"Suram?"Aluna menatap pria yang entah datang dari mana dan sekarang mereka duduk berdua di bangku taman tempatnya mengajar. Pria yang memperkenalkan diri sebagai Renan itu sebelas dua belas dengan Bara. Dia seorang pria yang memakai baju perlente yang menggambarkan bahwa dia dari kalangan berduit. Kedatangan pria itu cukup membuat Aluna kaget. Tapi permohonan pria itu untuk bicara karena dia adalah sahabat Bara, membuat mereka berakhir duduk di tempat itu.
Hari Rabu dengan tanah sedikit lembab karena embun yang turun cukup banyak.
"Iya. Suram. Bara itu pemuda yang suram. Dia dirundung oleh satu sekolah ketika kami berada di bangku menengah."
"Dirundung?" Aluna mengeryit. Dia merasa heran karena dari sikap Bara yang terlihat tegas dan percaya diri, bagaimana mungkin dia menerima perundungan? Bara jenis manusia yang bisa membela diri dengan sikap tegas dan percaya dirinya itu.
"Dia terlalu ganteng."
Aluna terpaku dan lalu tertawa pelan. Dia meluruskan kakinya dan menatap ujung sepatunya.
"Huum. Aku mengerti."
"Aku berkata yang sebenarnya. Dia di bully karena dia terlalu tampan. Banyak anak laki-laki tidak menyukainya karena mereka merasa tersaingi."
"Aku mengerti bagian itu. Tapi suram?" Aluna menoleh pada Renan yang entah mengapa berbicara dengannya dengan sangat sopan.
"Iya. Suram. Bara tidak suka bergaul terlalu banyak. Dia selalu khawatir semua orang mengetahui latar belakangnya sebagai anak milyuner dan dia berpikir itu akan membuatnya tidak mendapatkan pertemanan yang tulus."
Aluna mengangguk-angguk. Bara terdengar hidup dalam kekhawatiran sepanjang hari ketika remaja.
"Tapi dia berhasil mengatasinya bukan?" Aluna menatap kejauhan.
"Dia selalu bilang dia manusia paling tidak bahagia di dunia ini."
"Oh. Apakah dia tidak bersyukur?"
"Bukan. Dia sangat positif ketika kami masuk bangku kuliah dan akhirnya lulus dan bekerja. Tapi, lima tahun lalu adalah saat dimana dia jatuh ke titik terendah hidupnya."
Aluna menautkan jemarinya dan terdiam saat mendengar Renan menceritakan situasi Bara saat itu. Tentang Bara yang dikhianati oleh ayah dan kekasihnya. Tentang ibunya yang menarik diri dari Bara dan kehidupan sosialnya. Sebuah kisah yang sangat berat.
Mereka terdiam.
"Dan Bara seperti terbangun dari tidur panjangnya. Dia menemukanmu dan dia jatuh cinta."
"Jatuh cinta tidak secepat itu. Kami baru saja mengenal."
"Entahlah. Aku juga bukan jenis manusia yang percaya cinta pada pandangan pertama, tapi Bara berubah beberapa hari belakangan ini. Oh, tidak... beberapa minggu belakangan ini. Tepat ketika kalian terlalu sering bertemu tanpa sengaja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA UNTUK BARA
RomanceKonon katanya, pertemuan tanpa sengaja lebih dari tiga kali adalah sebuah pertanda. Pepatah itu diyakini oleh Aluna Anandara dan Barawala Borgoiba. Dan ketika hal itu terjadi kepada mereka, mereka mengambil sikap yang berbeda. Sebagai seorang gadis...