Kira-kira Martin sama Alenta bakal ketemuan nggak ya? Apa mereka saling menghindar satu sama lain?
Happy Reading guys 😇Martin's POV
Dia semakin mendekat ke arahku, Ya Tuhan semoga aku bisa menyapanya.Ya, setidaknya menyapa dia saja sudah cukup bagiku.
"Hai, Al.." sapaku pelan.
"Hai, Tin. Apa kabar kamu? Btw, kita kan jarang ketemu.. Hehee.." balasnya dengan senyuman indah yang selalu aku tunggu dari wajah cantiknya itu.
"Siapa tuh, Al?" ucap salah seorang teman Alenta yang berambut pirang.
"Oh, dia temen ospekku dulu Tay. Eh kenalin guys, ini Martin Garrix." sahut Alenta.
"Hai, gue Maddie." ucap seorang gadis tomboy yang stylish banget.
"Haloo, gue Lily. Salam kenal ya, bro. Hehee.." sahut seorang gadis yang berpenampilan feminim.
"Hai, loe pasti udah denger nama gue kan? Kalo Alenta mah manggil gue Tay, tapi nama asli gue Taylor." balasnya sambil bersalaman denganku.
Tetapi, di saat aku tengah bersalaman dengan si Taylor ini aku merasa ada yang aneh aja.
"Udah kenalan semua kan ya? Ayo buruan, kita antri buat masuk ke ruang bioskop" ucap Alenta.
"Kalian antri duluan aja deh, entar aku nyusul kok." sahut Alenta lagi.
"Cepetan ya, jangan lama-lama ngobrol sama gebetan lamanya.." jawab Taylor sambil memasang wajah yang menyeringai kepadaku.
Jujur aja, aku semacam takut sama tatapannya si Taylor ini. Eh, tapi kenapa Alenta nyuruh temen-temennya antri duluan?
Apa dia mau tanya sesuatu padaku? Aku nggak boleh keliatan gugup di depan Alenta, supaya nggak keliatan aneh aja.
Setelah temen-temennya mulai berlalu, tiba-tiba Alenta....
"Tin, emangnya kamu kesini sama siapa? Nggak mungkin sendirian kan?" tanya Alenta.
"Atau sama pacar baru ya? Heheee.." sahut Alenta.
"Hehe.. Aku nggak sendirian kok, pacar? Hahaa.. Kamu bisa aja, Al." jawabku dengan tenang.
"Ya, mungkin aja kali Tin." ucap Alenta lagi.
"Aku sama...." jawabku sambil menggantung ketika ada seorang lelaki memanggil namaku, siapa lagi kalo bukan Peter.
"Hoy, Peter. Sini deh.." panggilku ke Peter.
"Apaan lagi, Tin? Btw, gue udah beli tiket nonton nih. Ayo buruan masuk ke ruang bioskopnya. Wait, siapa gadis cantik ini yang rela ngasih waktunya hanya buat ngomong hal yang nggak berguna sama loe, Tin?" ucap Peter heran dan kaget.
Aku sempat melihat Alenta tersenyum dan aku juga semakin malu jadinya.
"Hai, aku Alenta. Alenta Robinson. Teman ospeknya Martin." ucap Alenta sambil tersenyum manis.
Emang senyumnya manis banget.
"Aku sahabat kecilnya Martin, sampai-sampai kalo Martin galau itu dia selalu meluk aku sampai aku jatuh." ucap Peter sambil memasang wajah melankolis.
"Oh iya, Alenta kamu nonton di ruang nomer berapa?" balas Peter lagi.
"Aku nggak tau sih nonton di ruang berapa, tapi temenku ngasih tau kalo nama filmnya itu Train to Busan gitu." jawab Alenta.
"Oh, sama dong dengan kita. Kita juga mau nonton film itu. Katanya orang-orang yang udah nonton sih, filmnya bagus gitu.." balas Peter.
Apa? Alenta nonton film yang sama denganku? Aduh, gimana ini? Peter juga ngapain lagi pilih film yang sama kayak Alenta, batinku.
"Ya udah ayo masuk sekarang, sebelum filmnya mulai tuh." jawabku.
"Ayooo.." balas Alenta lagi.
"Cus..." jawab Peter.
Ya Tuhan, kenapa ini semua terjadi secara bersamaan? Ketika aku merindukan Alenta dan di saat itu pula aku harus bertemu Alenta di tempat yang sama.
Semoga saja, aku bisa menjalani ini semuanya. Tetapi di lubuk hatiku yang terdalam, aku sangat senang jika Alenta saat ini berada di dekatku.
Ya, dekat denganku walau hanya sebatas dekat karena berjalan secara beriringan menuju ruang bioskop.
Semoga suatu hari, Alenta bukan hanya teman ospekku saja tetapi....
Hayo, tetapi apa coba? Heheee...
Btw, apa aja ya yang terjadi di dalam ruang bioskop itu?
Oh iya, film Train to Busan itu emang ada loh dan menurut gue filmnya bagus banget. Kalo kalian belum nonton, coba deh googling trus langsung nonton.
Seminggu ini, gue bakal update 2x loh..
See you soon, guys..
Vote or Comment please.. 😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Thinking (Martin Garrix & Hailee Steinfeld) (Completed)
FanfictionKetika cinta datang lalu pergi secara tiba-tiba