Istirahat, Erick, Bisma, dan Justin sedang menyantap bakso kantin. ketiganya asyik bercengkrama sambil sesekali tertawa.
"Makan nggak ngajak-ngajak nih ,"protes Rayna. di sisi kirinya ada Maya dan sisi kanannya ada Ariel.
"Eh, kalian. sorry, ini perkumpulan cowok. kalian duduk aja di sonoh kalau nggak di sana. bikin perkumpulan sendiri," Bisma, dengan mulut penuh kunyahan bakso menunjuk bangku-bangku yang ia maksud.
"Emm, gue seperti nyium aroma sesuatu," ujar Ariel.
"Aroma? iya, aroma badan gue yang wangi kan. tadi pagi gue mandi pake sabun baru gue," balas Bisma asal.
Justin menimpuk Bisma dengan sebatang sumpit yang tergeletak di depannya. "Tunggu. kita kok di kasih sumpit segala? kan kita makan bakso, bukan mie. apanya yang mau di sumpit?"
"Kan bakso ada mienya juga, Jus
," jawab Erick."Tapi kan bisa pake garpu. repot-repot amat sih nyediain sumpit segala. toh, ini cuma gue pake buat nimpuk Bisma. apa lo, Bis? ati-ati, melototnya jangan berlebihan. takut bola matanya keluar," Justin balas melotot.
"Lo ngapain nimpuk gue pake sumpit? emang gue salah apa?" Bisma mengelus-elus ubun-ubunnya.
Sementara Bisma dan Justin sibuk adu mulut dan Erick berusaha melerainya, tiga cewek yang tengah mematung memperhatikan tingkah konyol para cowok merasa kesal.
"Guys, kita di kasih kacang sama mereka. kita ke situ aja yuk! kita bikin perkumpulan sendiri. emang cuma mereka yang bisa. kita juga bisa kali. ck, ayoo!" Ariel menarik Maya dan Rayna menuju bangku lain.
Di satu sisi lain ....
"Ape lu? copas pelototon doang bisanya. Jus jambu!" ejek Bisma.
"Apa lo bilang? hoi, siapa yang copas? Biskuat!" ejek Justin balik tidak mau kalah.
"Lo lah yang copas. siapa lagi? gue melotot lo ikutan melotot. Jus-jussan."
"Bismalam lagi makan Biskuat!" balas Justin.
"Tuh kan terbukti lo copas gue. tadi niru melotot. sekarang gue ejek lo, lo ngikut ejek."
"Ya suka-suka gue. mata mata gue, mulut mulut gue."
Erick hanya menyumpal telinganya dengan headset yang memutar lagu rock. untung dia bawa barang itu. ia lebih memilih mendengar lagu rock daripada cekcok dua teman barunya macam bebek yang minta makan. saling ejek antara Bisma dan Justin tak kunjung selesai.
Duh, punya temen baru kok kekanak-kanakan banget. berisik lagi, batin Erick sambil memakan baksonya. Mendingan gue gabung sama Ariel CS kalau gini. Ariel, lanjutnya membatin. Erick menjadi fokus melihat Ariel sambil mengunyah bakso. entah kenapa Erick berharap Ariel ada di sisinya, menikmati bakso bersama dan bercengkrama bersama.
Tapi apa bisa? gue sama Ariel kan nggak sekelas. nggak akrab lagi. mana bisa dia di samping gue terus. mungkin Ariel udah lupa sama gue. buktinya tadi dia diem aja. duh, Erick, lo kok jadi mikirin cewek sih, Erick menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali.
Erick mematikan music rock yang sedang mengalun, lalu melepas headset.
"Heh, jus tomat! ape lu bilang? cakep? keren? tapi yang demen sama lo cuma Rayna sama Cindy doang. apaan? gue nih banyak banget yang demen. tapi gue tetep setia sama Meyes," Bisma membusungkan dadanya.
"Sok! jangan ngimpi deh, Bis. mimpi boleh tapi jangan ketinggian. takut jatoh," balas Justin.
"Aduuuhh, kalian brisik banget sih. adu mulut mulu. nggak kelar-kelar. nggak capek?" tanya Erick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu
Teen FictionCinta tidak selamanya mencintai seseorang yang sempurna, tapi mencintai dengan cara yang sempurna. Cinta tak selalu memandang rupa, tapi memandang hati. Begitulah yang dirasakan Ariela Manopo dan Erick Yunanda