08 Juni
Ini beneran deh. Gue nggak percaya banget sama Iqbaal yang bilang nasgor bikinan gue rasa cinta. Tampilannya aja amburadul kayak gitu, gimana rasanya coba?(¬_¬)ノ
***
(Namakamu) melangkahkan kakinya dengan riang menuju kelasnya di lantai dua. Ia datang lebih awal dari yang lainnya. (Namakamu) bahkan tidak memberitahu Iqbaal kalau ia datang lebih awal.
(Namakamu) masuk ke dalam kelas yang hanya diisi beberapa temannya yang dijadwalkan piket hari ini. (Namakamu) menarik kursinya dan duduk dengan manis. Tangannya meraih ponsel dan memasang earphone putih dikedua telinganya.
Senyumnya terlihat mengembang saat lagu favorite-nya terputar. Ia akan menunggu Iqbaal di sini. Iqbaal sudah berjanji akan membawa makanan untuknya hari ini.
***
Iqbaal menarik napas panjang saat kaki kanannya mulai menginjak anak tangga pertama. Di depannya, Aldi dan Bastian melangkah lebih dulu. Ia merasa lemas hari ini.
"Baal, nanti siang emang beneran jadi?" tanya Aldi yang kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Iqbaal.
Iqbaal hanya mengangguk. Ia benar-benar tak bersemangat hari ini. Seandainya, ini hari minggu, ia pasti akan menghabiskan waktu di rumah dengan beristirahat. Kecuali, jika (namakamu) minta ditemani jalan-jalan. Ia tidak akan pernah memperdulikan kondisi tubuhnya. Bagi Iqbaal, (namakamu) jauh lebih penting dari apapun yang ia rasakan.
"Lo harus bisa fokus, Baal. Yang pasti lo nggak usah curang kayak Ari," ucap Bastian yang diakhiri dengan tepukan di bahu Iqbaal.
Iqbaal tidak menjawab. Ia merasakan nyeri di dadanya dan merasakan tubuhnya lemas, langkahnya semakin berat. Iqbaal mencoba menarik napas lagi dan berharap semangatnya kembali.
"Bas, kirimin gue foto cewek yang kemarin lo kasih liat dong." Aldi maju satu langkah lebih cepat dari Iqbaal agar bisa menatap Bastian.
Iqbaal menunduk saat pandangannya mulai kabur. Kenapa dengan dirinya hari ini? Sejak bangun pagi tadi, tubuhnya sangat lemas. Kakaknya sudah melarangnya untuk masuk sekolah hari ini. Dan sebenarnya, ia ingin sekali istirahat. Tapi, ia sudah janji pada (namakamu) akan membawakan gadis itu makanan hari ini.
Iqbaal kembali melangkahkan kakinya. Tubuhnya terasa melayang dan mulai kehilangan keseimbangan. Dan terakhir yang Iqbaal ingat, tubuhnya membentur lantai dengan cukup keras.
Aldi dan Bastian menatap ke belakang. Keduanya terkejut saat mendapati Iqbaal tergeletak dengan mata terpejam. Pemandangan yang tidak pernah keduanya lihat sebelumnya.
Iqbaal pingsan.
***
(Namakamu) melangkahkan kakinya dengan cepat menuju UKS. Perasaan cemas membuat langkahnya terayun semakin cepat.
Aldi baru saja menemuinya di kelas dan mengatakan kalau Iqbaal sakit dan sekarang dibawa ke UKS. Mendengar kabar itu, (namakamu) langsung keluar dari kelas dan berlari kecil menuju ruang UKS.
Sesampainya di sana, (namakamu) melihat Iqbaal duduk di atas ranjang dengan kedua kaki tergantung. (Namakamu) masuk dengan cepat dan menyentuh kedua pipi Iqbaal dengan tatapan cemas.
"Lo kenapa sih, Peanuts? Kok bisa sampe pingsan gini?" tanya (namakamu). Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Iqbaal. Laki-laki itu terlihat pucat.
Iqbaal tersenyum dan mencubit pelan kedua pipi (namakamu). "Gue nggak papa, Pumpkin. Nggak usah khawatir ya? Gue cuma kecapekan aja."
"Kecapekan apanya? Muka lo pucet banget, Baal. Lo sakit kan? Sakit apa? Cerita sama gue. Jangan buat gue khawatir dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]
FanfictionJail dan nyebelin adalah sifat Iqbaal yang muncul tiba-tiba sejak setahun yang lalu setelah Iqbaal kecelakaan. (Namakamu) Clarissa menjadi satu-satunya korban favorite Iqbaal setiap harinya. Tiada hari tanpa kejahilan Iqbaal. Dan ia muak dengan itu...