnya yang telah jadian semenjak sebulan yang lalu.

"Ekhem, ekhem," Bisma berdehem dua kali. "Inget, woy. di sini ada kita. jangan asyik ngobrol berdua. pengacangan ini namanya."

"Eh," Justin menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Kalian ngobrol sendiri dulu. liat dong cewek gue lagi ngambek."

"Naik apa? emang lo bawa kendaraan? gue harap jangan naik angkot. bosen gue. setiap lo ngajak jalan pasti transportnya angkot."

"Gue bawa motor. ninja merah lagi, Ray. keren kan? lo pasti bangga punya cowok kayak gue," jawab Justin.

"Lo punya SIM? nggak ah, ntar lo kena tilang gue juga ikutan kena. apa yang mau di banggain? elo? masih kelas 10 udah bawa motor. gede lagi. umumnya kan kelas 11 baru boleh bawa motor ke sekolah."

"Lo tau sendiri kan si Justin pernah nggak naik kelas. harusnya sih dia kelas 11, tapi karena nggak naik kelas 1 ya gini deh jadinya. anak tertua di sepanjang kelas 10," Bisma melipat kedua tangannya di dada. menatap jahil ke arah Justin.

"Demi apa cowok gue pernah nggak naik kelas? Jus, kok lo nggak pernah cerita ke gue sih?" dahi Rayna semakin berkerut, kesal.

"Dia malu, Ray. jujur aja kenapa, Jus. apa susahnya sih jujur?"

Justin melotot, "Lo nggak usah ngarang cerita deh, Bis. dusta lo! gue selalu naik kelas. ortu gue aja yang telat masukin gue sekolah."

"Woles aja, Jus. jangan nge-gas. gue kan bercanda. peace," jari telunjuk dan tengah Bisma membentuk huruf V.

"Hhhh," Justin menghela napas. "Kenalin nih. Erick. dia anak baru X-1," Justin menepuk-nepuk pundak Erick. bermaksud memperkenalkan. "Sorry, Rick. lo sempet gue kacangin."

"Santai aja," sahut Erick enteng.

"Kok Bisma sama Justin bisa kenal sama Erick? kan beda kelas. kenalan kapan?" tanya Maya.

"Tadi gue sama Justin ketemu si Erick di loby. keliatan kebingungan gitu. ya kita samperin terus kenalan deh," sahut Bisma. "Oi, Rick, gue perhatiin dari tadi lo liatin Ariel mulu. kenapa ya? jangan-jangan lo jatuh cinta pandangan pertama tadi. ngaku."

"Apaan sih, Bis?" balas Erick. terlihat gugup.

"Bisma mah suka ngaco. May, cowok lo tuh benerin dikit kek otaknya. di service."

"Yeee, Ariel, emang gue kendaraan perlu di service."

"Sayangnya, Riel, udah gue bawa berkali-kali ke bengkel nggak ada satu bengkel yang mau benerin dia. Bisma di tolak. kasian banget ya?"

"Tapi kan ada satu yang nggak nolak gue. manis, cantik lagi anaknya," Bisma menatap Maya.

"Gue terima lo karena kasian. ngejar-ngejar gue mulu. daripada risih di buntutin lo terus ya udah nggak ada pilihan lain. gue terima deh," Maya menatap Bisma. terlihat raut wajah sedih di muka Bisma. lalu Maya tersenyum, "Tapi boong. bercanda, Bis. gue terima lo karena gue juga sayang sama lo. jangan sedih gitu dong. keep smile."

Senyum merekah memancar dari bibir Bisma. "Riel, Maya, gue, Rayna sama Justin udah nggak jomblo lagi. lo kapan nyusul? kita berempat kencan lo mau kencan sama siapa? buruan gih gebet cowok. biar lo nggak jones. atau perlu gue bikin pesan siaran di BBM bahwa Ariel lagi perlu cowok? atau lo sama Erick aja."

"Kalau gue nyamannya jomblo nggak masalah kan? Ah, Bisma bikin mood gue jelek. gue ke toilet dulu ya normalin mood sebelum makin badmood dan lo Bis, lo bisa gue grauk nanti," mata Ariel berbinar seperti akan menerkam siapa saja dalam hitungan detik.

"Ariel! mie ayam lo gimana?!" teriak Maya karena Ariel telah melangkah jauh.

Ariel berbalik, "Buat lo aja!" balasnya sedikit berteriak.

Erick terus memandang Ariel yang semakin menjauh. Gue rasa inilah cinta pertama gue. gue jatuh cinta untuk pertama kalinya. Ariel.

●●●

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang