BAB 17

1.5K 115 10
                                    

Sudah seminggu Qila dan Rydwan berada di bandung. Dan mereka berdua telah menjalan kan kuliah mereka dua hari yang lalu.

"Ryd, jalan yuk." ucap Qila mengajak Rydwan untuk berjalan jalan.

"Ntar malam aja deh Qil. Sekalian juga malam mingguan ajak juga Haru sama Jino." jawab Rydwan sambil memain kan ponsel nya.

"Yaudah deh,"

"Kalau gitu gue ke kamar dulu ya." lanjut Qila dan langsung bergegas menuju ke arah kamar nya.
.
.

Sore pun telah tiba. Kini Qila tengah sibuk membuat kue bersama Haru.

"Dek, ntar malam ikut kak Qila sama bang Rydwan jalan jalan ya." kata Qila kepada Haru.

"Cuma bertiga aja kak?"

"Kalau cuma bertiga aja, mending Haru di rumah aja dari pada jadi obat nyamuk nya kak Qila sama bang Rydwan," lanjut Haru lagi.

Qila yang mendengar ucapan dari Haru itu hanya bisa menatap Haru dengan tatapan datar.

"Kamu lupa kalau kita bertiga sepupuan?"

"Kalau kamu lupa sini kakak pukul pake payung biar kamu nggak lupa lagi," lanjut Qila lagi dengan nada yang sedikit kesal.

Haru yang mendengar ucapan dari Qila bahwa ia akan di pukul dengan payung hanya bisa menunjuk kan cengiran khas nya itu.

"Ehehehe, maaf kak. Maklum otak Haru lagi lemot gara gara ulangan fisika tadi." jawab Haru dengan menunjuk kan senyuman menyebal kan menurut Qila.

"Gara gara ulangan fisika atau gara gara Jino?" goda Qila dengan nada datar nya. Ia masih kesal terhadap Haru.

"Dihh, apaan sih kak. Udah yuk kita ke depan." jawab Haru malu malu sembari bergegas menuju ke arah depan tak lupa juga membawa kue nya.

Qila pun hanga bisa menggeleng kan kepala nya melihat tingkah Haru, dan langsung mengikuti Haru dari belakang.
.
.

"Qil, ada yang mau video call'an sama lo nih." ucap Rydwan.

"Siapa?" tanya Qila sembari meletak kan kue di meja.

"Bentar," jawab Rydwan sembari memainkan ponsel nya.

"Nih, lo tunggu aja." lanjut Rydwan lagi sembari mengambil kue dan langsung melahap nya.

Tak lama kemudian ponsel Rydwan pun menunjuk kan wajah seseorang yang sangat Qila rindui.

Video call on

"Hai, bebeq sayang." Sapa seseorang itu.

"Arsen," jawab Qila dengan mata yang berkaca kaca.

Yap, seseorang itu adalah Arsen.

Arsen pun hanya menunjuk kan senyum termanis nya itu.

"Gimana, betah di bandung?" tanya Arsen.

"Alhamdulullah betah Cen." jawab Qila diiringi dengan air mata nya.

"Kenapa lo selalu nanggis kalau pas kita lagi tatap muka begini?" tanya Arsen lagi.

"Karena gue kangen sama lo Cen," jawab Qila dengan isakan tangis nya.

Arsen yang mendengar ucapan dari Qila itu hanya bisa tersenyum sendu.

"Udah, jangan nanggis lagi ya."

"Gue nggak suka liat orang yang gue sayang nanggis di depan gue." lanjut Arsen lagi sembari tersenyum.

Qila pun langsung menghapus air mata nya dan membalas senyuman dari Arsen.

"Yaudah, kalau gitu udahan dulu ya." ucap Arsen.

Fake Friend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang