11 Juni
Puas banget gue hari ini hihi...!
***
Pagi ini Iqbaal menjemput (namakamu) untuk pergi ke sekolah bersama. Dan Iqbaal menyadari ada yang aneh dengan gadis itu hari ini.
Iqbaal bersindekap dada dan memperhatikan cara jalan (namakamu) yang sedikit aneh. Berkali-kali ia meletakkan tangannya di dagu seperti tengah berpikir. Dan akhirnya, ia menarik (namakamu) untuk berhenti.
"Lo kenapa kayak susah gitu sih jalannya? Gue yang liat capek loh," tanya Iqbaal.
"Semalem lo nggak liat gue jalan pake heels?" bukannya menjawab, (namakamu) justru balik bertanya.
"Emang jalan pake heels bikin kaki capek apa? Perasaan, kakak gue tiap hari pake heels, jalannya biasa aja tuh, nggak lebay kayak lo," ujar Iqbaal dengan nada sedikit sinis.
(Namakamu) menatap Iqbaal dengan wajah kesal dan mata menyipit. Kali ini, (namakamu) yang bersindekap dada di hadapan Iqbaal.
"Apa lo bilang tadi? Lebay?" tanya (namakamu) ketus. "Gue nggak suka ya sama kata-kata lo! Lo itu nggak ngerasain gimana susahnya jadi cewek. Nggak ngerasain gimana gue nahan sakit di kaki gue semalem biar keliatan cantik di depan lo!"
(Namakamu) terdiam sejenak mencerna kata-katanya sendiri yang baru saja ia ucapkan. Padahal, ia sama sekali tidak punya maksud seperti itu. Ia memakai high heels semalam karna Ibunya yang memaksa agar ia terlihat lebih cantik dan anggun.
(Namakamu) sempat berharap kalau Iqbaal tidak mendengar ucapannya barusan. Tapi sayangnya, Iqbaal dengar dan menatapnya dengan tatapan menggoda.
Ah! (Namakamu) benci tatapan itu!
"Awh, Pumpkin mulai sweet, rela sakit demi Peanuts-nya...," Iqbaal mencolek pipi (namakamu). Senyumnya terlihat gemas pada (namakamu) yang terlihat salah tingkah.
"Apaan sih lo," desis (namakamu) kesal sambil menepis tangan Iqbaal.
(Namakamu) menghela napas. "Tadi lo bilang gue lebay kan? Sekarang, gimana kalau lo ngerasain jadi gue dengan pake heels gue selama dua puluh empat jam dan lo baru boleh lepasin heels gue besok pagi di sini." tantang (namakamu) dengan kepala mendongak sombong.
Iqbaal menaikkan kedua bahunya. "Siapa takut? Cuma pake barang gituan doang kan? Kecil itu mah." Iqbaal menengadahkan tangannya dihadapan (namakamu). "Sekarang, mana heels-nya?"
(Namakamu) tersenyum tipis melihat Iqbaal menerima tantangannya dengan sangat santai. Dan hari ini ia pasti punya hiburan karna seorang Iqbaal akan mengenakan High Heels selama seharian penuh.
***
Steffi mengeluarkan bukunya dari dalam tas dan bertanya pada Salsha. "Lo udah ngerjain PR matematika belum? Gue nyontek dong."
"Boro-boro ngerjain, buka bukunya aja gue enggak. Noh, si gendut ngajakin gue keluar tadi malem," jawab Salsha. Wajahnya terlihat malas dan menunjuk Aldi dengan dagunya.
"Hah? Si gendut? Siapa? Rizky?" tanya Steffi.
"Bukan Epi! Maksud gue noh si Aldi," jawab Salsha malas.
Steffi melirik kearah Aldi yang tengah berkaca dan menyisir rambutnya. Sesekali, Steffi tertawa kecil saat Aldi berpose sok kegantengan di depan kaca.
"Ada apaan lo sama si Aldi? Tumben amat dia ngajakin lo jalan malem-malem?" tanya Steffi. "Ah gue tau, lo sama Aldi lagi pdkt ya?" Steffi mencoba menebak dan menaik turunkan alisnya menggoda Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]
FanfictionJail dan nyebelin adalah sifat Iqbaal yang muncul tiba-tiba sejak setahun yang lalu setelah Iqbaal kecelakaan. (Namakamu) Clarissa menjadi satu-satunya korban favorite Iqbaal setiap harinya. Tiada hari tanpa kejahilan Iqbaal. Dan ia muak dengan itu...