Dare

35.4K 2.1K 185
                                    


Kesibukan yang tidak terbendung. Beberapa proyek yang sedang berjalan jelas menyita waktu Bara hingga dia sering pulang sangat larut dan itu membuat Aluna khawatir. Kunjungan ke banyak hotel dan resort milik keluarga Borgoiba bahkan mengharuskan Bara berada di luar kota untuk satu atau dua hari. Itu jelas tidak mudah bagi Aluna yang sedang hamil. Semua ruangan di rumah yang berukuran besar, membuat Aluna merasa semakin kesepian. Dia bahkan pernah memandangi ranjangnya tanpa berniat tidur di atasnya dan berakhir tertidur hingga pagi di sofa.

Berhenti mengajar sesuai keinginan suami. Mengunjungi ibu mertua dan mengobrol hampir setiap hari. Semua nampak menyenangkan dan Aluna menyukai hal itu. Mendengarkan ibu mertuanya bercerita banyak hal tentang Bara yang belum dia ketahui, seakan Aluna menemukan cara belajar mengenal lebih dalam bagaimana Bara di masa lalu.

Tapi, kesehariannya sekarang membuat Aluna merasakan sebuah celah dimana dia selalu penasaran dengan sesuatu yang selalu mengganjal di hatinya. Terlebih ketika dia berkaca dan menatap liontin separuh hati yang dia pakai. Rasa penasaran itu semakin tak tertahankan dan menggelitik hatinya untuk segera dipuaskan.

Pagi itu, turun dari mobil beberapa blok dari toko buku yang akan ditujunya, Aluna menyuruh supir keluarga Borgoiba untuk istirahat dan mendapatkan satu cup kopi. Aluna meminta supir itu untuk tidak menunggunya.

Aluna berjalan pelan sambil menatap ke arah toko-toko yang berderet rapi. Jam 10:00 dan tentu saja pertokoan sudah menggeliat oleh kegiatan jual beli. Aluna berdiri sejenak di depan sebuah toko kain yang sedikit ramai. Dia menepi karena lalu lalang orang yang cukup ramai.

Aluna menoleh ke belakang. Mobil keluarga Borgoiba bergerak meninggalkan tempat dimana dia tadi turun. Aluna berhenti sejenak dan mengatur napasnya. Dia bergeser dan dari balik sebuah gerobak soto, Aluna menunggu taksi online yang dia pesan sesaat tadi.

Aluna terlihat waspada. Walaupun sudah terbiasa dengan pola hidup seperti Bara dan ibunya yang hanya keluar untuk hal-hal yang penting, namun tak urung Aluna menyukai kegiatan seperti yang dia lakukan sekarang. Berada di jalan, menuju ke suatu tempat tanpa memikirkan apapun.

Aluna masuk ke sebuah taksi setelah memastikan bahwa benar taksi itu yang dia pesan. Dia duduk dan menghela napas lega. Aluna memeluk tas tangannya dan membetulkan letak duduknya agar lebih nyaman. Taksi melaju menuju ke sebuah butik. Butik dimana Aluna akhirnya berjanji menemui seseorang. Rosita Sandjaya.

Dan membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk sampai di depan butik yang terlihat mewah milik Rosita Sandjaya. Aluna turun dan mendongak menatap bangunan 3 lantai yang berdiri sendiri tanpa ada bangunan lain menempel di dekatnya.

 Aluna turun dan mendongak menatap bangunan 3 lantai yang berdiri sendiri tanpa ada bangunan lain menempel di dekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluna masuk ke butik itu dan aroma pengharum ruangan membuatnya berhenti dan menahan napas.

"Oh, selamat datang. Kenapa? Kau baik-baik saja, nak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALUNA UNTUK BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang