14. NasGor Ala Iqbaal

23K 2.1K 112
                                    

16 Juni

Dia kembali...

***

(Namakamu) melangkah lunglai menuju kelas. Ia datang lebih awal dari yang lain. Sesekali, ia melirik layar ponselnya dan berharap Iqbaal mengiriminya pesan. Tapi sayang, tidak ada satupun pesan dari laki-laki itu sejak kemarin. Hanya satu pesan yang Iqbaal kirimkan untuknya kemarin, mengatakan bahwa Iqbaal baik-baik saja. Hanya itu, setelahnya tidak ada kabar sama sekali.

(Namakamu) meletakkan tasnya dan terduduk. Entah kenapa ia sangat mengkhawatirkan Iqbaal. Ini baru satu hari Iqbaal tidak ada kabar. Bagaimana jika suatu saat nanti ia kehilangan Iqbaal? Bagaimana keadaannya tanpa Iqbaal? Itu semua menjadi kekhawatiran setelah ia percaya kalau ia menyayangi Iqbaal.

"Morning Pumpkinku, kangen gue?"

Sebuah bisikan lembut terdengar di telinga (namakamu). Ia segera memutar kepalanya kebelakang dan ia terdiam. Ia melihat Iqbaal membungkuk di belakangnya dan tersenyum kearahnya.

"Kangen sama A'a Peanuts?" tanya Iqbaal dengan kedua alisnya yang terangkat.

'BANGEEETT!!' Dalam hati ia menjerit kencang, mengatakan pada Iqbaal kalau ia merindukan Iqbaal, meskipun Iqbaal hanya pergi satu hari.

"Enggak, ngapain ngangenin lo? Nggak penting banget," jawab (namakamu) alibi. Ia memasang wajah seolah tidak merindukan Iqbaal sama sekali.

Iqbaal tersenyum sangat lebar sampai kedua matanya menyipit. Ia tahu (namakamu) berbohong padanya. "Masa sih?" tanya Iqbaal dengan ekspresi yang masih sama.

"Iya lah, lo itu nggak penting buat dikangenin," jawab (namakamu) yakin.

Iqbaal menghela napas, memberikan kecupan di pelipis (namakamu) dan kembali menatap (namakamu) dengan senyum. "Kalo sekarang gimana? Masih nggak kangen? Apa perlu gue cium lagi biar ngaku?" tanya Iqbaal dengan nada mengancam.

(Namakamu) membatu merasakan ciuman Iqbaal di pelipisnya dan ancaman Iqbaal yang terdengar serius. Ada desiran aneh yang (namakamu) tahu apa artinya.

"Iih, iya-iya gue kangen sama lo! Puas?! Jadi cowok nyebelin banget sih, mainnya ngancem!" ucap (namakamu) kesal.

Sejujurnya, dalam hati (namakamu) berteriak girang karna hari ini ia melihat Iqbaal kembali. Laki-laki yang seharian kemarin membuatnya sering melihat ponsel, menunggu kabar dari laki-laki itu.

Iqbaal tersenyum puas dan kembali berdiri tegak. Iqbaal menarik kursi dan duduk di samping (namakamu). Tangannya yang semula bersembunyi di balik punggung, kini mengeluarkan sesuatu dan meletakkannya di atas meja. Kotak makan berwarna biru.

"Apaan nih?" tanya (namakamu) dan memutar-mutar kotak makan biru di hadapannya.

"Sebagai permintaan maaf dari gue karna kemarin gue udah buat lo khawatir," jawab Iqbaal.

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan alis terangkat. "Gue? Khawatir sama lo? Ewh, nggak! Gue malah seneng banget lo nggak ada kemarin," ucap (namakamu) ketus.

"Bohong mulu, gemes gue jadinya," ucap Iqbaal seraya membuka kotak makan biru di hadapan (namakamu).

(Namakamu) melihat ada sesuatu yang aneh di tangan Iqbaal. Luka lebam yang kini terlihat membiru. (Namakamu) meraih tangan Iqbaal dan memperhatikan luka itu baik-baik. Dan setelah itu, tatapannya beralih menatap Iqbaal serius.

"Ini kenapa? Kok lebam gini? Lo berantem ya, pasti?!" tanya (namakamu). Nada suaranya terdengar khawatir.

Iqbaal menarik lengannya dan seperti biasa... tersenyum.

I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang