BAB 3

2.6K 331 64
                                    

Zidny Iman Latifa sebagai Safana Putri Quila
.
.

Sudah satu bulan ini Vano bersekolah di SMA HARAPAN BANGSA.
Dan ia memutuskan untuk berpindah tempat duduk di bangku bagian depan urutan pertama bersebelahan dengan pintu, ia duduk bersama Safa. Dan akhir akhir ini mereka berdua sangat berubah terhadap ku. Pernah aku menyapa mereka, mereka hanya menatap ku datar lalu pergi. Entah salah ku apa sehingga mereka berdua berbuat seperti itu terhadap ku
.
.

"Qila," Panggil Lana dari arah pintu.

Qula hanya melambai lambai kan Tangan nya saja untuk membalas panggilan Lana.

"Loh, Cipa mana?" Tanya nya sambil duduk disebelah Qila.

"Lagi dikantin," Jawab Qila sambil membaca novel nya.

"Ohh," Jawab Lana sambil mengangguk angguk kan kepala nya.

"Ehh Qil, hari ini ada empat murid baru loh. Dua cewek dan dua cowok. Dan kata nya mereka berempat ini sepupuan." Ucap Lana dengan nada yang antusias.

"Ohh ya? Keren dong kalau gitu," Jawab Qila biasa saja dan masih tetap membaca novel nya.

"Ck, Qila. Lo kenapa sih akhir akhir ini berubah jadi cuek begini." Tukas Lana dengan nada jengkel nya.

"Lana, gue nggak berubah kok. Gue tetep Qila yang dulu. Gue tadi itu cuma nggak mood aja," Jawab Qila lembut sambil menatap Lana.

"Yaudah. Tapi, kalau sampai lo berubah cuek atau sakit hati gara gara si duo kadal itu. Gue nggak bakalan segan segan bikin pelajaran sama mereka berdua." Lanjut Lana dengan nada sedikit emosi.

Qila yang mendengar ocehan Lana itu hanya mengangguk angguk kan kepala sambil melanjut kan membaca novel.

Kring Kring Kring

Bel masuk pun berbunyi. Qila melihat ke arah pintu. Disana ada Syifa yang sedikit berlari menuju bangku nya yang berada didepan bangku Qila. Tak lama kemudian disusul Vano dan Safa yang sedang tertawa terbahak-bahak. Qila sempat bertatapan dengan Vano, tetapi Vano langsung membuang tatapan nya dan langsung menggandeng tangan Safa menuju ke arah bangku nya.
Qila yang melihat nya pun hanya tersenyum tipis.

"Qila, gue balik ke bangku gue ya," Ucap Lana langsung berpindah tempat.

Yap, Lana dan Syifa duduk sebangku.

Tak lama kemudian Bu Sri guru matematika masuk kedalam kelas bersama empat murid baru di belakang nya.

"Apa ini murid baru yang dimsksud Lana tadi."  Batin Qila sambil menatap murid baru tersebut.

"Selamat pagi anak anak," Sapa Bu Sri.

"Pagi juga Bu," Jawab anak-anak yang lain.

"Hari ini kalian mendapat kan empat teman baru sekaligus. Buat kalian berempat, silahkan perkenalkan diri kalian." Ucap Bu Sri sambil duduk di kursi nya.

"Hai guys, pekenalkan nama gue Karin Novilda panggil aja Karin,"

"Hai guys, kalau gue Sarah Alana panggil aja Sarah,"

"Hai guys, gue Muhammad Arsen Prasetya panggil aja Arsen,"

"Hai guys, kalau gue Bimo Azka Prasetya panggil aja Azka. Semoga kalian semua bisa berteman baik sama kita berempat" Ucap murid baru tersebut yang bernama Azka

"Baiklah, kalian berempat silahkan mencari bangku kalian masing masing. Ibu kan menghadiri rapat guru di kantor." Tukas Bu Sri dan diiringi sorakan bahagia teman teman sekelas.
.
.

"Hai, gue boleh duduk disini nggak?" Tanya salah satu murid baru itu.

"Boleh kok. Kebetulan nggak ada yang nempatin," Jawab Qila sambil tersenyum ke arah nya.

Dia membalas senyuman Qila dan duduk di sebelah Qila.

"Kenalin nama gue.."

"Gue udah tau nama lo. Nama gue Aqila Putri Kirana, panggil aja Qila." Ucap Qila memotong pembicaraan nya tadi.

Qila yang melihat Arsen dengan wajah kesal nya pun hanya terkekeh kecil.

"Kalau lo tau nama gue. Coba lo sebutin lagi nama lengkap gue," Lanjut nya sambil menatap Qila.

"Muhammad Arsen Prasetya. Bener kan?" Jawab Qila sambil menatap nya juga.

"Yap, bener banget. Karena lo tau nama lengkap gue. Mulai sekarang kita bakalan jadi sahabat selama nya," Lanjut nya lagi dengan wajah yang sok diseriusin.

Qila yang mendengar jawaban nya hanya tertawa pelan sambil mengangguk kan kepala.

Kring Kring Kring

Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Qila, Arsen, Lana, Syifa beserta ketiga sepupu Arsen langsung menuju ke kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi sudah demo meminta di isi.

Sesampainya di kantin mereka bertujuh pun duduk disebelah tembok dan Azka memesan makanan.

"Ehh, iyaa kenalin nama gue Karin," Ujar sepupu Arsen yang bernama Karin itu.

"Iya, gue tau kok. Jadi kalian berempat nggak usah kenalan lagi." Jawab Lana sambil memandang sekitar kantin yang ramai.

Karin pun hanya mengangguk kan kepala saja.

"Buat Qila, Lana, Syifa. Gue boleh nggak jadi sahabat kalian bertiga," Lanjut Karin dengan nada hati hati.

"Ya boleh lah Rin. Masa nggak boleh sih. Mulai saat ini kita bertujuh akan menjadi sahabat sehidup semati." Jawab Syifa dengan nada girang nya.

"Wey, lagi bahas apa ini? Keliatan nya seru banget," Tanya Azka yang baru datang sambil membawa pesanan kami berenam.

"Ada deh. Mau tau aja sepupu ku ini," Jawab Sarah sambil mencubit kedua pipi Azka.

Azka yang pipi nya di cubit oleh Sarah langsung mencak mencak sambil mengomeli Sarah dengan kata-kata pedas.

Qila yang melihat nya hanya terkekeh pelan.

"Qila," Panggil Arsen.

"Hmm," Jawab Qila yang sedang mengunyah nasi goreng.

"Gue boleh minta id line lo?" Tanya Arsen dengan nada pelan.

"Ciee, Arsen minta id line nya Qila nih," Goda Lana dengan nada yang keras sehingga semua orang yang berada dikantin ini menatap ke arah meja mereka bertujuh termasuk Safa dan Vano.

Qula sempat melirik ke arah meja Vano dan Safa. Vano menatap ke arah ku dengan tatapan tak suka. Entah mengapa ia menatap Qila seperti itu.

"Lana, lama-lama mulut lo gue sumpel pake kaos kaki yang lama nggak dicuci," Tukas Qila kepada Lana dengan nada sedikit kesal.

"Yaelah Qil, bercanda kali. Gitu aja udah marah." Jawab nya santai sambil memasuk kan pentol kedalam mulut nya.

Qula yang mendenggar jawaban dari Lana hanya mendelik kesal. Lalu kembali menatap Arsen.

"Cen, jadi minta id line gue nggak?" Tanya Qila kepada Arsen.

"Cen? Qila, nama gue Arsen bukan Cen." Jawab Arsen dengan nada polos nya.

Qila yang mendengar jawaban dari Arsen hanya bisa memutar kedua bola mata ku.

"Mulai sekarang lo gue panggil Arcen. Itu panggilan kesayangan dari gue buat lo." Jawab Qila dengan nada malas.

"Ceilah, panggilan sayang. Yaudah kalau gitu mulai sekarang gue juga panggil lo Bebek. Itu panggilan kesayangan gue buat lo." Jawab nya sambil tertawa pelan.

Qila yang mendengar jawaban dari Arsen hanya bisa mendelik sebal.
.
.
.

Yuhuuu, akhir nya BAB 3 nya kelar juga.
Ada yang mau kasih saran judul nggak? Kayak nya kalau judul nya Fake Friend nggak cocok deh sama jalan cerita nya. Kalau ada ide silahkan berkomentar ria yaa

Di tunggu vote dan comment nya:*

Fake Friend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang