5. Sayang Tanpa Kata

29.2K 2.1K 92
                                    

25 Mei

Perlu gue deskripsiin acara dating gue sama dia malam ini? Gue rasa nggak perlu deh. Kalian mungkin bisa ngerti sendiri lah gimana acara dating gue sama si Peanuts dodol super nyebelin itu.

***

Iqbaal menjenjangkan lehernya melihat kearah kamar (namakamu). Iqbaal meraih ponselnya dan mengirim pesan pada (namakamu) agar keluar dari rumah.

Namun, sudah beberapa kali ia mengirim pesan. (Namakamu) tak kunjung keluar dan bahkan tak ada balasan.

"Wah, ni anak ngajak ribut, nggak keluar-keluar." Iqbaal menyimpan kembali ponselnya kedalam saku.

Iqbaal turun dari sepeda dan memarkirkan sepedanya bersandar pada pagar rumah (namakamu). Iqbaal berdehem beberapa kali dan kemudian menarik napas panjang.

"PUMPKIN KELUAR DONG!!" Iqbaal berteriak sekencang mungkin dan sesekali mengguncang-guncang pagar rumah (namakamu) yang seketika menimbulkan suara berisik karna pagar yang bertabrakan dengan dinding.

"PUMPKIN MASA DEPANNYA PEANUTS KELUAR DONG! KAN KITA MAU NGEDATE!!" Iqbaal kembali berteriak dan kali ini lebih keras dari sebelumnya.

Sementara itu, (namakamu) menutup kedua telinganya dengan telapak tangan agar tidak mendengar teriakan Iqbaal. Ia benar-benar tidak ingin pergi dengan Iqbaal malam ini.

Suara-suara aneh mulai bermunculan. Seperti kentongan, drum tempat sampah, galon air, dan pagar yang diguncang beberapa kali disertai dengan teriakan Iqbaal yang terus memintanya keluar.

"Dasar cowok gila!" Teriak (namakamu) frustasi.

Dengan kesal, (namakamu) keluar dari kamar menemui Iqbaal yang masih saja berteriak memanggilnya untuk keluar.

(Namakamu) sudah menyiapkan sumpah serapah untuk Iqbaal yang menurutnya setengah tidak waras.

Iqbaal terus memukul-mukul kentongan yang ia dapat dari pos ronda dekat rumah (namakamu). Ia harus membuat (namakamu) keluar. "PUMPKIN!!"

"WOY BERISIK!!" (Namakamu) membuka pintu pagarnya dengan tak santai. Wajahnya begitu kesal karna ulah Iqbaal yang membuat keributan di depan rumahnya.

"Lo itu gila apa gimana sih, Peanuts?! Malu kali teriak-teriak di depan rumah orang. Kalo tadi bokap gue yang keluar gimana?" (namakamu) menatap Iqbaal tajam.

Iqbaal tersenyum melihat (namakamu) keluar dari rumah dan berdiri tepat di hadapannya. Iqbaal membuang kentongan yang ia pegang dan ia pukul sejak tadi.

"Kalo bokap lo yang keluar ya gue bilang aja mau nikahin anak gadisnya. Gue yakin bokap lo a.k.a camer gue nggak galak sama gue," balas Iqbaal disertai senyum lebar menyebalkan.

"Kiamat bokap gue punya mantu sableng kayak lo."

Iqbaal terkekeh dan menaikkan kedua bahunya membalas perkataan (namakamu) yang tergolong sadis padanya.

"Ayo!" Iqbaal menarik tangan (namakamu) mendekat pada sepedanya. Tapi, penolakan justru ia dapatkan dari (namakamu). Gadis itu menghempaskan tangannya dan menatapnya dengan wajah datar.

"Gue kan udah bilang kalau gue nggak mau dating sama lo. Kenapa maksa? Dan elo udah buat keributan di rumah gue!" ucap (namakamu) ketus.

"Kan lo juga yang bikin gue ribut depan rumah lo. Coba kalo lo keluar sesuai jadwal, nggak bakal gue berisik." Iqbaal kembali menarik tangan (namakamu) dan meraih sepedanya.

"Lo yakin mau dating sama gue pake sepeda?" tanya (namakamu), alisnya terangkat tidak yakin.

Iqbaal mengangguk, "Biar romantis kayak di drama korea gitu," jawab Iqbaal asal.

I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang