Chapter 2

838 50 3
                                    

Author's POV
Setelah acara pembukaan ospek di aula selesai, seluruh mahasiswa dan mahasiswi baru akan dibimbing oleh panitia ospek untuk berkeliling mengelilingi gedung setiap fakultas masing-masing di mana sesi acara ini dilaksanakan agar mahasiswa dan mahasiswi baru lebih mengenal lingkungan kampusnya terlebih dahulu.

Setelah acara pengenalan kampus selesai, seluruh mahasiswa dan mahasiswi baru diperkenankan pulang guna mempersiapkan peralatan ospek yang akan dibawa keesokan harinya.

Martin's POV
"Al, hari ini kamu ada acara nggak?" ucapku.

"Hmm.. Kayaknya nggak ada deh tin. Emang ada apa sih?" ucap Alenta.

"Nyari bahan ospeknya barengan yuk, sekalian jajan es krim gitu.. Hehehehe." ucapku.

"Bentar ya, aku telpon mamaku dulu." ucap Alenta.

Akhirnya, aku duduk di sebuah kursi taman yang nggak jauh dari aula tadi.

Aku ngeliat Alenta yang lagi telpon sama mamanya dari tempat dudukku sekarang.

Ternyata, Alenta itu cantik banget ya. Eh, ngomong apaan sih aku ini.
Inget, aku harus rajin kuliah lalu setelah lulus aku bakal mengejar impianku untuk jadi seorang disc jokie terkenal. Bukan untuk nyari pacar, batinku.

Setelah itu, Alenta nampaknya udah selesai telponan sama mamanya dan lagi jalan ke arahku.

"Ayo, tin. Kita berangkat sekarang keburu ujan terus entar nggak jadi makan es krim loh." ucap Alenta sambil cengiran.

"Ayo, nona manis." ucapku.

"Apaan sih, kamu ngomong nona manis segala." ucap Alenta sambil blushing.

Author's POV
Martin sama Alenta menuju lapangan parkir kampus dan mengayuh sepeda mereka ke arah toko alat tulis yang nggak jauh dari kampus.

Mereka membeli beberapa lembar kertas berwarna dan spidol permanent untuk bahan ospek keesokan harinya.

Sebenernya bahan untuk ospek itu nggak terlalu susah nyarinya cuman Martinnya aja yang pengen modus, hehehehe. (bercanda)

Setelah mereka membeli peralatan ospek, mereka langsung pergi ke taman kota karena di sana lebih rindang dan ada penjual es krim keliling yang katanya orang di sana sih es krimnya enak dan lumer gitu.

Alenta's POV
Katanya Martin mau beliin es krim kok lama banget sih nggak balik, batinku.

Ah, daripada nungguin Martin lama mending ambil beberapa jepretan foto disini.

Sebenernya, aku bawa kamera fotografer loh cuman buat bawa-bawa aja biar tasku keliatan berat. Aku memposisikan diriku dengan posisi enak agar hasil jepretanku bagus dan menarik.

Setelah aku mengambil beberapa jepretan, aku langsung liat hasilnya. Hasil jepretanku berupa hempasan angin yang menggugurkan daunnya serta sekumpulan anak-anak yang bermain ayunan di deket air mancur taman.

Ketika aku sibuk dengan kameraku, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku dari belakang siapa lagi kalo bukan Martin.

"Bisa nggak kamu itu nggak perlu ngagetin aku?" ucapku sebal.

"Ya maaf deh, nona manis." ucapnya.

"Hmmm..." balasku sambil memakan es krim.

Martin's POV
Ketika Alenta memakan es krim sambil melihat foto ke arah kamera miliknya, aku langsung mendekatkan diriku ke kameranya karena penasaran.

"Ku mau liat dong, nona." ucapku.

"Oh, boleh nih." ucap Alenta.

"Kamu hobi banget fotografi ya? Fotomu keren-keren." ucapku.

"Iya, fotografi adalah hidupku." ucapku.

"EDM adalah jiwaku, Al." ucapku.

"Wow, aku juga suka EDM tin." ucap Alenta.

Author's POV
Setelah mereka berbincang-bincang di taman, mereka memutuskan untuk mengayuh sepeda mereka masing-masing lalu pulang ke rumah karena mereka harus mengikuti ospek sampai 5 hari ke depan.

Kira-kira Martin sama Alenta bakalan deket terus nggak ya setelah ospek selesai? Atau mereka malah jarang ketemu lagi?
Penasaran? See you at next chapter. 🙏

Never Thinking (Martin Garrix & Hailee Steinfeld) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang