Erick berjalan di koridor seorang diri. mendadak dia ingin buang air kecil setelah tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Bisma yang blak-blakkan. karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya dia mempercepat langkah dengan berlari-lari kecil.
Karena tidak memperhatikan jalan, Erick menabrak seseorang sehingga orang itu terhuyung ke belakang. dia cewek berambut coklat dengan sepatu Nike pink.
"Eh, sorry ...sorry," ucap Erick sambil membantu cewek itu berdiri. "Sekali lagi sorry ya. gue nggak liat-liat jalan," lanjutnya.
"Iya nggak pa-pa," Ruby menepuk-nepuk rok bagian belakang, lalu menatap orang yang tak sengaja menabraknya. ketika menatap orang itu debaran muncul di jantung Ruby. ia menganga beberapa detik ketika melihat orang yang menabraknya adalah ... cowok ganteng!
Wah, ganteng banget nih cowok. gue harap dia masih jomblo. gebet ah, batin Ruby.
Erick menjadi risih ketika di tatap lama-lama oleh Ruby. dia menjentikkan jari persis di depan wajah Ruby sambil berkata, "Halo ..."
"Eh," respons Ruby.
Aduuh, gue makin kebelet. ah, gara-gara ni cewek perjalanan gue ke toilet ke ganggu, batin Erick meski 100% memang ini murni kesalahannya sendiri karena tidak lihat-lihat jalan ketika berlari.
"Nggak bisa lama-lama. gue duluan ya. kebelet," pamit Erick.
Tanpa menunggu balasan dari Ruby, Erick langsung cabut. cewek berambut coklat itu mandangi punggung Erick yang makin menjauh sambil senyum-senyum, lalu dirinya bergegas pergi kembali ke kelas.
"Wah, leganya," kata Erick ketika keluar dari toilet.
Dalam perjalanan kembali ke kelas, sang cewek berambut coklat yang entah siapa namanya terngiang-ngiang di kepala Erick. dengan gerakan sigap, Erick.menggeleng-geleng kepalanya beberapa kali untuk menghilangkan pikiran tentang cewek tadi. bukan karena Erick suka pada pandangan pertama.
Ih, gue jadi sebel sama cewek rambut coklat itu. nggak tau kenapa, batinnya.
●●●
Erick kembali duduk di bangkunya. Ariel merasakan ada keanehan di wajah Erick.
"Lo kenapa dah masam begitu?" tanya Ariel.
"Eh," Erick merasa canggung ketika Ariel menatapnya dengan jarak dekat. hanya berjarak beberapa centi. kedua bola mata Ariel menatap lekat-lekat figur di depannya.
"Emm, emang wajah gue asem? lo udah nyobain?" Erick malah melontarkan lelucon.
"Ck, ya kali gue jilat lo. serius Erick," Ariel menoyor Erick.
Erick terkekeh, "Nggak pa-pa kok. tadi waktu ke toilet gue abis nabrak cewek."
"Oh aja," balas Ariel.
"Yee, kok responsnya cuma gitu? kan udah gue kasih tau."
"Terus mau lo gimana?" tanya Ariel.
"Ya apa kek," jawab Erick. Gue mau lo nasihatin gue supaya jalan lebih hati-hati lagi, ingin sekali Erick tambahkan kalimat seperti itu, tapi ia sadar bahwa Erick bulanlah siapa-siapa Ariel. jadi untuk apa Ariel menasehatinya?
Erick mengacak rambutnya gemas. matanya menatap kedua sepatu Nike hitamnya. ikatan tali sepatu kanannya terlepas. Gue kok ngawur ya?
"Hm, yaudah, makanya lain kali jalan liat ke depan jangan ke belakang. ati-ati kalau jalan," perkataan Ariel sukses mengalihkan pandangan Erick yang semula menatap sepatu kini menatap Ariel berbinar-binar.
Gue nggak salah denger nih?
"Puas? makanya jangan mikirin gue mulu," tambah Ariel.
"Ge'er nih," respons Erick walau bertolak belakang dengan isi hatinya.
Bisma tiba-tiba mengebrak meja Ariel. Ariel dan Erick yang tengah asyik bercengkarama terkejut. Ariel nyaris terjungkal ke samping.
"Woi ... woi. gue mau ngomong sesuatu," ujar Bisma sambil memukul-mukul meja.
"Ngomong ya ngomong. nggak usah bikin orang jantungan juga," sewot Ariel. "Cepet lo mau ngomong apa?"
"Abisan kalian asyik berduaan di sini. tempatnya di pojok lagi," balas Bisma. dia telah berhenti memukul-mukul meja. "Besok kan tanggal merah nih--"
Belum selesai Bisma bicara, Ariel langsung memotong, "Wait. tanggal merah? memperingati apa nih? berarti gue harus ngibarin bendera lagi dong. Rayna, Maya, istirahat kita langsung temuin Kak Bara."
"Heh, besok nggak ada yang namanya 'upacara' jadi lo nggak perlu ngibarin bendera," Bisma menekankan kata upacara dengan gemas.
"Terus?" tanya Ariel. dia mengerutkan dahi. bingung.
"Makanya dengerin gue dulu. omongan gue belum tuntas. main potong aja. besok semua anak SMA ini libur. guru, K5, security juga. semuanya libur. mumpung besok kita free, nah gue, Maya, Rayna, sama Justin udah punya rencana buat ngisi malam free kita nanti. kita berempat mau jalan-jalan tapi beda lokasi. gue sama Maya ke McD, Rayna sama Justin ke Pizzahut. terserah lo pada mau ikut nggak? iya gue tau kalian nggak pacaran dan pasti bakal nggak nyaman cuma jalan-jalan berdua dengan status nggak pacaran. terserah kalian sih. kita no maksa," jelas Bisma.
Untuk sesaat, Ariel dan Erick berpikir keras. perlu pertimbangan besar untuk menjawab tawaran Bisma. bagi Erick, tak butuh waktu lama untuk berpikir. dia sangat menerima tawaran Bisma untuk jalan-jalan bersama Ariel. PDKT gitu.
Erick berharap semoga jawaban Ariel sama. ikut jalan-jalan. Ariel menatap Erick. sadar kerena di pandangi, Erick balas menatap Ariel. Ariel kembali menatap Bisma.
"Oke deh gue ikut. dari pada garing sendirian di kamar. lo, Rick?" Ariel kembali menatap Erick.
"Gue pasti ikutlah," jawab Erick mantap.
"Kalian mau pergi sendiri atau ngintil salah satu dari kita?" Maya menunjuk dirinya dan Bisma kemudian menunjuk Justin dan Rayna.
Lagi, Ariel dan Erick saling tatap. kemudian mereka menjawabnya bersamaan tanpa janjian. kompak deh ^-^
"Kita pergi sendiri," jawab keduanya serempak.
Lagi lagi keduanya saling tatap lalu tersenyum satu sama lain.
"Ciaa .... ciaaa. kompak nih ye. belum jadian aja udah kompak. apalagi kalau pacaran. wuih, pasti tambah kompak," komentar Justin.
"Ah, Justin," Ariel mencubit punggung tangan Justin. sedangkan Erick membuang muka ke tembok yang ada di sampingnya menyembunyikan rona merah di pipinya, lalu kembali lagi menatap Justin.
"Bener nih mau pergi berdua? ngintil salah satu dari kita juga nggak papa," Rayna memastikan.
"Ah, biarin aja. emang lo nggak risi kalau di ikutin sama Ariel-Erick? lagian juga ntar lama-lama ketagihan pengin jalan bareng lagi. jadian deh," ujar Bisma.
"Kenapa sih lo selalu nyuruh gue pacaran? urusin hidup lo sendiri kenapa. urasan sendiri aja belum kelar malah ngurusin gue," sewot Ariel. "Btw, mau jalan kemana nih?" Ariel meminta persetujuan kepada Erick.
Erick terlihat berpikir. jari telunjuknya di tempelkan di dagu.
Tempat mana ya yang asyik buat jalan berdua? Ah iya!
"Taman Anggrek!" usul Erick semangat mengingat Taman Anggrek adalah lokasi yang paling tepat untuk PDKT. juga pemandangan taman yang indah dengan berbagai lampu warna-warni yang menghiasi taman. "Tapi kalau nggak setuju juga nggak pa-pa. gue ngikut lo aja," lanjut Erick.
"Hmm, boleh deh boleh. kebetulan gue udah lama nggak ke sana," Ariel setuju.
"Viks ya. habis Isya gimana?" tanya Erick.
"Oke," respons Ariel.
●●●
Haaaii para pembaca karyaku! ^^
Follow aku dong karena aku ingin berteman dengan kalian semuaaaa. kalian juga ingin menambah teman kan? memperbanyak followers gitu ^-^ olehkarena itu follow aku ya. pasti ku follback kok :)Please vote-nya dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu
Teen FictionCinta tidak selamanya mencintai seseorang yang sempurna, tapi mencintai dengan cara yang sempurna. Cinta tak selalu memandang rupa, tapi memandang hati. Begitulah yang dirasakan Ariela Manopo dan Erick Yunanda